Rumah sakit

3 0 0
                                    

Laki-laki berseragam putih abu-abu  serta anak kecil itu terlihat gusar, menunggu dokter memeriksa seseorang di dalam.

"Arkan tenang ya, ka Afisa akan baik-baik aja."

Arkan mengangguk. Sesekali menghapus air matanya yang terus bermunculan.

Cklek.
Dokter yang memeriksa Afisa akhirnya keluar.

Awan bangkit, menatap dokter itu.

"Gimana dok teman saya?"

"Kondisinya baik-baik saja. Dia hanya kelelahan dan juga kekurangan nutrisi. Saya sudah memberikan vitamin lewat infusnya."

"Baik dok terimakasih."

Dokter perempuan itu mengangguk. "Kalo gitu saya permisi."

Awan mengangguk.

"Ayo masuk."

Arkan mengangguk, lalu keduanya masuk ke dalam ruangan.

Arkan berlari menghampiri kakaknya. Memegang tangan perempuan itu yang tampak lemah. "Ka Afisa... Arkan takut, Arkan takut ka Afisa kenapa-kenapa." Arkan menangis tersedu-sedu.

"Arkan...kata dokter ka Afisa nggak papa." Awan mencoba menenangkan Arkan. "Sebentar lagi ka Afisa akan bangun. Arkan nggak usah khawatir." Awan mengusap rambut Arkan.

"Arkan udah makan?"

"Belum."

"Makan dulu ya."

Arkan menggeleng. "Arkan nggak laper."

"Arkan...Arkan harus makan. Ka Afisa udah sakit, kalo kamu nggak makan kamu bisa sakit. Yang jaga ka Afisa nanti siapa kalo kamu sakit?"

"Arkan mau makan."

Awan tersenyum, lalu menggandeng tangan Arkan, membawanya keluar.

                               ***

Pelangi menghembuskan nafasnya kasar, lagi laki-laki itu tidak ada di kelasnya. Bukannya apa, jika laki-laki itu tidak mau mengantarnya pulang, bilang saja. Sehingga ia tidak perlu menunggunya.

Pelangi mendial nomor Awan.

"Hallo."

"Ya."

"Lo dimana?"

"Lo pulang sendiri dulu. Gue ada urusan."

"Urusan apa?"

"Nanti gue ceritain. Hati-hati pulang."

"Yaudah."

Pelangi mematikan sambungan teleponnya. Lantas memesan gojek.

                              ***

Seperti biasa jam 6 sahabatnya itu sudah sampai di rumahnya. Menyantap sarapan rumahnya. "Lo kemaren kemana?"

"Rumah sakit."

Pelangi tampak terkejut. "Siapa yang sakit?"

"Afisa."

"Hahh ko bisa?"

"Pelangi bego, manusia juga bisa sakit lo kira dia robot."

"Eh setan biasa dong. Nggak pake bego berapa?"

"Gope."

PLETAKK

"Arghhhh anjj-" Awan melotot menatap Pelangi yang sedang tertawa bangga.

PELANGI MEET AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang