BAB XV

75 11 0
                                    

TARI STORY

Di Ruang UKS

Aku masih terpikirkan masalah semalam dengan Eril dan juga Edgar. Aku menjadi khawatir dengan hubunganku dengan Eril menjadi hancur, rasanya tidak lucu jika persahabatanku dengannya menjadi berantakan hanya karena hal sepele saja. Terlintas rasa bingung menganggap Eril apa dalam kehidupanku, tetapi jika ia tidak ada terasa seperti ada yang hilang.

"Lo masih marah sama gue, Ril?" Tanyaku lemas.

"Gue mana bisa marah sama lo, Tar," ia tersenyum. "Jadi lo sakit hanya karena itu?" Lanjutnya.

"Gue nangis semaleman dan nggak bisa tidur, Ril. Sedih aja orang yang dekat banget sama gue, ngebentak gue kayak semalam," aku tersenyum ragu setelah itu.

"Maafin gue ya, Tar. Lo bisa sampai begini karena ucapan gue," ujarnya.

"Emang gue yang salah kok. Semua ucapan lo semalam semua benar," jelasku.

"Ya sudah, jangan dipikirin lagi. Lo istirahat aja sekarang, gue disini nemenin lo kok"

Ia membantu merebahkan tubuhku di dampingi dengan senyuman manisnya. Aku menjadi lega melihat sikapnya seperti ini kepadaku. Rasa takutku langsung sirna begitu saja.

****

Bell sudah berbunyi yang menandakan jam istirahat tiba. Aku memutuskan untuk kembali ke kelas dan mencoba setelah istirahat mengikuti KBM.

"Lo bisa jalan sendiri, Tar? Perlu gue bantu nggak?" Tanya Eril sambil membantuku berdiri.

"Yaelah, Ril. Jompo amat gue sampai dibantuin segala. Nggak usah, nggak apa-apa kok," gurauku.

Setelah sampai kelas, tidak lama kemudian Edgar datang menghampiriku. Tanpa diminta, Eril langsung keluar kelas memberi waktu untuk kami berdua.

"Nih, aku bawain makanan beli di kantin tadi. Kamu yakin nggak mau pulang aja?" Tanya Edgar sambil duduk di hadapanku.

"Nggak, Bae. Aku udah lumayan enakan kok. By the way, makasih ya makanannya," aku tersenyum setelah itu.

"Iya, Sayang," ia memainkan rambutku.

Di dalam perbincangan ini, aku teringat kalau besok weekend.

"Oh, iya. Kamu mau ke mana besok, Bae?" Tanyaku sambil menyantap makan yang di bawakan oleh Edgar.

"Hmm, kemana, ya? Gimana, kalau aku main di rumah kamu aja? Aku juga sempat janji sama mama kamu mau main ke rumah," jelasnya dengan senyuman.

"Wah, boleh tuh. Mama pasti senang kamu datang," ujarku dengan senyuman. "Oh, iya. Aku sama Eril hari ini ada latihan sama tim, Bae" lanjutku.

Wajah Edgar langsung berubah 180 derajat yang tadinya gembira menjadi sebaliknya. Aku langsung mencoba mencairkan suasana.

"Kamu marah ya, Gar?" Tanyaku ragu.

Edgar tersenyum kembali setelah itu.

"Boleh nggak kalau aku ikut kamu latihan? Kita naik taksi online aja," tanyanya.

"Ya boleh dong, masa nggak boleh. Malah, aku senang ditemani kamu," aku memberikan senyum semeringahku.

****

JOKES LIFE WITH TRUE LOVE [TERBIT | OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang