Semarang
Awal tahun 2020 ini, aku dan Angga untuk pertama kali mengunjungi Ayah dan Ibunya setelah 5 Tahun pernikahan kami ke Kota Semarang. Kebetulan Angga sedikit senggang dan bisa mengambil cuti selama seminggu. Selama ini Ayah dan Ibu mertualah yang sering berkunjung ke Samarinda untuk menjenguk Tanisha.
Kota Semarang adalah Kota kelahiran Angga. Sebagai anak satu-satunya tak pernah sedikit pun ada sifat manja dari dalam dirinya. Sejak lulus SMA Ia memilih Samarinda sebagai tempatnya menempuh pendidikan Sarjana, satu pilihan yang sampai saat ini aku tak tahu alasannya. Padahal dengan kekayaan Orang Tua, Angga mampu saja kalau ingin kuliah di Luar Negeri mungkin.
Sejak berpacaran tidak banyak yang ku ketahui tentang keluarga Angga, Angga tak pernah bercerita, begitu pun aku yang juga tak pernah bertanya. Bahkan setelah mengunjungi mertua untuk pertama kalinya, aku baru mengetahui bahwa Ayah Angga mengelola tempat wisata terkenal di Semarang. Ayah dan Ibu Angga juga tidak pernah mencampuri urusan Rumah Tangga kami sedikit pun. Meskipun aku selalu dimanja dan diberikan kemewahan oleh Angga, Ibu mertua tidak pernah protes dan bersikap biasa saja terhadapku. Bahkan ketika mereka berkunjung ke rumah pun aku tidak pernah repot untuk menyiapkan ini dan itu, semua dikerjakan oleh asisten rumah tangga.
Pukul 14.00 Wita, kami tiba di Kota Semarang. Untuk pertama kalinya Tanisha sangat senang bisa berkunjung kerumah Kakek dan Nenek. Setibanya dirumah mertua, Tanisha langsung bermain bersama Kakek di halaman belakang rumah yang penuh dengan Pohon Mangga dan ada kolam ikan lelenya.
Rumah Ayah dan Ibu mertuaku begitu luas dengan perabot yang tidak begitu banyak memenuhi ruangan. Hanya nampak beberapa guci besar yang menghiasi setiap sudut ruangan, pot bunga, dan beberapa lukisan tua di dinding ruang tamu. Namun yang membuat aku tertarik untuk mendekat dan melihat lebih detail adalah sebuah foto usang yang bingkainya nampak seperti baru diganti. Didalam foto itu aku melihat dua orang anak laki-laki saling merangkul dan tertawa mengenakan pakaian Seragam Sekolah Dasar. Satu dari mereka nampak familiar, Dia Angga Suamiku pada masa kecilnya, tapi yang satu aku tidak tahu, karena Angga anak satu-satunya, mungkin saja sepupu laki-lakinya.
Siapa laki-laki di foto itu, bagiku sekarang tidak begitu penting. Sekarang, yang terpenting adalah bagaimana aku bisa menghabiskan waktuku di semarang dengan bahagia, kalau bisa aku ingin meminta waktu kepada suami untuk mengelilingi kota Semarang dengan Wina yang kebetulan bekerja di sini.
Esok harinya aku menyampaikan niatku. Tanpa banyak bertanya Angga pun mengijinkan.
"Yaudah kalau kamu mau jalan bareng temenmu, Tanisha biar sama aku ama mama, kebetulan hari ini mama ngajak aku jalan juga" ucap Angga sembari mencium keningku.Aku pun langsung bergegas mandi dan berdandan secantik mungkin, entah apa yang ada di dalam pikiranku, bagiku hal yang belum pernah kulakukan selama 5 tahun pernikahan ini membuatku teramat sangat bahagia. Mungkin saja aku merasa jenuh karena harus dirumah saja bersama Tanisha, walau hampir semua pekerjaan di kerjakan oleh asisten Rumah Tangga dan pengasuh tetap saja aku merasa bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding
RomanceKarena mahar yang kau berikan padaku, telah aku nodai. dan hatimu telah aku lukai.