-Prolog-

636 28 8
                                    

Mengawali malam pertama, Damian menyiapkan sebuah sesi untuk berdansa bersama istri tercinta.

Dia memutar lagu untuk berdansa. Lilin yang membentuk hati. Taburan mawar merah di lantai.

"Dansa."

Auris tertawa lembut dan menyambutnya dengan kehangatan cinta.

"Aku sudah menantikan malam ini beribu-ribu tahun lalu, my Princess." Damian menggenggam satu tangan Auris dan tangan lainnya memeluk pinggulnya, dalam.

"Dan aku sudah memimpikan ini beribu tahun lalu juga, my Prince."

"Aku sering melihat Grandpa berdansa bersama Grandma, masih aku lihat sampai usia terakhir Grandpa."

"Oh, ya?"

"Yeah. Kemudian Ayah aku melakukan hal yang sama kepada Ibu. Juga sampai usia terakhir Ayah. And now..., aku melakukannya pada... kamu, istri aku. Pertamakalinya setelah kita menikah, dan ... sebelum malam pertama." Damian mengecilkan suaranya di akhir kalimat, dan itu lebih terdengar seksi bagi Auris.

Auris merasa pipinya merah saat itu juga, saat mendengar... malam pertama.

Auris. Ketika menjadi istri Damian, yang ia inginkan adalah bodyguard-nya itu selalu di sampingnya setiap detik, 24 jam. Tapi itu tidak mungkin. Dengan harta yang ia punya sebagai pewaris tunggal Atmadiraja, tidak membuat Damian mengabaikan tugasnya sebagai suami untuk menafkahi. Auris berusaha memahami itu. Akan selalu berusaha. Karena sekali lagi, yang paling ia butuhkan adalah suaminya, bodyguard-nya. Lalu bagaimana Auris menghadapi kegalauannya saat jauh dari Damian. Cemburu? Auris tidak pernah merasa bahwa... dirinya sangat pen-cem-bu-ru.

 dirinya sangat pen-cem-bu-ru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌾🌿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌾🌿

Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang