40

1K 201 12
                                    

Disebuah gedung jauh dari gedung utama sekolah, terlihat cowo yang berbaring di sofa kusam.

Tampak cowo itu mengernyit, meringis merasakan badannya yang pegal dan nyeri.

Hingga, cowo itu membuka matanya dan bangun perlahan saraya mengedaekan pandangannya ke penjuru ruangan.

Cklek

Suara pintu terbuka membuatnya menoleh, dengan pandangan waspada dia melihat cowo yang baru masuk.

"Eh? Lo udah bangun ternyata." Ujar cowo yang baru masuk, meletakkan air minum didepan cowo yang baru bangun.

"Lo siapa? Dan dimana gue sekarang." Ujar cowo itu linglung.

"Lo di gedung tua jauh dibelakang gedung utama sekolah. Btw.. kenalin gue Changbin, kelas dua belas. Kita pernah ketemu di kantin sore tadi." Jelas cowo itu yang ternyata bernama Changbin.

Cowo yang duduk di sofa itu mengingat-ingat kejadian sore tadi, yang akhirnya dia ingat siapa cowo yang bernama Changbin ini.

"Ah iya bang, btw gue Seungmin, dan gue ingatnya lo temennya bang Woojin kan?" Ujar cowo yang duduk disofa itu seraya meraih air minun didepannya, meneguknya hingga tandas.

"Yah. Itu gue. Tapi jangan sebut gue sama si bangsat itu sebagai teman." Ujar Changbin dengan suara dinginnya ngebuat Seungmin menoleh kearah kakak kelasnya itu yang tampak terlihat ada emosi dibalik ucapannya.

"Maaf menyinggung bang. Tapi apa ada masalah antara lo dan juga temen lo itu?" Tanya Seungmin hati-hati tanpa menyebutkan nama Woojin.

Changbin mengangguk pelan dan duduk di single sofa kusam didepan Seungmin.

"Ada masalah. Sangat besar dan dia bagian dari masalah ini. Gue gak tau mau mulai darimana ngomongnya, tapi angkatan gue sekarang lagi kacau banget." Ujar Changbin mengusak kasar wajah lelahnya.

Seungmin paham akan kekacauan besar yang dimaksud Changbin.

"Apakah ini sama dengan masalah yang menimpa angkatan gue bang? Gue tebak ini soal Peneroran." Ujar Seungmin yang dimana bisa dilihatnya Changbin didepannya terbelalak menatapnya terkejut.

"Ja-jadi angkatan lo juga?" Tanya Changbin masih dengan wajah terkejutnya.

Seungmin mengangguk lemah, "iya bang, dan gue kepisah sama teman gue yang bertugas mencari peneror. Ah ralat, lebih tepatnya gue mau nyelametin temen gue yang diseret sama salah satu antek-antek si peneror." Ujar Seungmin menjelaskan yang terjadi padanya.

Changbin mengangguk paham, "itulah gue bisa nemuin lo didekat bangunan itu, lo pingsan dengan luka-luka dibadan serta muka lo." Ujarnya.

"Ah iya bang. Gue habis baku hantam sama antek-antek peneror bareng dua temen gue. Entah gimana keadaan mereka sekarang." Ujar lemah Seungmin kembali mencemaskan kedua temannya.

"Gue yakin mereka pasti baik-baik aja. Yang sekarang ini, lo perlu mikirin diri lo dulu, kalau lo udah pulih kita keluar dari sini kita perlu nyari sekutu. Gue juga kepisah sama temen-temen gue dan gue yakin mereka baik-baik aja sekarang." Ujar Changbin beranjak dari duduknya.

Cowo itu berjalan ke meja yang tersedia, bisa Seungmin lihat dimeja itu ada banyak benda tajam. Seungmin mengernyit dan kembali menatap was-was Changbin.

"Lo gak usah takut. Gue jamin gue bukan bagian dari si peneror. Ini semua hasil rakitan gue sendiri, berjaga-jaga kalau gue diserang." Jelas Changbin mengetahui kalau Seungmin kembali was-was kepadanya.

Seungmin menghela nafas lega, cukup trauma karena masalah tadi yang menimpanya jadi dia hanya bisa selalu waspada pada orang-orang tertentu.

"Istirahat Seungmin. Sebentar lagi kita bakal keluar dari sini. Kita harus secepatnya bertemu dengan sekutu." Ujar Changbin lagi.

MISTAKE & CHARACTERISTIC - 00L️ (ft.99L+01L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang