🐯PART 4🐰

10.9K 704 62
                                    

Seorang namja dengan setelan seragam sekolah yang rapih menyusuri lorong sekolah seorang diri.

Ia nampak gelisah seperti menahan sesuatu dalam dirinya.

Kakinya terus melangkah sampai ke bagian ujung sana dan melihat tembok dengan plang bertuliskan Toilet.

Akhirnya, yang ku cari-cari ketemu juga!

Namja itu langsung berlari kecil dan masuk ke dalam.

"Wah.. leganya." Resletingnya ia tutup rapat.

Ia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.

"Jeon Jungkook!"

Jungkook terhenti. Ada yang memanggil namanya dari belakang.

Ia pun menoleh ke sumber suara.

Ia pun menoleh ke sumber suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata benar, itu kau. Kau sedang apa?" Tanyanya lagi. "Ma-maksudku, apa kau sekolah di sini?"

"Eoh, Park Jimin?" Jungkook membuka matanya lebar, sedikit terkejut. "Ya, hari ini hari pertamaku masuk ke sekolah." Jawabnya mengangguk.

"Ku pikir kau akan bersekolah di tempat lain. Apa kau sudah menemui Pak Chan?"

Jungkook menggeleng, "Belum. Apa kau bisa mengantarkanku ke ruangannya? Sekolah ini besar sekali, aku sedikit sulit untuk menemukan kantor beliau."

Jimin terkekeh, "Kau juga nanti akan terbiasa kalau sudah bersekolah beberapa hari kedepan. Baiklah. Setelah aku selesai dengan urusanku ini, akan ku antar kau ke tempatnya." Senyum namja itu dengan manis.

Benar-benar berbanding terbalik perilaku Jimin dengan kakak tirinya yang menyebalkan itu. Padahal mereka berdua adalah sahabat karib. Tak bisakah Taehyung lebih lembut hatinya seperti dia?

"Gomawo. Kau baik sekali, Jimin-ssi." Ucap Jungkook berterima kasih.

"Gwaenchana. Kau tak usah berterima kasih padaku. Itu sesuatu hal yang biasa." Balasnya tersenyum lagi.

Mereka berdua pun akhirnya pergi ke kantor Pak Chan, guru pembimbing siswa sekaligus guru Bahasa Inggris di SMA Shinwa.

❄❄

Suasana kelas sangat gaduh. Padahal beberapa menit lagi kelas akan dimulai.

Ada yang duduk di meja, bermain gitar, mengobrol, dan ada juga yang sibuk bermain game di ponselnya.

Tiba-tiba ada anak yang berlari dan berteriak dari pintu, "Hey, ada Pak Chan! Cepatlah, ia akan kemari!"

Seketika posisi anak-anak yang didominasi namja itu pergi ke tempat duduk masing-masing. Mereka duduk sangat rapih dan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Suasana kelas jadi hening. Bahkan, suara sepatu melangkah dari luar kelas pun terdengar jelas di telinga.

"Beri hormat!" Instruksi salah satu murid yang berdiri tegap di belakang mejanya.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang