Resti hanya bisa tersenyum memperhatikan pemandangan pegunungan di luar bus sekolah. Perempuan itu benar-benar menikmati perjalanan menuju puncak bogor. Ia juga tidak berhenti bersyukur setelah tau ibunya mengizinkan ia pergi, apalagi keempat sahabatnyalah yang sudah menjemputnya untuk berangkat ke sekolah bersama. Dan sekarang di sinilah ia, di dalam bus sekolah yang sebentar lagi akan tiba di lokasi kemah.
Tidak lama kemudian mereka sudah tiba di lokasi. Seluruh siswa turun membawa perlengkapan masing-masing. Sekarang mereka mulai menyusuri jalan setapak sebelum akhirnya tiba di area yang sudah disiapkan sebagai tempat pendirian tenda.
"Anak-anak, silahkan setelah ini kalian mendirikan tenda kelompok masing-masing dan setelah itu dilanjutkan untuk istirahat sebelum nanti acara dimulai" Pak Herlambang memberi intruksi kepada seluruh siswa.
"Baik pak" Jawab mereka serentak. Mereka mulai bergotong-royong mendirikan tenda untuk menginap selama satu malam ini. Mereka melakukannya dengan penuh suka cita bahkan ada yang sambil bercanda. Ternyata waktu mendirikan tenda tidak memakan waktu yang sangat lama. Benar kata pepatah, sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa lebih ringan dan cepat selesai.
Resti duduk di depan tenda yang baru selesai ia dirikan. Ia meluruskan kaki sedikit menghilangan rasa lelah. Ia melihat sekelilingnya. Sama seperti dirinya, anak anak yang lain juga sedang beristirahat kecuali anak laki-laki yang ditugaskan untuk mengumpulkan kayu bakar. Tata dan Agnes keluar dari dalam tenda kemudian duduk di sebelah Resti.
"Gila. Cape banget gue" Tata meneguk air mineral yang baru ia keluarkan dari tas ransel.
"Nanti malem pasti asik ya guys?" Tanya Resti sambil memperhatikan siswa laki-laki yang sedang menaruh kayu bakar di tengah lapang.
"Gue harap sih gitu" Harap Agnes menanggapi pertanyaan Resti.
"Res ituuuu" Tiba-tiba Tata menunjuk ke sebuah tenda laki-laki yang berada persis berhadapan dengan tenda mereka.
"Ish apaan sih Ta?" Tanya Resti bingung.
"Itu Rasya liatin lo sambil senyum-senyum" Tambah Agnes ikut meledek Resti.
"Ngaco!" Resti mulai mencibir kesal dan memutar bola matanya malas.
****
"Selamat Sore anak-anak" Sapa ibu Ira salah satu pembimbing kegiatan ini.
"Soreee" Jawab mereka serempak.
"Aduh kayaknya pada semangat banget buat petualangan sore ini ya?" Tanya Bu Ira sedikit mencairkan suasana.
"Semangit!" Gerutu Rasya lirih, sangat lirih sampai tidak ada yang mendengarnya. Atau mungkin saja ada yang mendengar tetapi tidak mempedulikan cibiran Rasya.
"Nah sore hari ini kita bakal ada sebuah permainan yang bernama 'Jejak ku Jejakmu' kalian pada penasaran kan? Jadi permainan ini semacam petualangan mencari sesuatu yang sudah di siapkan panita. Kalian sudah di bagi kelompok dan kelompok itu dapat kalian lihat di papan informasi tenda panitia. Jadi nanti masing-masing kelompok akan di beri sebuah peta yang nantinya akan membantu kalian untuk menemukan kertas yang didalamnya berisi tantangan" Terang Bu Ira. Di lain sisi Rasya dan gerombolannya yang berdiri di bagian belakang sudah tidak mendengarkan penjelasan bu Ira. Mereka malah mendiskusikan hal lain.
"Kesempatan emas nih bro!" Ucap Ardi penuh semangat.
"Gue setuju. Ini kegiatan kan jalan-jalan nih nanti kita bisa kabur." Tambah Vino tak kalah semangat.
"Huuust! Jangan keras keras nanti gagal rencana kita!" Hardik Rasya mengingatkan karena teman-temannya terlalu bersemangat sehingga kurang mengontrol suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Resti
Teen FictionKetakutan selalu menghantui pikiran Resti Bermula dari sebuah insiden yang membuatnya benci kegelapan Baginya tidak ada kebahagiaan yang tersembunyi di dalam kegelapan Rasya, Tata, Agnes dan Ardi adalah sahabat Resti Yang mampu membantunya berdamai...