Ara turun menuju lantai dasar di rumahnya. Berjalan pelan menuruni satu persatu anakan tangga dengan balutan sepasang high hils berwarna senada dengan dres yang ia kenakan. Dibelakangnya dikuti sang bunda yang beberapa jam lalu menjadi penata rias dari putrinya.
"Cantiknya anak Ayah." Ucap Gio yang dari tadi menunggu perubahan dari putri cantiknya.
Rambut Ara yang biasanya ia gerai apa adanya, kini disulap menjadi berkepang melintang dengan aksen curly di bagian bawah menambah keanggunannya malam ini. Sekarang Ara terlihat seperti remaja dewasa yang amat cantik.
"Ayah, Ara malu nih."
"Loh malu kenapa? Udah cantik gini kok."
"Tapi," Ara memengang bagian dada kirinya. Jantungnya berpacu luar biasa sekarang.
"Kan kamu sendiri yang udah nenetuin jawaban. Nggak perlu grogi dong."
Ara mengangguk pelan. Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil dari arah depan. Sepasang suami istri itu pun ikut keluar rumah untuk sekedar mengantar.
"Hati-hati, pulang bawa calon mantu."
"Ayah!"
"Yaudah-yaudah, berangkat gih. Kasian Febby sama Cla nungguin."
Ara pun berpamitan dan melenggang masuk ke mobil Febby. "Dah, Ayah, Bunda!"
"Hati-hati!"
Didalam mobil, Ara tertawa terbahak-bahak melihat wujud Febby. Sekarang sudah tidak ada lagi Febby yang terlihat bar-bar, yang ada cewek itu terlihat sangat perempuan dengan mengenakan dres hitam sepanjang betis.
"Apa lo ketawa?!"
"Cla, temen lo cantik deh kalo dandan gini."
Clarissa ikut tertawa. Jujur saja ia tadi juga kaget melihat Febby ketika menjemputnya. Sangat-sangat terkejut dengan perubahan total yang Febby lakukan. Ah iya, malam ini Clarissa mengenakan dres berwarna peach diatas lutut. Kulitnya yang putih bersih sangat berpadan apik dengan dres yang ia kenakan saat ini.
"Cukup malam ini aja ya! Gamau gue, ribet!"
Setelah perualanan kurang lebih setengah jam, mereka telah sampai di basement sebuah hotel yang digunakan sekolah untuk acara malam ini. Ketika Ara melongok ke bagian dalam, ia melihat teman seangkatannya sudah banyak. Ah jantungnya tambah kian cepat memompa aliran darah. Tangannya berubah dingin karena gugup. Apa cowok itu sudah sampai?
"Ra! Lo mau turun nggak sih?"
Ara terkesiap ketika sebuah ketuka pada kaca sebelahnya diketuk dengan keras. Ara melihat Febby dan Clarissa yang sudah berada di luar mobil.
Hah!
Ara pun buru-buru turun. Mengikuti langkah kedua sahabatnya yang sudah berjalan duluan.
"Feb! Lo udah jadi anggun, jalannya gausah bar-bar gitu." Ucap Clarissa di sebelahnya.
"Ck! Bawel lo."
Ara yang berjalan lambat sedikit tertinggal jauh dibelakang. Kenapa saat sudah sampai Ara menjadi ragu untuk masuk? Ah padahal malam inilah yang ia tunggu-tunggu.
Ara pun berjalan pelan memasuki ballroom. Di depan tadi, bahkan ada beberapa temannya yang menyapa bahkan menggodanya. Tetapi Ara tak menanggapi. Ia terlalu sibuk mengatur detak jantungnya yang serasa ingin melompat. Padahal Ara sendiri belum melihat keberadaan cowok itu.
Mata Ara meliar, mencari keberadaan kedua sahabatnya yang dengan enak hati meninggalkannya.
"Ra!"
KAMU SEDANG MEMBACA
About YOU
Novela JuvenilPertemuan yang terjadi antara aku dan kamu, ku anggap bukan sekadar kebetulan. Aku tak menyesalinya, sungguh. Karena kupikir, semua itu adalah takdir yang telah digariskan Tuhan untukku. *Cuma cerita anak sekolahan yang udah banyak di dunia orange i...