Cinta Dalam Diam - Lima Belas

147 4 1
                                    

{ Berusaha Menjauh }

• • •

Lelaki tampan bernama Alvian itu sedang uring-uringan di dalam ruangannya. Dalam hati Ia membodoh-bodohi dirinya sendiri karena sudah melakukan hal gila kepada Laila kemarin.

Alvian sadar perlakuannya pada Laila kemarin adalah sebuah kesalahan. Bukannya balik mencintainya, bagaimana kalau justru Laila malah jijik dan jadi ilfeel pada Alvian.

"KHAA! Bego! dasar bego nih mulut!" Lelali itu memukuli bibirnya berkali-kali, berharap di lain waktu mulut itu tidak akan berulah kembali.

Tok tok tok...

"Iya, masuk!" Seorang perawat masuk membawakan berkas-berkas berisikan biodata pasien Alvian yang harus Dokter itu periksa sekali lagi.

"Ini berkas yang Dokter minta semalam." Alvian meraihnya dan membuka acak berkas-berkas tersebut.

"Suster Maya sudah boleh pergi kok."

"Baik Dokter."

"Oh iya! Dokter Vian, tadi di koridor saya bertemu Dokter Hendra, dan Beliau meminta Dokter untuk segera ke ruangannya."

"Papah saya?" Suster itu mengangguk, setelah itu keluar dari ruangan Alvian.

Alvian memasukan semua berkas tadi ke dalam laci meja kerjanya. Ia buru-buru memakai jaz Dokter dan segera keluar menuju ruangan Papahnya.

BRUK!

Tiba-tiba seseorang menabrak tubuh belakangnya hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Kamu nggak papa?" Alvian membantu mengambil buku-buku yang sudah bercerakan di atas lantai.

"Nggak papa, saya bisa sendiri." Mendengar suara itu langsung membuat Alvian sadar, bahwa yang menabraknya tadi adalah Laila.

"Dokter Lala kurang minum air putih nih! masa jalan aja sampe nabrak orang."

"Iya maaf Dokter Vian, kepala saya tadi rada pusing."

Alvian menatap iba ke arah Laila. Terlihat jelas bahwa Wanita itu tidak tidur semalaman. Alvian jadi merasa bersalah.

Ia takut jika Laila jadi merasa sangat terbebani dengan kata-katanya tempo hari mangkanya Laila sekarang jadi konsentrasi dengan pekerjaannya.

"Ini buku-buku mau di bawa kemana?"

"Ini buku mau di bawa ke ruangan Sasha Dokter."

"Ahh Sasha, boleh saya bantu bawakan?"

"Nggak perlu, saya bisa bawa sendiri kok." Laila meraih buku yang tadi masih ada di tangan Alvian. Ia pun segera pergi membawa tumpukan buku-bulu itu ikut bersamanya.

Alvian membuang nafas kasar. Matanya hanya dapat menatap kepergian Laila yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.

Dia kembali berjalan menuju lift untuk naik ke ruangan Papahnya.

Tok tok tok...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang