Don't Cry (SeKai)

2K 122 19
                                    

Jongin tengah menangis di atas tempat tidurnya, bukan karena mimpi buruk, bukan juga karena patah hati, bukan karena fans yang mencela dia sebab pasti ada Exol's yang akan membela dia, lalu karena apa?

Karena teringat appa nya yang baru saja meninggal, bahkan dalam konser semalam ia tidak mampu menahan air matanya yang berusaha membasahi pipi nya.

Apakah dia tengah sendiri di kamarnya? Tidak, ada Sehun di belakang punggungnya.

Apakah Sehun tidak perduli? Bukan, dia sangat perduli. Sehun hanya ingin membiarkan Jongin meluapkan kesedihannya, ia tidak ingin Jongin menahannya, ia ingin rekannya, sahabatnya, orang yang ia cintai itu melepaskan semua beban yang ada di bahunya.

Sehun mencintainya? Tentu saja, bahkan sejak mereka masih trainee  9 tahun yang lalu.

Apakah Jongin tau? Tentu, Jongin tau. Bahkan semua member tau. Tapi fans, membuat mereka bertahan dalam diam, tidak berani menunjukkan didepan umum. Negara mereka bukan negara yang bebas. Sehun tidak masalah jika banyak yang menghujat dirinya, tapi ia takut jika semua menghujat Jongin. Ia masih takut hal buruk akan terjadi pada Jongin, meskipun Jongin sendiri tidak terlalu takut dihujat oleh fans jahat.

"Hyung..." Panggil Sehun saat melihat Jongin mulai tenang, ia jarang sekali memanggil hyung pada Jongin. Sangat jarang.

"Hyung masih belum lelah?" Tanya nya lagi, sudah hampir dua jam dan Jongin masih menangis di depannya.

"Jika hyung tidak berhenti menangis, appa mu akan ikut sedih..." Sehun mendekati Jongin, naik ke atas tempat tidur. Memeluk Jongin dari belakang berharap mampu menghentikan bahu yang sesekali bergetar itu.

"Aku... Sudah tidak menangis..." Meskipun Jongin mencoba menahannya, tapi Sehun mampu mendengar suara yang masih bergetar itu.

"Aku merindukannya..." Lirihnya lagi, berbalik menghadap Sehun, mencari kenyamanan dalam pelukan orang yang di cintainya.

"Ssstttt... Appa selalu ada disisimu..." Bisik Sehun.

"Ia selalu mengawasi mu.... Dan jika kau nakal, ia akan mencubitmu seperti ini..." Sehun mencubit pipi Jongin yang masih basah, membuat Jongin mempoutkan bibirnya tampak menggemaskan.

"Euh.... Ini basah... Jangan menangis... Aku tidak suka mencubit pipi yang basah..." Sehun mengusap lembut pipi Jongin, membuat ia menutup mata menikmati perlakuan Sehun. *Yang baca dilarang pengen eaaaaaa*

"Katakan, hyung mau makan apa?"

"Kau selalu memanggilku hyung jika aku selesai menangis..."

"Kau terlihat tua jika menangis, jadi jangan menangis supaya tidak aku panggil hyung..." Sehun menjulurkan lidahnya berniat menggoda Jongin, "Lihat Xiumin hyung, dia tidak pernah menangis makanya terlihat sangat muda. Padahal dia tertua..."

"Aku tidak akan menangis..."

"Jika kau menangis lagi, aku akan memanggil mu beruang cengeng. Ingat! Beruang tidak ada yang cengeng..." Peringat Sehun, Jongin mengangguk setuju, sebelum memajukan tubuhnya, bersembunyi dalam dekapan Sehun.

"Tidak jadi makan? Mau tidur saja?" Tanya Sehun, Jongin mengangguk dalam pelukan.

Sehun mengusap punggung Jongin, membuat sang pujaan hati tertidur dengan senyaman mungkin.
.
.

Keesokan paginya, semua anggota tengah sarapan saat Jongin keluar dari kamarnya dan muncul dengan mata sembabnya. Seperti biasa, mereka tidak akan membahas itu karena Sehun sudah menjelaskan semuanya sebelum Jongin muncul pagi tadi.

"Aku lapar..." Gumamnya duduk didekat Sehun.

"Makanlah dengan baik, nak..." Xiumin mengambilkan makan untuk Jongin.

Pemikiran Sekai (Oneshoot Nya SeKai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang