Bagian 5

171 6 0
                                    

Aku terkejut mendapat pesan dari Wina sepagi ini.

Rianlah Penyebabnya. Pria yang sudah mencuri perhatianku selama beberapa bulan ini tiba-tiba saja meminta nomor Whatsappku.

"ya udah kasih aja" tulisku membalas pesan dari Wina.

Aku pun tidak menanyakan perihal kenapa Rian meminta nomor Whatsappku.

"Sayang, jangan lupa pesan tiket buat kita berangkat ya, aku mau ke kantor dulu urus cutiku" Angga berkata sambil menata rambutnya di depan kaca.

"Oke sayang" jawabku sambil tersenyum bahagia

"Oh iya, aku udah telpon mamamu, Tanisha kita titip tempat mama dulu nanti"

Aku terkejut, "hah, kapan kamu telpon mama"

"Udah, kamu tenang aja" balas Angga.

Aku hanya terdiam dan masih bingung, sambil memperhatikannya mencium keningku, keluar kamar, menyalakan mobil dan berlalu.

Padahal tidak terpikir sama sekali olehku untuk menitip Tanisha dengan mamaku di sini. Mungkin saja, Angga ingin liburan ini sekaligus menjadi bulan madu kami yang dulu menjadi wacana saja.

Aku pun terkejut mendengar ponselku berdering tiba-tiba memecah kebingunganku, terlihat dari layar ponsel nomor yang memanggil belum tersimpan.

"Halo".

"Diandra, aku Rian, apa kabar di Samarinda?"

Mengetahui suara Rian dari ujung telepon itu membuat aku salah tingkah dan terbata-bata menjawab pertanyaannya.

"Oh, Rian, ya, aku baik aja, kamu gimana?" balasku.

"Kabar suami dan anak baik juga kan?"

"Em, baik juga ko"

"Nggak papa kan, kalau aku simpan nomor kamu, kebetulan aku bakal Dinas Luar ke Kota Samarinda dalam minggu ini, aku ingat kalau kamu disana, jadi aku punya temen yang bisa diajak ngopi pas di sana, hehe"

Walau sedikit terkejut mendengar perkataan Rian, tapi hatiku terasa senang, entah mengapa.

"Tapi, aku dan Angga ke Bali minggu depan" Jawabku jujur pada Rian. Beberapa detik berlalu tak terdengar suara Angga membalas dari ujung sana.

"Bagus dong, kita bisa ketemu disana" balasnya kemudian.

"Loh, kamu enggak jadi ke Samarinda?" tanyaku karena tak mengerti dengan jawaban Angga.

"Gampang, aku bisa ubah jadwal Dinas Luarku, sampai ketemu di Bali ya" balasnya lalu menutup percakapan kami.

"Apa mungkin aku akan bertemu dengannya di Bali nanti?" aku bertanya sendiri pada diriku. Jujur saja, aku ingin sekali bertemu dengannya lagi. Aku pun tak pernah menyangka Rian akan menghubungiku seperti itu. Tiba-tiba saja Dia semakin menarik dan aku semakin penasaran.

Aku mulai menyiapkan bajuku dan Angga. Sepertinya satu koper tidaklah cukup. Bajuku sendiri saja sudah memenuhi 1 koper.

Angga pulang dan langsung menggeleng melihat kopper yang sudah kusiapkan.

Karena ini bisa dikatakan bulan madu, aku pun begitu semangat menyiapkan semua perlengkapan perjalanan. 

"Sayang, sikat gigi ama pasta gigi kan bisa kita beli aja, kan enggak bikin penuh kopper gitu, baju tidur kan kita bisa belia juga nanti, udah, enggak usah banyak yang dibawa" 

Sudah ku duga, Angga pasti bakal protes melihat bawaan seperti itu.

27 November 2020

Pesawat kami mendarat dengan selamat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali. Kami pun lansung menaiki taksi menuju hotel yang sudah ku pesan lewat Aplikasi beberapa hari yang lalu.

Tibanya di Hotel, aku terkejut melihat Rian sedang berbicara dengan Resepsionis, Ia nampak begitu keren  mengenakan jaket bomber berwarna biru berpadu dengan celana khaki dan sepatu slip on andalannya.

"Kenapa Rian ada di hotel ini"?

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang