Renjun memapah Jaemin yang setengah sadar menuju UKS. Walaupun sulit, dia mengusahakannya agar tetap membawanya sampai kedalam UKS.
"Bangsat! Peneror bener-bener gak berakhlak." Umpat Renjun, dia sudah diambang batas kesabaran, jika dia ingat-ingat lagi, sudah begitu banyak temannya yang terluka.
"Uhhuk."
Diliriknya Jaemin yang terbatuk kecil, makin khawatir saat dia melihat Jaemin semakin pucat.
"Jaem.. Please! Bertahan yah." Ujar Renjun ketar-ketir mencoba mempercepat langkahnya agar bisa segera sampai di UKS.
"Gue gak apap-apa Ren." Ujar Jaemin dengan suara kecil.
"Matamu gak kenapa-napa! Lo babak belur Jaem!" Makin emosi Renjun, Jaemin suka banget ngomong gak kenapa-napa padahal aslinya udah sekacau ini.
Jaemin tersenyum tipis, "Makasih Ren." Ujarnya ngebuat Renjun jadi Nethink.
"Gak usah ngomong lagi! Kita hampir sampai." Ucap Renjun kesal, disertai lega saat melihat UKS sudah dekat.
.
.
.
.Sedangkan, diluar gedung perbatasan gedung sebelas dan sepuluh, terlihat beberapa orang ber-hoodie tergeletak ditanah seraya meringis.
Yap! Jeno, Hwall, Junkyu dan Lua berhasil mengalahkan orang-orang ber-hoodie yang menghalangi mereka.
Walau jelas mereka ikut terluka akibat terkena pukulan, namun mereka tidak apa-apa, hanya lebam sedikit tanpa ada yang sekarat seperti orang-orang yang sudah terkapar seraya meringis.
"Kita bawa mereka ke gedung sepuluh." Titah Jeno yang sibuk mengikat tangan mereka memakai dasi.
Ketiga lainnya yang juga sudah mengikat tangan sisa orang lainnya mengangguk, dan memapah orang-orang itu menuju gedung sepuluh.
Sesampai didepan gedung sepuluh, Hwall yang berada didepan yang sedang memegang dua orang yang diikatnya. Menoleh menatap Jeno.
"Tujuan kita kemana?" tanyanya.
"UKS." ujar Jeno singkat dan berjalan mendahului Hwall.
"Lo tau jalan ke UKS? Gedung ini baru kan?" Tanya Junkyu.
"Gue pake Feeling." Ujar Jeno yang sudah benar-benar masuk dikoridor sepuluh dan belok ke kiri.
Junkyu dan Lua bertatapan dengan wajah bingung, walau selanjutnya mereka mengedikkan bahu tanda terserah Jeno saja.
Karena, mereka percaya dengan Jeno.
Selagi mereka berjalan, mata mereka tidak luput dari seluruh sudut tempat itu, dulu gedung itu sangat berbeda dengan yang sekarang, gedung yang dulu tidak terlalu memusingkan, dan tidak banyak lorong-lorong seperti ini.
"Gila. Ini angkatan kelas sepuluh sekarang apa gak pusing yah pas mau ke kantin? Atau perpustakaan?" Ujar Junkyu pusing sendiri melihat lorong-lorong disetiap koridor.
Lua mengedikkan bahu, "yakin sih gue mereka awal-awal pusing." ujarnya diselingi kekehan.
Junkyu mengangguk cepat membenarkan.
Sedangkan Hwall yang berjalan dibaris kedua, mengerutkan kening melihat sudut atas koridor itu.
"Kok semua CCTV rusak?" Ujarnya, mendapati cctv yang terlihat habis dilempar sesuatu, banyak keping-kepingannya yang berserakan dilantai.
"Ada orang lain disini." Ujar pelan Jeno, walau masih bisa didengar oleh ketiganya.
"Kawan atau lawan?" Ujar Hwall.
"Bisa jadi lawan berkedok kawan." Ujar Jeno menatap bergantian ketiga temannya yang berada dibelakangnya.
"Gue cuma percaya lo bertiga untuk saat ini. Gue gak yakin teman yang kita temui nanti, masih bisa disebut kawan. Bisa aja dalam waktu sesingkat ini, mereka berubah fikiran." lanjut Jeno.
Ketiga lainnya yang mendengar perkataan Jeno. Membenarkan dalam hati.
Benar. Tidak ada yang tau bagaimana keadaan yang lainnya. Sekarang hanya perlu percaya pada diri sendiri.
Jeno percaya, ketiga temannya yang bersama dirinya adalah orang-orang tulus yang tidak ada sangkut pautnya dengan teror sekarang.
Hwall sendiri meyakinkan dalam hatinya untuk mempercayai Jeno sepenuhnya, walau sempat ragu tetapi seiring mereka bersama sejak awal. Dia menemukan ketulusan Jeno. Begitupun dia yang percaya dengan Jisung serta Lua.
Junkyu dan Lua dari awal memang tidak pernah meragukan temannya yang bersamanya sejak di gedung sebelas.
Semoga kepercayaan mereka bisa terus terbangun tanpa adanya pihak profokator.
Karena sekarang hanyalah kepercayaan yang mereka butuhkan. Jika kepercayaan itu hilang, hancur sudah pertemanan.
.
.
.
."Lo emang bajingan. Cepat kasih tau gue siapa dibalik ini semua Sunwoo!" Pekik Lia, mukanya memerah akibat menahan emosi, apalagi saat melihat Jaemin yang sekarat.
Sunwoo menggeleng lemah, "gak ada guna gue kasih tau lo soal dia. Karena lo gak ada hubungannya sama dia." jelas Sunwoo.
"Tapi, teman kita-"
"Teman?" ucapan Lia terpotong saat seseorang tiba-tiba berbicara, orang itu baru saja masuk, dan berjongkok didepan Lia.
Lia tergugup menatap cowo didepannya, tenggorokannya terasa tercekik saat menatap cowo yang menyeringai didepannya.
Bahkan Jisung dan Chani yang tadinya terdiam dengan pandangan kosongnya, kini menatap terbelalak cowo yang sangat dia kenal!
"Surprise! Lo bertiga kaget banget kayaknya." Ujar Cowo itu santai seraya berdiri dari jongkoknya, dan beralih duduk disebelah Sunwoo.
"Ke-kenapa..." Ujar Jisung tidak dapat melanjutkan ucapannya, tangannya terkepal erat menahan emosi.
"Iya. Gue dalangnya." Ujar cowo itu tanpa ditanya, karena dia yakin akan ditanyai hal yang serupa dengan jawabannya.
Lia menatap cowo itu dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
"Kenapa? Padahal, Gue udah percaya banget sama lo?!!" Pekik Lia lagi seraya menggoyang-goyangkan tangannya yang terikat, dia ingin lepas dan menghadiai cowo itu dengan tamparan keras.
"Lepasin gue bangsat! Lo harus gue hajar sampai mampus! Sampai lo mati dan membusuk di neraka bajingan! Cuih." Teriak Chani dan meludah kearah cowo itu juga seraya menendang-nendang udara didepannya, dia benar-benar sangat ingin membunuh cowo didepannya, si psychopath sebenarnya.
Cowo itu hanya memandang santai dua manusia didepannya. Tidak tertarik sama sekali meladeni dua mantan temannya(?) dan dia berbalik membelakangi keduanya, lebih tertarik menatap monitor, melihat bahwa semua teman seangkatannya berada di gedung sepuluh.
Seringaian kembali tercetak dibibirnya, diraihnya walkey talkey yang memang sudah tersedia, dan berucap, "aktifkan bom digedung sepuluh."
Hingga dapat dia lihat beberapa orang di gedung sepuluh sana terjengit menerima perintah darinya.
"Mari kita lihat, siapa saja si penghianat." Ujar Cowo itu seraya berbalik menatap Lia, Chani dan Jisung yang tampak was-was mendengar ucapannya.
Tbc
🤗😊☺🖖
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE & CHARACTERISTIC - 00L️ (ft.99L+01L)
Mister / Thriller[Mistery] Mistake, kesalahan yang tak ingin diakui. Characteristic, Sifatmu yang tersembunyi. Masalah dimasa lalu yang berakibat fatal di masa depan, membuat sebagian dari mereka berakhir balas dendam. ¤ Non-Baku ¤ Bad Word everywhere 🔞 Start : 21...