🐯PART 12🐰

9.2K 674 68
                                    

"Apa hyeong tidak suka melihatku bersama Jimin?"

"M-maksudmu?"

"Sejak kemarin tingkahmu terlihat sangat kesal padaku, terlebih pada Jimin. Kau seperti tidak suka kalau kami sedang bersama. Kalau memang permasalahanmu dengan Jimin karena kejadian di Kantin waktu itu, kumohon lupakanlah. Aku tidak mau hubungan persahabatan kalian jadi rusak karena itu." Ulasku dengan gamblang.

Taehyung hyeong mengambil cola dingin yang berada di atas meja dan menenggaknya dengan cepat. Setelah itu, ia menatap mataku lamat-lamat.

"Ya, memang benar aku tak menyukainya. Aku tak suka kalau kau dekat dengan namja pendek itu." Desisnya.

"Tapi kenapa? Apa karena kejadian di Kantin waktu itu?"

"Mungkin, tapi tidak sepenuhnya. Karena aku sudah tak mempermasalahkan hal itu lagi sekarang. Mengingat kejadian itu adalah ulahku dan aku menyesal telah melakukannya padamu. Tapi di sini, aku benar-benar tidak suka saat kau bersamanya, Jungkook-ah." Tatapannya benar-benar serius, mengisyaratkan suatu kekesalan mendalam yang masih tak kumengerti.

Jujur, aku masih tak paham kenapa Taehyung hyeong tak suka ketika melihatku bersama dengan Jimin. Apa yang membuatnya kesal seperti itu. Lagipula, Jimin itu masih temannya, bukan? Kenapa dia harus merasa benci padanya terlebih saat sedang bersamaku?

"Menurutku dia itu baik, hyeong. Selama ini hanya dia yang mau berteman denganku. Kau sendiri pun hanya bermain dengan geng mu di sekolah. Apa aku tak boleh berteman dengan seorang pun termasuk Jimin?" Tanyaku yang malah ikut kesal.

Aku pun menatap matanya, meminta jawaban atas pertanyaanku tadi.

Lalu, Taehyung hyeong justru kembali menatapku tanpa ragu, tangannya memegang erat kaleng cola yang sisa setengah itu.

"Aku cemburu." Tatapan matanya sangat dalam. Benar-benar dalam, sampai aku pun bergidik ngeri melihat wajahnya yang muram itu.

Sungguh, apa barusan aku salah dengar? Apa pendengaranku sedang kacau sekarang? Apa yang Taehyung hyeong katakan tadi? Dia tidak bilang kalau dia cemburu, kan?

"A-apa yang hyeong katakan?" Tanyaku lagi memastikan. Masih tak percaya dengan apa yang kudengar dari mulutnya tadi.

"Sudahlah. Lupakan. Aku pun tak ingat apa yang kukatakan padamu barusan." Balasnya angkuh kemudian menghabiskan seluruh cola nya dalam satu tenggakan.

"Apa kau cemburu pada Jimin, hyeong?" Tebakku dengan cepat---yang membuat Taehyung hyeong langsung tersedak.

"Oh maaf, hyeong. Aku tak bermaksud membuatmu seperti itu." Ujarku khawatir sambil menepuk-nepuk punggungnya supaya baikan.

Ku lihat wajahnya sedikit memerah akibat tersedak cola yang baru saja diminumnya. Ia menghela napas pelan, "Lupakan. Lebih baik kita pulang sekarang. Ayo!" Ajaknya terburu-buru.

"Tapi, hyeong. Kau belum menjawab pertanyaanku." Rengutku dengan kesal.

"Kau ingin pulang tidak? Bukankah tadi kau bilang khawatir dengan si blonde itu? Jadi cepatlah pulang, atau kau kutinggal." Balasnya mengancam.

Menyebalkan sekali. Dia sudah seperti komandan saja mengatur-aturku sesuka hatinya.

"Baiklah, baiklah." Jawabku malas sambil menekuk wajahku yang lumayan kesal.

"Kenapa dengan wajahmu? Kenapa kesal begitu?" Tanyanya yang sok peduli. Padahal itu kan karena ulahnya.

"Tak apa. Ayo kita pulang." Balasku yang kemudian mengambil helm dengan wajah yang masih merengut sebal.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang