Tak kenal maka tak sayang
Jadi kenalkan dia adalah Resti Atmoko Putri. Perempuan manis, pintar yang memiliki tubuh proposional dengan rambut hitam panjang. Hal yang sangat ia suka adalah : CAHAYAKenalkan juga, Rasya Bima Dermawan. Tampan. Namun keras kepala dan sulit diatur. Memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Apapun yang membuatnya penasaran maka akan ka kejar.
Ada juga : Agnes Sivia, Tata Ernesia Adiputri dan Ardi Mahendra Setya. Mereka akan mewarnai hari baru Resti. Jadi Bersiaplah.....1
2
3
Happy Reading!
****
Seorang perempuan berambut lurus hitam tergerai melampaui bahu terbangun dari tidur di siang bolongnya. Ia tak lain adalah Resti. Anggota baru di kelas 11-2 SMA Arlingga. Resti mengerjapkan mata beberapa kali memperhatikan keadaan ruang kelasnya saat ini. Sudah tidak ada siapapun disana kecuali dirinya. Perempuan itu melirik jam tangan tosca yang melingkar di pergelangan tangannya. Tidak di sadari ternyata ia tertidur cukup lama sejak berakhirnya jam pelajaran siang ini. Ia segera meraih ponsel untuk menghubungi supir pribadi keluarganya. Keseharian Resti selalu di antar jemput oleh supir pribadinya karena kedua orang tua Resti mencemaskan anaknya apabila pergi dengan angkutan umum atau membawa mobil sendiri.
Hari ini genap tiga puluh hari ia menjadi siswi baru di SMA Arlingga. Menjadi siswi pindahan tidak seindah yang ia bayangkan, hari yang sudah dilalui terasa membosankan. Tidak seperti di sekolah lamanya yang meskipun membosankan tetapi ada sahabat yang selalu mewarnai hari gelapnya. Sebenarnya Resti bukan tidak bisa bergaul tetapi sekarang ia sulit menemukan teman yang benar-benar mengerti keadaannya.
Siang hari yang cerah tiba-tiba saja berubah menjadi gelap, langit yang tadinya biru bersih sekarang tertutup awan hitam. Dengan terburu-buru Resti memasukan ponsel kedalam tas lalu keluar dari dalam kelas. Ia menuruni anak tangga yang sudah sangat sepi dengan langkah seribu seperti berkejaran dengan awan hitam. Resti tidak memperdulikan keadaan sekitar, yang ia perdulikan hanyalah dia harus cepat pergi dari ruangan sepi itu. Di ujung anak tangga ia berbelok begitu saja hingga menabrak seorang perempuan.
"Aduh!" Umpatnya sambil memegang pundak kanannya yang terasa nyeri.
"Shit! Dasar anak baru kenapa pake acara nabrak segala sih?" maki perempuan itu.
"Sory gue engga sengaja. Buru-buru soalnya" Setelah meminta maaf Resti langsung berlari menuju gerbang sekolah. Sesampainya disana, mobil Yaris berwarna putih sudah terparkir. Tanpa menunggu waktu lebih lama Resti masuk ke dalam mobil itu.
Dari kejauhan perempuan yang tadi bertabrakan dengan Resti memperhatikan gerak gerik Resti dengan heran.****
Dari dalam mobil Resti menatap jalanan dengan pandangan kosong. Raganya ada di sini tapi tidak dengan pikirannya. Pikirannya terbawa kemasa dimana ia masih tinggal di Bandung, beberapa kenangan tentang kota itu melintas di kepala Resti. Ia merindukan kota itu, kota yang menjadi saksi Resti menuju dewasa ini. Kota yang menyimpan berjuta kenangan hitam dan putih.
TIN-TIN ! TIN-TIN-TIN
Suara klakson mobil yang saling bersautan berhasil membuyarkan lamunan Resti. Ia memperhatikan sekelilingnya, pantas saja suasana saat ini ramai lalu lalang mobil dan pedagang asongan. Rupanya ia terjebak macet yang cukup parah. Ia tidak sadar ini adalah akhir pekan. Dan seperti yang kebanyakan orang bilang, Jakarta sangat padat. Kendaraan saling berebut jalan untuk kepentingan masing-masing.
"Huuuuuftt!" Hembusan napas kasar keluar dari indra penciuman perempuan itu, perempuan yang sekarang sudah menyandarkan kepala pada kaca mobil. Ia sangat bosan. Lagi-lagi ia berusaha mengingatkan diri. "Ini Jakarta bukan Bandung, Resti!"
"Kang emang engga ada jalan pintas ya?" Tanya Resti kepada sopir pribadinya yang bernama kang Jaka.
"Ada neng tapi kita udah terlanjur di tengah ini. Engga bisa keluar" Jawaban Kang Jaka langsung membuat Resti kesal. Demi apapun yang ada di seluruh muka bumi ini. "Gue pengin balik ke Bandung!" Teriaknya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Resti
Teen FictionKetakutan selalu menghantui pikiran Resti Bermula dari sebuah insiden yang membuatnya benci kegelapan Baginya tidak ada kebahagiaan yang tersembunyi di dalam kegelapan Rasya, Tata, Agnes dan Ardi adalah sahabat Resti Yang mampu membantunya berdamai...