BAB XI

62 11 3
                                    

Hari sudah pagi, aku yang baru saja terbangun dari tidurku langsung mencari handphone untuk melihat apakah Edgar membalas pesanku semalam. Betapa senangnya, ia membalas pesanku. Balasannya membuat aku menjadi tersipu malu dan tersenyum bahagia.
 
Isi pesan:
Edgar
Makasih Hamtaroku!
Aku juga kangen. Good night, sayang! Mimpi indah ya
Hati-hati besok berangkat sekolahnya. I love u <3
Tari
Wah Hamtaro! Cutes!
Hari ini aku ada ekskul, Bae.
Nanti aku ke kamu agak malam ya, btw Love u too <3
 
Setelah membalas pesan, aku bergegas untuk bersiap berangkat sekolah. Eril sudah tiba di rumahku sejak pukul 05:30 WIB, telihat bersemangat sekali ia menjemputku hari ini. Aku menghampiri Eril saat sudah rapih, ia pun sedang asik berbincang di ruang tamu bersama ibuku.

"Mandi kembang dulu, lo? Lama amat mandi doang," ejeknya.

"Sialan, lo! Ya udah ah, ayuk! Nanti telat lo yang tanggung jawab, ya!" Jawabku menakut-nakutinya.

"Berasa ngehamilin anak orang pake tanggung jawab segala," ejeknya kembali.

Aku menarik tangannya ke arah di mana motor berada.

"Mah, aku sama Eril berangkat ya," teriakku untuk berpamitan.

Eril pun melambaikan tangannya dan menoleh ke arah ibuku.

"Dadah, Tante. Jangan kangen sama Eril ya," guraunya.

Ibuku hanya tertawa mendengar ucapan Eril kepadanya. Kami menaiki motor untuk berangkat ke sekolah. Aku sempat bingung mengapa Eril tidak menyalahkan motornya sama sekali. Dia hanya terdiam di atas motor.

"Lho! Kok nggak jalan?" Tanyaku heran.

"Oh, udah naik? Kirain masih di kamar mandi," guraunya.

"Ah! Eriiillll! Kenapa bercanda mulu, sih? Ayuk! Nanti telat gimana?!" Jengkelku.

"Baik, Nyai. Nyai, pegangan dong, nanti jatuh gimana?" Ujarnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk memegang erat tubuhnya dari belakang agar ia segera menjalankan motornya. Sekitar 15 menit aku sampai di sekolah, biasanya aku sampai bisa mencapai 20 menit, kali ini aku memecahkan rekor karena Eril mengedarai motor seperti sedang balap motor. Betapa beruntungnya pada saat kami masuk, barulah pintu gerbang di tutup.

"Tuh kan, nggak telat!" Eril membuka pembicaraan.

"Iya, hampir tapi!" Nadaku jengkel.

Eril merangkulku saat berjalan menuju keluar parkiran motor secara tiba-tiba.

"Ih! Berat tangan, lo!" Aku melepaskan pergelangan tanggannya agar ia tidak merangkulku.

Aku sangat takut jika salah satu teman Edgar melihatnya dan memberitahu yang bukan sebenarnya. Lebih baik aku mengambil jalan untuk menghindari masalah saja. Aku berjalan mendahului Eril, ia pun menyusul langkahku dengan segera.

"Tuh kan, ninggalin gue terus! Sombong bener emang kalau udah taken mah beda," rajuknya.

"Dasar, jomblo!" Ejekku.

"Kan gue mau nya sama lo," balasnya.

"Wee," aku menjulurkan lidahku untuk menutupi rasa gerogi. "Mau-an, lo!" Lanjutku.

JOKES LIFE WITH TRUE LOVE [TERBIT | OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang