Chapter 23

22 11 17
                                    

Suasana mall pagi ini terbilang cukup ramai bila dibandingkan dengan hari biasanya. Mungkin hal itu disebabkan oleh telah dimulainya masa liburan bagi siswa sekolah.

Pagi-pagi tadi Ara sudah diributkan oleh Clarissa yang mengomel karena Ara belum juga mempersiapkan apa yang akan dibawanya besok.

Baju, pakaian, snack atau apapun itu memang belum sempat Ara siapakan. Terlalu malas untuk melakukan hal itu. Padahal ia begitu excited untuk ke Jogja.

Dan di sinilah ia berada sekarang. Ditarik Clarissa yang malah heboh sendiri padahal dirinya sendiri tidak ikut. Yah, Ara jadi sedih mengingat Clarissa yang tak bisa ikut ke Jogja. Padahal biasanya kemanapun mereka pasti bertiga. Dan pasti akan begitu menyenangkan bila mereka juga bertiga ketika berada di Jogja nanti. Tapi mau bagaimanapun juga Ara tidak boleh seperti ini. Clarissa memang tidak bisa.

"Cla, gue nggak perlu baju baru."

Clarissa masih saja sibuk memilihkan baju untuk Ara. Sedari tadi ia berjalan ke satu toko ke toko yang lain untuk memilih baju.

Ara dan Febby sendiri sudah bosan mengikuti alur Clarissa yang belum juga berhenti.

"Feb sumpah capek banget gue. Itu anak ngapain juga sih malah ribet sendiri."

"Tau tuh! Udah gempor kaki gue dari tadi cuma muter-muter mulu."

Kedua orang itu pun berusaha mencari tempat duduk di sekitaran toko yang sedang Clarissa jajahi.

Sudah sekitar satu setengah jam mereka mengikuti Clarissa loncat satu toko ke toko lain tapi tak juga menemukan apa yang cewek itu cari.

Sebetulnya Ara sedari tadi sudah membujuk Clarissa supaya berhenti mencapekkan diri untuk memilihkannya baju. Toh Ara juga tak membutuhkan itu. Baju-baju di rumahnya masih banyak.

"Feb! Buruan sini. Cobain deh ini cocok banget buat lo." Clarissa berjalan memghampiri Sambil membawa sepotong kemeja yang ditujukan pada Febby.

"Lah kok gue? Lo kan nyari punya Ara."

Clarissa tersenyum, "susah ih punya Ara dari tadi nggak nemu yang cocok. Eh kebetulan gue liat ini dan kayaknya cocok banget buat lo. Buruan gih coba."

"Cla gue nggak butuh baju baru." Febby menghela napasnya sedikit kasar.

"Shuut! Kalian ini dari tadi bilang nggak butuh baju baru mulu deh. Capek tau dengernya. Gue itu cuma... cuma apa ya. Pokoknya itu gantinya gue yang nggak ikut deh. Ahh tau pokoknya kalian harus mau. Cepetan dicoba gue mau ke sebelah situ dulu cari yang punya Ara." Ucapnya sembari memberikan kemeja itu pada Febby dan mencoba mendorong Febby ke Fitting room.

Jujur, Febby sudah sangat dongkol pada anak satu itu. Tapi bila tak dituruti justru ia akan merasa lebih dongkol dari ini. Membayangkan kecerewetan yang akan Clarissa sumpalkan membuat dirinya bergidik.

Febby pun mulai melangkahkan kakinya dan perlahan hilang ditelan pintu Fitting room itu.

Ara masih saja duduk, merasa suntuk tidak ada yang bisa diajaknya mengobrol. Matanya mengarah ke sekeliling. Menyisir satu persatu orang yang berlalu lalang di depannya. Bosan.

Drt...drt...drt!

Ponsel yang berada di genggaman tangannya itu bergetar, menandakan adanya panggilan masuk. Tangannya cepat-cepat menggulir tombol hijau yang bergambar telephone.

"Ha-"

Mulutnya langsung terkatup rapat saat mendengar serobotan dari orang di seberang sana.

"Mall."

About YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang