{Rasa Yang Pernah Ada}
• • •
Sinar bulan di malam ini benar-benar terlihat sangat indah di mata Laila.
Disini lah sekarang gadis itu berada, berdiri termenung di balkon kamarnya sembari memandangi bulan dengan senyuman manis dari bibirnya.
Hanya butuh waktu satu menit untuk membuat Laila jatuh cinta kepada Leo. Hanya butuh waktu satu tahun setengah ia bisa mengenal sosok Leo, dan sudah butuh waktu tujuh tahun lamanya gadis itu menunggu kedatangan Cleo Cristian yang pernah hilang dari kehidupannya.
Saat itu Laila tidak pernah tau kapan Leo akan kembali. Tapi yang pasti, selama apapun itu, selagi Laila masih sanggup Laila pasti akan tetap menunggu lelaki itu.
Lelaki yang sudah berhasil membuat hatinya jatuh sejatuh-jatuhnya, sampai tak tau bagaimana caranya lagi untuk bangkit.
Terkadang Laila sering bertanya kepada Allah dalam doanya, salahkan dia mencintai Leo? Jika memang salah, tolong bantu dia untuk bisa melepaskan lelaki itu dari hati dan juga pikirannya.
Siapa yang akan bisa membantunya? hanya Allah yang bisa. Namun sampai sekarang buktinya perasaan Laila terhadap Leo masih sama, dan tidak berkurang sedikitpun.
Dan itu membuat Laila berfikir, bahwa Allah tidak sedang membantunya untuk melupakan Leo. Itu berarti, mencintai Leo bukanlah sebuah kesalahan.
Sumpah demi Allah ... Laila tak pernah lupa sekalipun untuk selalu memperjuangkan lelaki itu di dalam doanya.
Laila percaya, Allah maha adil. Allah tidak mungkin menghakiminya hanya karena ia jatuh cinta kepada laki-laki yang berbeda keyakinan dengannya.
Gadis itu sampai meneteskan air mata sangkain bahagianya. Bohong jika Laila tidak merasa bahagia di saat ia bisa kembali bertemu lagi dengan Leo.
* * *
Laila berjalan dengan anggunnya menuju ruangan kerjanya.
Semua mata tertuju padanya, sesekali mereka tersenyum manis atau menyapa Laila dengan ramah.
Laila memang terkenal dengan keramahannya, keasikannya ketika berbicara, dan juga perilakunya yang sangat baik terhadap semua orang.
"Astaghfirullah!" kaget Laila mendapati Karina sudah duduk manis di atas meja kerjanya.
"Kok kamu bisa ada di ruangan aku sih?" tanya Laila penasaran sembari berjalan mendekati sahabatnya.
Karina juga adalah salah satu dokter muda di rumah sakit ini. Dia itu sahabat Laila sejak pertama kali Laila masuk fakultas kedokteran saat kuliah. Ya, bisa di bilang mereka berdua sudah cukup lama bersahabat.
"Baguuuss, punya cowok gak bilang-bilang sama aku." Bukannya menjawab pertanyaan Laila tadi, Karina justru malah berucap suatu hal yang sama sekali tidak di mengerti oleh Laila.
"Cowok apaan? Kamu kan tau aku Rin, aku itu hanya mau fokus sama kerjaan aja dan gak mau mikirin yang aneh-aneh dulu," jawab Laila, lalu ia mendaratkan bokongnya di atas sofa dekat jendela.
"Masa? terus yang kemarin sama kamu ke kantin itu siapa kalau bukan cowokmu?"
Laila tau betul kalau kemarin tidak ada Karina di dalam kantin rumah sakit, terus bagaimana dia bisa tau Laila pergi ke kantin bersama seorang pria?
"Kamu tau dari mana? bukannya kemarin kamu cuti?"
"Ck ... kamu kayak gak tau aja gimana mulutnya suster-suster dirumah sakit ini. Mereka kan ratu gosip semua," jawab Karina mendekati Laila, dan mulai mendaratkan bokongnya untuk duduk di sebelah Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
RandomIni adalah kisah Laila, seorang dokter cantik berbalut hijab yang memiliki wajah begitu memikat. Rasa cintanya pada seorang Laki-laki di masa lalu, mampu membuatnya menolak banyak lamaran dari Lelaki mapan, dan juga tampan. Bagi Laila tidak akan sem...