Nggak rela

48 37 2
                                    

Pagi itu Pelangi terkesiap, saat ia baru saja menginjakan kakinya di dekat pintu kelas. Seorang laki-laki berpapasan dengannya. Bukan, bukan karena laki-laki tersebut..melainkan karena wajah laki-laki itu dengan banyak lebam di wajahnya.

Kenapa nggak diobatin sih??
Pikirnya. Namun ia berusaha tidak perduli, ia tidak sepenuhnya menyalahkan Awan... Karena apa? Karena laki-laki itu yang telah memancing emosi Awan.

Baru saja ia hendak duduk. Selena yang baru datang langsung melempar tasnya di meja, membuat ia terkesiap.

Menatap Selena kesal. "Lo brandal apaan si?"

Selena mengerang. "Hhhh anterin gue."

"Kemana?"

"Ke kamar Mandi. Ayo cepet." Selena langsung meraih tangan Pelangi, lalu mengajaknya berlari. "Gue udah di ujung nih." Katanya di sela larinya.

Pelangi yang tidak tega pun akhirnya berlari kencang juga.

Belum ada satu menit, Selena keluar lagi dari toilet. "Cepet banget?"

"Air nggak keluar. Kamar mandi bawah." Ucap Selena cepat, lalu dia berlari kencang meninggalkan Pelangi.

Pelangi pun menyusul Selena. Walaupun tertinggal jauh.

Sudah 5 menit berlalu namun Selena belum juga keluar dari bilik toilet. Ia mencuci tangannya, sambil menunggu Selena di dalam toilet. "Pel"

"Hmm." Gumamnya menjawab Selena.

"Gue pengen boker juga."

"Yaudah."

"Tungguin ya."

"Iya." Jawab Pelangi.

Merasa bosan, akhirnya Pelangi keluar dari toilet. Matanya memicing saat menangkap sosok laki-laki yang tengah berlari di lapangan.

Ia mendekat ke arahnya. "Lo dihukum?" Tanya nya agak berteriak.

Laki-laki itu menengok ke arah Pelangi. "Iya."

"Buat salah apa lagi lo." Tanya nya yang kini sudah berada di samping laki-laki itu.

"Engga."

"Ck. Kalo lo nggak buat salah ngapain di hukum."

Di sana... tanpa mereka sadari ada perempuan yang kini sedang menatap mereka dari kejauhan, dengan perasaan tidak enak.

"Bukan gue yang buat salah."

Pelangi mengerutkan dahinya. "Terus siapa?"

"Afisa."

Pelangi terdiam..mencerna semua ucapan yang dikatakan laki-laki itu. Berarti saat ini dia sedang menggantikan posisi Afisa di sini.

"Uhm." Ia hanya berdeham. Tidak tau harus merespon apa lagi..akhirnya Pelangi menghentikan larinya, karena ia sudah mulai berkeringat.

Laki-laki itu menghentikan larinya. Lalu menengok ke arah Pelangi. "Lo nggak marah kan?"

Pelangi menggeleng. "Kalo gitu gue ke kelas ya."

Awan mengangguk lalu kembali berlari mengelilingi lapangan.

"Abis dari mana lo?" Tanya Selena yang kini sedang mencuci tangannya.

"Dari lapangan."

"Ngapain?"

"Nyari udara seger. Ayo ke kelas!!"

Selena mengangguk, lalu mereka berdua berjalan menuju kelas.

                               ***
Di dalam kelas, saat pelajaran berlangsung. Perempuan itu mencoba memfokuskan dirinya mendengarkan ucapan Bu Neneng, namun tetap saja ucapan Awan tadi terus terngiang di benaknya.

PELANGI MEET AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang