3

5.2K 671 37
                                    

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Sunwoo segera di bawa keruang pemeriksaan. Yang lain hanya menunggu di depan. Sebenarnya bisa saja mereka tidak perlu ikut ke rumah sakit. Tapi mereka begitu kepo dengan kejadian ini.

"Gue masih bingung sama kejadian ini." ucap tiba-tiba Jinyoung entah pada siapa.

"Yah lo pikir? lo doang yang gak bingung." kali ini Hyunjin berucap dengan suara sesikit terdengar sarkas.

"Santai dong mas. Kuah nya nyampe kegue nih." ungkap Haechan yang memang duduk didepan Hyunjin, cowo itu duduk melantai bersama Jisung karena bangku panjang itu tidak muat untuk mereka.

Haechan saat itu berbalik mengahadap untuk melihat Jinyiung, hingga saat itu pula Hyunjin berbicara dan sebuah 'kuah' yang dimasud Haechan menyembur mengenai wajahnya.

"Sstt.. Ini rumah sakit. Gak usah berisik lo pada." Jeno mengintrupsi mereka agar tidak ribut.

Dengan intrupsi Jeno itupun, Semuanya menjadi hening.

The power of Lee Jeno.

Sekian lama menunggu, akhirnya Dokter keluar dari ruang operasi tadi.

Haechan dengan kecepatan penuhnya bangkit. Tapi dia lupa jika dibelakangnya ada Jinyoung bersama Hyunjin. Tersenggollah kedua cowo itu hingga terjengkang kembali kebelakang.

Gedubrak!

Suara dua cowo terjatuh tidak terelakkan, siapa lagi jika bukan Hyunjin dan Jinyoung.

Lebih parahnya Jaemin yang duduk disebelah Jinyoung tadi, tidak sempat menghindar, hingga cowo itu terkena tamparan dari tangan Jinyoung,  alhasil ada tiga korban dari kelakuan Haechab.

"Bangs- aduuhhh." Desis Hyunjin hampir mengumpat jika tidak mengingat situasi.

"Anj- kepala gue makin kecil dah!" Aduh Jinyoung yang kepalanya terpentok dinding di belakang kursi.

"Young! Tangan lo ngegampar muka gue. Anjir." Teriak Jaemin merasakan denyutan dipipinya, mungkin sudah ada bekasan memerah.

Jisung, Renjun serta Jwall yang menyaksikan kecelakaan itu, tudak dapat menahan tawa hingga perut mereka rasanya keram akibat banyak tertawa.

"Bwahahaha. Beneran lucu banget. Hahaha!" Jisung tertawa begitu puasnya, dia suka sekali dengan kesengsaraan Jaemin.

"slSumpah sumpah! Pokoknya ini kejadian langka." ujar Hwall yang sudah menghentikan tawanya walau cowo itu masih duduk dilantai mengambil nafas.

"Ketua kelas akhirnya ada adegan memalukannya." ujar Renjun sambil megang perutnya yang keram akibat kebanyakan tertawa.

Korban tertawaan, akhirnya berusaha berdiri walau punggung keduanya serasa remuk dan wajah Jaemin yang memerah, mereka bertiga mencari Haechan seraya menatap sang empu dengan pandangan ingin membunuhnya, dalam hati mereka menyumpah serapahi Haechan.

Haechan yang notabennya pelaku penyenggolan, kini hanya menyengir tanpa dosa dan mengalihkan pandangannya. Dengan watadosnya cowo itu berjalan ke arah Sokter.

Jeno sebenarnya juga hampir saja tertawa, jika dia tidak mengingat sedang menjaga imagenya didepan Dokter yang ternyata terlihat juga sedang menahan tawa.

Dokter melihat kearah anak-anak yang rusuh disana dengan tatapan ingin mengatai, hingga sadar jika dia saat ini adalah seorang Dokter. Nama dokter itu, bernama Kim jaehwan.

Jeno akhirnya mengintrupsi semuanya untuk diam dan semua menurut seraya menatap Dokter yang mengjampiri mereka.

"Jadi Dok gimana keadaan temen saya?" ucap Haechan, tanpa mempedulikan tatapan tajam ketiga temannya.

"Teman kalian sepertinya harus mendapatkan perawatan intensif disini . Dikarenakan benturan yang cukup keras pada kepalanya mengakibatkan pergeseran otak pasien." jelas Dokter Jaehwan.

"Otaknya geser? Makin goblok dah tuh si Sunwoo." ujar Jaemin yang notaben merupakan teman sepergoblokan Sunwoo.

"Ck. Diem dulu deh lo. Gak usah nyampah dulu." ujar Hyunjin yang memang masih sensi alibat kejadian memalukan yang menimpanya tadi.

"Aensi mulu lo Jin. Pms yah lo?" ujar Renjun jadi ikutan emosi karena sarkasnya Hyunjin.

"Lo kira gue cewe apa?!!" emosi Hyunjin.

"Diem woy!" Lerai Hwall yang tidaj taha akan ketololan teman-temannya.

"Untuk sekarang, pasien belum bisa di jenguk, dikarenakan pasien masih butuh banyak istirahat." ujar Dokter Jaehwan akhirnya dan berlalu pergi setelah mendapat anggukan dari anak-anak disana.

"Jadi, balik nih kesekolah?" ujar Jinyoung.

"Mau gak mau yah kita balik ke sekolah. Masih jam sebelasan juga ini. Masih ada pelajaran pak Jay." jawab Hwall sekenanya.

"Yaudah. Balik dah kita. Kan belum boleh di jenguk juga ini." sahut Jeno dan belalu berjalan menuju parkiran yang dimana di susul oleh yang lainnya.

Masuklah mereka ke dalam mobil jinyoung. Untung mobilnya besar, jadinya cukup buat berdelapan.

Jinyoung menyetir, disebelahnya Jeno sibuk melihat-lihat jalanan, di jok kedua ada Hwall, Haechan bersana Jisung, dan di jok belakang ada Jaemin, Renjun serta Hyunjin.

Keheningan tercipta, dikarenakan Haechan belum berani berisik sejak insiden di Rumah Sakit tadi, begitupun Jaemin yang sepertinya masih merenungi wajahnya yang terkena tamparan, masih tersa denyutan soalnya, sampai tiba-tiba dia teringat dengan sticky note yang diambilnya dari tangan Sunwoo tadi.

"Eh! Gue baru inget. Tadi gue nemu ini di tangan Sunwoo." ujar Jaemin sambil mengeluarkan sticky note dari kantung celananya, "gue gak tau ini penting apa enggak. Gue ngasal aja nyimpennya." Lanjutnya.

Hyunjin yang duduk disebelah Jaemin mengambil note itu dan memperlihatkannya pada yang lain.

"Ini gimana caranya sticky notenya ada di tangan Sunwoo coba." ucap Hyunjin bingung.

"Lah? Iya juga? Apa pas Sunwoo udah menggelepar ditanah, ada orang yang sempet nyelipin gitu?" pekik Haechan berbalik menghadap belakang, yang dihadiahi sebuah gamparan oleh Renjun.

"Kalian dapet pesan gak sih?" ucap Hwall tiba-tiba, diia baru saja membuka ponsel miliknya, saat dia mau memberi kabar pada teman sekelasnya, dia dapat melihat ada notif pesan diponselnya, dan mengeceknya, hingga bisa dia lihat ada pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Mendengar ucapan Hwall, sekarang, yang lain akhirnya ikut mengecek ponsel masing-masing, dan benar saja ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal, dengan isi yang seakan mempertanyakan sesuatu yang ambigu, apakah mereka diteror?

"Inimah kita di teror sih" ucap Hyunjin menerka-nerka.

"Ini orang gak ada kerjaan apa! Kok mau neror gue!" ucap Jaemin yang memang masih badmood dengan wajahnya yang masih berdenyut.

"Lo banyak dosa kali." ujar Haechan seadanya.

"Dosa ama teror apa hubungannya bambank!" sahut Renjun yang tersulut emosi akan jawaban Haechan.

"Udah! Bahasnya entar aja pas di kelas." sahut Jeno menengahi.

Karena boleh jujur, dia pening dengan masalah yang bermunculan. Mulai dari masalah Sunwoo hingga masalah teror saat ini.

Akhirnya semua diam. Walau dalam pikiran mereka masih berfikir keras akan hal yang menimpa mereka.

TBC

Lucu gak suih:') gue berusaha ngelucu itu lohh:))

MISTAKE & CHARACTERISTIC - 00L️ (ft.99L+01L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang