🐯PART 15🐰

13.5K 702 283
                                    

Partnya lumayan panjang. Bacanya nyantai aja, ok? Ga usah buru-buru dan resapi tiap katanya hehe. Enjoy! 💅



❤💜❤



Cuaca mendung. Seolah-olah alam pun merasa sungkan untuk memancarkan senyumnya pada dunia ketika dua insan ini tengah saling menghindar satu sama lain. Seakan-akan alam pun ikut andil dalam segala tingkah percekcokan yang dialami mereka sejak kemarin.

Apakah kata menghindar ini cocok untuk menggambarkan hubungan mereka saat ini? Atau justru mereka memang sudah memutuskan untuk mengakhiri ikatan yang terbilang masih singkat ini sekarang juga?

Jawabannya—masih 'mengambang'. Masih tertahan dan terapung-apung tidak jelas seperti layangan putus di udara. Tidak ada kejelasan yang pasti tentang hubungan ini akan tetap bertahan atau tidak, akan terus berlanjut atau disudahi saja. Hanya waktu—hanya waktu lah yang bisa menjawab hubungan ini akan dibawa kemana alurnya. Dan mereka tidak bisa mengelak ketika waktu itu tiba pada saatnya.

Hari ini Taehyung dan Jungkook tidak berangkat bersama. Mereka berdua memutuskan untuk berangkat dengan jalan masing-masing ke Sekolah.

Namja Kim itu berangkat dengan motor seperti biasa, sedangkan Jungkook berangkat dengan Jimin.

Ya, benar. Bersama Jimin.

Percayalah, Taehyung pagi itu benar-benar kesal, muak, dan geram. Ingin rasanya mobil hitam yang terparkir di halaman rumahnya itu ia bakar. Bila perlu, nasib pemiliknya pun ingin ia lakukan hal yang sama. Membakarnya sampai habis dan menjadi abu—seakan-akan proses kremasi telah dilakukan dengan khidmat penuh rasa syukur.

Park Jimin. Nama itu rasanya tak layak disebut sebagai seorang bajingan. Namun apa hal jika Jeon Jungkook akan direbut dari sisinya nanti? Sungguh, ia tak akan kuat dengan hal itu. Membayangkannya saja sudah sakit setengah mati.

Ia tidak bisa menahan gejolak keberangan yang membara ketika tubuh adiknya berdekatan dengan namja blonde itu—walau jaraknya terbilang masih terpaut cukup jauh.

Ingin rasanya menyumpahi laki-laki itu tak perlu hidup sebagai seorang manusia di kehidupan berikutnya. Ubah saja ia sebagai hewan kerdil jika direinkarnasi kelak oleh sang pencipta. Persetan dengan sahabat yang berubah menjadi bangsat bak serigala berbulu domba dengan segala perangai buruknya!

Taehyung membenci orang macam itu. Sumpah demi apapun.

Lagipula, ia tak mengerti dengan Jungkook. Apa benar perkataannya tadi malam dianggap serius oleh adiknya itu? Apa benar Jungkook akan pergi darinya dan lebih memilih Park Jimin?

Sungguh, kesialan macam apa yang telah dirangkai Tuhan untuk kehidupannya yang amat menyedihkan ini. Ia merasa seperti orang tak beruntung dihidupkan sebagai seorang Kim Taehyung—namja yang telah ditinggal ibunya dan bahkan sekarang orang yang ia sayangi justru lepas dari genggamannya.

Takdir—memang sekejam itu ternyata. Dan rasanya begitu sakit sampai menembus tulang belakang.

"Tae, kau tak apa? Kenapa makananmu tidak dimakan? Kau tak mau? Untuk aku, ya?"

"Hush! Diamlah, Hoseok! Makananmu saja belum habis. Jangan serakah!" omel Namjoon.

"Kau ini, Joon. Baiklah, iya, iya. Padahal makanan punya Tae terlihat lebih enak dari makananku. Tapi kenapa ia malah membiarkannya saja dan tak dimakan. Lihat, bahkan sekarang makanannya sudah dingin. Apa kau baik-baik saja, Tae? Katakan pada kami."

Taehyung menggeser piringnya ke arah samping—memberikannya pada namja dengan nama lengkap Jung Hoseok itu, "Aku hanya sedang tak berselera. Kalau hyeong mau, makan saja." kemudian tangannya melipat di dada dan menatap datar namja di hadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang