🐯PART 8🐰

10.1K 766 179
                                    

"Apa kau sudah sembuh?"

"Hm. Kondisiku jauh lebih baik sekarang."

"Syukurlah. Aku benar-benar khawatir padamu, Jungkook-ssi." Ucap Jimin seraya mengusap surai hitam namja di hadapannya. "Lain kali, kau harus lebih berhati-hati. Apalagi kalau ada seseorang yang tak dikenal memberimu sesuatu, lebih baik kau tolak saja. Siapa tahu niatnya itu jahat seperti kemarin. Ara!?" Lanjutnya lagi yang memasang wajah sok marah.

"Ne, arasseo. Kau tak usah khawatir. Sekarang, aku malah merasa seperti anak kecil yang sedang dimarahi seorang ayah."

"Haha, memang benar. Di mataku, kau ini justru terlihat seperti anak kecil yang begitu polos dan lugu. Apa aku harus terus melindungimu, eoh? Adik kecil~"

Jungkook mengalihkan tangan Jimin yang terus saja mengacak-acak halus rambutnya, "Sudahlah, kau terlalu berlebihan."

Keduanya saling berkelakar manis di bangku kelas. Ada banyak pasang mata yang melihat, terutama namja tampan yang berada di pojok sana.

"Hey, lihatlah. Dia sekarang makin dekat saja dengan anak baru itu." Ujar Hoseok berbisik pada si Ketua Kelas.

"Benar. Tapi tak apa lah, setidaknya ada yang menemani anak itu. Dia kan sejak awal masuk tidak mempunyai seorang chingu. Jadi biarkanlah Jimin menemaninya." Sahut Mingyu menanggapi.

"Apa kau tak apa, Tae? Sejak tadi kau hanya diam saja. Apa kau sakit?" Tanya Hoseok. Namja yang satu ini memang banyak cakap. Sepertinya tak ada satu detik pun bagi dirinya untuk tidak berbasa-basi pada orang lain. Pantas saja orang-orang memanggilnya 'Si Kuda'. Mungkin selain wajahnya yang mirip dengan hewan equus caballus itu, bisa jadi karena tingkahnya yang tak bisa diam.

Taehyung hanya menggeleng. Entah kenapa ia sedang malas berbicara saat ini.

"Kau ini. Jangan membuatku takut, Tae. Ku pikir kau diam saja dari tadi karena kerasukan hantu pojokan. Hahaha~" Candanya.

"Aish, kau ini." Sergah Mingyu dengan tangan kanannya di udara---gatal ingin menepuk keras kepala teman sekelasnya itu.

Taehyung hanya diam, memandangi dua namja yang sejak tadi tak henti-hentinya bersenda gurau di bangku sana. Gelak tawa mereka membuat telinganya sakit. Atau mungkin, sesuatu yang berada di dalam dadanya yang merasakan hal itu.

"Ah, kau ini. Tak bisakah tanganmu lepas dari wajahku? Aku tak bisa fokus dengan pertanyaannya."

Jungkook meringis sebal. Sejak tadi Jimin mengganggu dirinya yang sedang sibuk mengerjakan soal matematika yang tertinggal saat ia tak masuk kemarin.

Namja dengan smile eyes itu terus saja mengerjainya dengan usil, entah itu menusuk-nusuk pipi Jungkook dengan telunjuk, mencubit gemas pipinya, bahkan menangkup sampai membuat bibir kecil Jungkook maju dan kelihatan lucu seperti ikan yang berada di akuarium.

"Aish, Jimin-ssi!" Sentak Jungkook dengan dialek khas Busan.

Jimin tertawa renyah. "Mianhaeyo. Habisnya aku gemas dengan wajahmu, Jungkook. Apa kau benar berumur 16 tahun? Wajahmu itu sungguh terlihat seperti bayi. Rasanya gemas sekali ingin kucium. Apalagi bib--"

Suara hentakan meja terdengar seantero ruang kelas 11-A. Begitu keras dan nyaring. Bak petir tunggal yang menyerang kawasan lembap setelah terguyur hujan.

Taehyung bangun dari tempat ia duduk, berdiri sejenak dan mencoba tenang setelah apa yang dilakukannya menjadi sorotan semua mata di kelas.

"Hey, Tae! Kau mau ke mana?" Panggil Hoseok.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang