4

4.1K 694 60
                                    


Friends Forever My Ass

.

"Ayaaaah~~" Ica yang sedang duduk di lantai nugas sambil nemenin ayahnya nonton berita malam di TV langsung menoleh ke Oya yang baru muncul dari kamarnya.

"Ada maunya tu Yah!" Cibir Ica.

"Apasih Ca! Rese deh!" Protes Oya.

"Kenapa kamu? Mau apa?" Tanya Ayah.

"Jadi giniii~~ temen Oya ngajakin jalan sabtu depan. . Boleh nggak Oya pergi?" Tanya Oya hati - hati.

"Laki - laki apa perempuan?"

"Laki - laki, Yah."

"Berapa orang?"

"Berdua aja sama Oya."

Ayah melirik Ica yang tampaknya tidak tertarik sama sekali dengan obrolan mereka berdua.

"Kamu nggak ikut?" Tanya Ayah ke Ica.

"Ica? Nggak ah! Ngapain? Banyak tugas."

"Kamu denger Ica bilang apa kan? Ica nggak pergi dua - duanya nggak boleh pergi!" Ayah lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Oya yang kemudian menyusul karena tak terima dan Ica yang hanya geleng - geleng kepala.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Ca. . ." Panggil Oya sambil masuk ke kamar kembarannya itu.

"Apaan?"

"Ikuuut dooong! Sekali aja!" Bujuk Oya.

"Tugas gue banyak. Lagian lo pergi sama siapa sih? Segitu pengennya lo pergi." Tanya Ica heran.

"Sama si Bambang. . Hehehe. . Sekali aja Ca! Oya kan juga pengen keluar sama temen - temen." Oya berusaha mengandalkan jurus puppy eyesnya kali aja Ica luluh kan.

"Temen - temen lo bukan si Bambang." Balas Ica sarkas.

"Ih Ica kenapa sih!? Kemana kembaran Oya yang dulu? Dulu kamu tuh asik Ca. Nggak cupu begini." Oya mulai kesal.

"Gue masih disini - sini aja."

"Tapi kamu tuh jadi beda Ca. Ya oke terserah kalo kamu nggak mau punya temen, tapi Oya masih mau seneng - seneng di kampus punya banyak temen biar masa kuliahnya nggak datar - datar amat."

"Denger gue Roseanne, yang bisa nolong diri lo akhirnya ya cuma diri lo sendiri. Jadi mulai lah belajar buat nggak bergantung sama orang lain. Lo pikir semua orang yang mau temenan sama lo emang bener - bener mau temenan sama elo?" Balas Ica sekenanya.

Oya menatap Ica dengan pandangan terluka. Sedih dia tuh.

"Ya. . . "Panggil Ica yang merasa bersalah, tapi diabaikan Oya yang akhirnya memilih ke kamarnya saja. Percuma bujukin Ica, begitu pikirnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Diamnya Oya ke Ica masih berlanjut sampai ke makan malam esok harinya. Dan Ica nggak suka itu. Biar bagaimanapun Oya itu separuhnya Ica. Oya sedih ya Ica juga.

"Ya. ."

"Eh copot - copot!" Oya meletakkan piring yang sedang dicucinya kembali ke tempat cuci piring karena nyaris jatuh.

[✔️] 10 Things I Hate About You [Local Au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang