Pertikaian rumah tangga

439 42 90
                                    

Hari minggu.

Dimana orang orang melepas penat, berkumpul bersama keluarga, Malas malasan, Bangun kesiangan, bermanja dengan pasangan_ kekasih, suami ataupun istri.

Bermain bersama anak yang dicintai. Hangout dengan bestie, pacar. Apapun itu.

Hari minggu selama nya akan menjadi hari yang di tunggu semua kalangan. Anak anak, remaja, dewasa hingga lansia.

Hari minggu adalah hari melepas penat dimana dalam enam hari sebelumnya kau selalu bekerja keras, selalu ambisius, bahkan terkadang memaksakan diri.

Tubuh juga butuh istirahat. Mental, maupun fisik. Semua membutuhkan hari minggu.

Karna itu, senyuman orang orang yang berlalu lalang di bulevar, tak lagi menjadi pertanyaan tentang apa yang membuatnya terlihat sangat bahagia.

Ya, bahagia.

Seharusnya semua orang dan semua kalangan bisa merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan hari minggu bersama orang yang dicintainya.

Tapi tidak pada wanita itu. Ia tidak lagi bisa mengedap rasa itu. Ia tak lagi bisa tersenyum. Tak lagi bisa berharap bahwa hari ini masih ada kebahagiaan yang tersisa untuknya.

Pada hari minggu yang cerah. Ia bersedih, di antara ribuan orang yang bahagia di sana.

Tidak.

Tak hanya sedih. Ia juga marah. Ia murka. Dikala ia dan pasangannya sudah mengemban status perkawinan dalam satu naungan yang cukup lama, dengan buah hati yang lahir darinya dan hari hari kebahagiaannya.. Hari ini, semua itu pupus dalam satu hentakan keras.

Harapannya sirna. Hatinya sakit, pedih. Hingga tangisnya tak membuahkan suara. Hanya Air matanya yang meluncur dari pelupuk mata. Melihat orang yang dicintainya, tertawa bahagia berwama perempuan lain.

Di sana. Tepat di meja yang tak jauh darinya, kedua insan itu terlihat sangat bahagia. Pemandangan itu adalah bukti, bahwa sang wanita tak lagi bahagia. Takkan pernah.

Satu yang ia tahu. Bahwa sakit hati yang teramat sangat ini, adalah sakit dari sebuah pengkhianatan.

Pengkhianatan dari suami yang ia cintai.

.

.

.

Pintu terbuka dari luar.

"Aku pulang... "

"Ayaaaaahhhhhh" Teriak seorang anak perempuan yang berlari dari dalam, menyambut sang ayah dengan senyuman lebar.

Pria itu membalas senyuman putrinya lebih lebar lagi.

"Oh my sweety" Diangkatnya anak itu kedalam pelukannya. Menggendong nya dengan satu tangan.

Pria itu melangkah ketika sepatunya sudah terlepas dengan benar. Sambil terus di pandangi putrinya yang sangat manis.

"Ayah sangat lama.. Padahal ayah sudah janji akan pulang cepat, jadinya Mia jalan jalan hanya berdua dengan mamah" Bibir anak semata wayangnya terpaot.

Sang ayah terkekeh. "Ayah reunian sama teman teman lama ayah. Maaf yaaaa, ayah jadi lupa waktu.. "

"Dion"

Suara seorang wanita tiba tiba saja terdengar dari arah pintu kamar di depannya. Akibat terlalu fokus pada putrinya, pria itu tidak menyadari kalau istrinya sudah berdiri di sana. Di ambang pintu kamar mereka.

Tak ada senyum di wajahnya. Istrinya terlihat sangat marah. Juga, matanya bengkak.

Tiba tiba saja atmosfer rumah mereka terasa berat.

Help Me (Revisi Sebelum Lanjut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang