Satu semester telah berlalu, tidak terasa sebentar lagi akan memasuki kelas 12. Hari ini, di mana perasaanku semakin aneh terhadap Eril. Bergetar hatiku ketika melihatnya memasuki kelas dan menghampiriku. Aku takut menjadi salah tingkah di hadapannya. Ia duduk di bangkunya, tanpa melepaskan tas yang ia bawa. Sesekali ia melirik ke arahku, aku takut ia menerka tingkahku yang tidak biasa ini.
"Ya Tuhan, apa dosa, hamba? Harus bertemu orang sableng setiap hari?" Ia mengangkat kedua tangannya seperti orang sedang berdoa.
"Ya Tuhan, apa dosaku? Harus bertemu orang sableng yang ngatain orang sableng?" Sahutku.
Kami tertawa bersama mendengar percakapan pagi ini. Tuhan menolongku kembali, ternyata pikiranku salah jika ia menerka tingkah lakuku. Rasanya tidak pantas saat membayangkan jika benar terjadi, aku dan Eril menjadi sepasang kekasih. Sepertinya aku harus membuang pikiran itu sejauh-jauhnya.
"Eh, akhir semester ada PENSI. Mau nggak, kalau tim kita tampil di acara nanti?" Tanyanya.
"Wah! Boleh tuh. Lalu, kita mau latihan kapan?" Tanyaku kembali.
"Ya udah gampang, nanti gue yang atur," ia mengelus pundakku didampingi senyuman manisnya.
Jantungku berdegub kencang, aku tersentak, dan membuang muka ke arah depan. Hatiku semakin aneh saja setiap harinya.
"Ah, Gila! Gue nggak bisa jatuh cinta sama sahabat sendiri!" Ucapku dalam hati.
"Kenapa, lo? Mules?" Tegur Eril.
"Iya, mules ngelihat muka lo!" Aku berusaha menutupi rasa gelisahku.
"Sialan, lo!" Ia menepuk pundakku.
Aku bersyukur perbincangan ini berakhir karena hadirnya Guru ke dalam kelas. Aku menghela napas lega setelah itu. Sepertinya memang benar, aku menaruh rasa cinta kepadanya. Aku semakin khawatir dengan perasaanku sendiri.
****
Jam istirahat pun tiba, aku tidak menyangka akan secepat ini waktu berjalan. Eril yang biasanya mengajakku ke kantin bersama, hari ini tidak. Aku sempat bertanya-tanya dalam hati.
"Ada apa sama, Eril? Apa dia menerka tingkah gue sama dia, ya? Wah, gawat!" Ucapku dalam hati dengan penuh kegelisahan.
Ada seorang siswi yang masuk ke dalam kelas, perempuan ini sama dengan orang yang dikala itu memberikan Eril sebotol minuman saat latihan Basket. Perempuan ini sekarang membawakan bekal makanan dan minuman untuk Eril.
"Nih, Ril. Dimakan ya," perempuan ini menghampiri Eril yang berada di sebelahku saat ini.
"Hmm, ada bau-bau baru jadian nih kayaknya," ejekku kepada Eril dan kekasih barunya.
Eril pun menjulurkan lidahnya untuk mengejekku.
"Wee! Dari pada lo, jomblo terus!" Ejeknya.
"Sudah, ah! Mau ke kantin gue. Siapa tahu ketemu jodoh," ujarku meninggalkan kelas.
"Semoga nggak dapat!" Teriak Eril dari dalam Kelas.
"Sialan, lo!" Teriakku kembali.
Sebenarnya aku sama sekali tidak pergi ke kantin, melainkan aku pergi ke toilet. Aku menangis di dalam toilet, tidak tahu kenapa aku merasa sedih melihat Eril bersama perempuan lain. Entah apa yang aku rasa, tetapi aku sangat yakin kali ini bahwa aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Aku sungguh kecewa pada diri sendiri yang bisa jatuh cinta kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/195526095-288-k115640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JOKES LIFE WITH TRUE LOVE [TERBIT | OPEN PO]
RomanceJOKES LIFE WITH TRUE LOVE #1 Jaman SMA (20.02.23) Cantika Tari, semua orang biasa memanggilnya Tari. Perjalanannya di dunia tari sangatlah mulus. Namun, ketika memasuki dunia percintaan ia tidak seberuntung itu. Tari hanyalah seorang wanita yang ing...