Arkan

4 0 0
                                    


J

am istirahat sudah berlalu dari 30 menit yang lalu, namun laki-laki itu baru berjalan menuju kelasnya. 

Dia tampak menyurai rambutnya yang berantakan, maklum dia baru bangun tidur. 

Dia menatap kelasnya dari balik jendela kelasnya. Di sana teman-temannya tampak mengobrol, bermain kartu dan sibuk menatap handphone. 

Dia masuk, berjalan menuju tempat bangkunya berada. 

"Ga."

"Apaan?"

"Si ikan kemana?"

"Ke uks."

"Ngapain?"

Gaga memiringkan bibirnya."Gue gedek nih. Kalo orang nanya pertanyaan nya bego."

Awan menoyor kepala Gaga keras, lantas pergi dari sana.

"Setan lu." Laki-laki itu mengelus kepalanya. Lalu melempar pulpen pada punggung laki-laki itu, namun mengenai anak perempuan. Gaga membelalakkan matanya lalu mengumpat di bawah meja.

                              ***

Di sana... Di brankar paling pojok terdapat perempuan sedang menangis sendirian. Wajahnya tampak pucat. 

Srekkk

Perempuan itu tampak terkejut pada orang yang baru saja membuka gorden tempatnya berada. Dia memalingkan wajahnya seraya menghapus air matanya dengan cepat.

"Ngapain si lo, kesini?"

"Nyari lo."

"Gue lagi pengen sendiri."

"Lah geer, siapa yang mau nemenin lo."

"Yaudah sana pergi."

"Entar." Awan menatap lekat temannya itu."Ngapain si lo di sini?"

Perempuan itu memalingkan wajahnya. "Berenang."

"Gue liat lo lagi nangis bukan berenang."

Dia Afisa, melempar bantal ke wajah Awan dengan kesal. "Nggak ada yang nangis."

"Emang nggak ada."

"Ke kelas lo!! nggak bertanggung jawab amat. Kelas rame noh, nggak ada guru."

"Lo aja yang marahin, kalo gue nggak ada yang mau dengerin."

"Dih nyuruh-nyuruh gue. Siapa lo?"

"Mulut lo kaya nenek lampir."

"Kok tahu."

Perempuan itu tampak tertawa dengan tanggapan Awan barusan. 

"Udah ayo ah." Awan menarik tangan Afisa. Dia terkejut, merasakan suhu tubuh wanita itu yang panas. "Lo sakit?"

Afisa tampak bingung. "Masa sih?" Dia memegang dahinya. 

"Ckk, jangan bego jadi orang. Nggak perlu lo pegang jidat lo. Manusia juga ngerasain kalo lagi ngerasa nggak enak badan."

"Gue cuma kecapean kali."

"Kerjaan lo ngapain si. Sekolah doang."

Afisa tampak tersenyum kecut.

"Nggak ke rumah sakit lo?"

"Gue nggak pernah ke rumah sakit."

"Terus kalo sakit lo ke dukun." Awan jadi kesal sendiri.

"Ya didiemin aja, kalo parah ya minum obat warungan aja." 

"Ibu lo kemana? Emang dia nggak ngurus lo?"

PELANGI MEET AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang