note ; kalo lagi ga mau nangis jangan baca part ini ya :'v btw apologize ada beberapa part, jadi are you ready?
genre ; angst, sad romance
- ⭐ -
pria jangkung itu menendang batu dengan keras, sungguh ia sangat kesal. ia berlari dengan malas-malasan, kadang berjalan atau berlari seperti orang gila yang berkomat-kamit.
"awas aja lo yang jeongin." gumam hyunjin sambil mengepalkan tangannya.
hyunjin mempercepat langkahnya, mengetahui kalau ia sudah berlari dalam 9 putaran yang artinya satu putaran lagi ia selesai menjalani hukuman.
iya, hyunjin dihukum karena ketahuan merokok di rooftop. dan hyunjin tahu betul kalau yang melaporkan dirinya terciduk merokok yang siapa lagi kalau bukan jeongin, orang yang selalu pergi ke rooftop.
hyunjin memang tak segan menghukum bahkan menyiksa sekalipun bagi siapa saja yang mengusik kehidupannya, termasuk tadi merokok di sekolah.
contohnya jeongin, yang merupakan langganan bullynya hyunjin.
yang jeongin, atau kadang sering disebut 'si culun dan si miskin' menjadi bahan bully semua siswa. salah satunya juga hyunjin yang sering membully dirinya.
"haah... harusnya si bantet juga dihukum kok cuma gue doang si." umpat hyunjin saat ia sudah menyelesaikan hukumannya.
hyunjin berniat ke kantin, namun saat di koridor ia tak sengaja berjumpa dengan jeongin yang sedang membawa tumpukan kertas.
hyunjin menyeringai, what a nice timing.
"heh culun!" seru hyunjin.
sontak yang dipanggil mematung kaget, sekaligus takut. hyunjin terkekeh, menghampiri jeongin.
"bisa-bisanya lo dendam dengan cara laporin gue ke guru bk, wah udah berani nih." hyunjin tersenyum seram.
jeongin tahu betul apa yang dimaksud hyunjin, memang dulu hyunjin sering ketahuan merokok oleh jeongin. karena pada dasarnya hyunjin memang masa bodoh kalau ia ketahuan merokok di depan jeongin. tentu saja dengan ancaman kalau dilaporkan, jeongin akan mendapat pembullyan yang lebih ganas lagi.
tangan hyunjin mengusap pelan rambut jeongin, saat sampai di belakang rambut, ia menjambaknya kuat-kuat.
jeongin tersentak dengan perlakuan hyunjin yang tiba-tiba, ia memekik kesakitan tanpa bersuara, berusaha menggenggam erat tumpukan kertas yang ia bawa.
"b-bukan aku.. ku-kumohon hiks.. lepaskan.."
sungguh, sedari tadi jeongin ada di kelas, tidak pergi kemanapun. bahkan ia tidak tahu kalau hyunjin merokok sekarang, kenapa tiba-tiba menuduh dirinya?
"cih, pembohong. lo itu emang pantesnya mati, nyusahin orang aja." ketus hyunjin, ia menjambak kuat-kuat lalu menabrak kepala jeongin dengan tembok, setelah itu ia pergi tanpa mempedulikan jeongin yang merintih kesakitan.
jeongin menangis pelan, menyesali takdir yang menjadikannya seperti ini. jeongin sangat benci dengan mereka, yang kemungkinan besar membully jeongin hanya karena miskin dan jeongin mengakui kalau ia culun.
daripada berlama-lama menangis, jeongin memaksakan diri untuk bangkit, meskipun kepalanya sangat sakit.
jeongin kembali mengumpulkan tumpukan kertas yang terjatuh saat dirinya ditabrak ke tembok oleh hyunjin tadi. Ia menghela napas lega karena kertas-kertas itu tidak kotor yang artinya hyunjin tidak menginjaknya.
jeongin mengusap kepalanya pelan, masih terasa sakitnya.
"eh...?" jeongin merasa dirinya menyentuh sesuatu yang cair di kepalanya, ia mengecek tangannya.
jeongin terperanjat kaget, kemudian ia menoleh ke tembok. ada bercak merah disana.
ah sial.
- ⭐ -
"lo ngapain?"
hampir saja kotak p3k itu terjatuh kalau jeongin tidak menggenggamnya erat, ia menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
jantung jeongin berdetak lebih cepat dari biasanya, ketika mendapati si ketua osis tengah menatapnya bingung. lai guanlin namanya.
jeongin menggigit bawah bibirnya, takut dikira ia membolos lalu melaporkannya pada wali kelas jeongin. apalagi jeongin satu kelas dengan guanlin.
namun dugaannya salah, justru raut wajah guanlin malah terlihat panik saat menatap jeongin.
"itu pala lo kok bisa berdarah? yaampun jeongin! lo bisa mati kalau darahnya keluar terus!" seru guanlin, kemudian ia beranjak ke lemari, mengobrak-abrik sesuatu yang dicarinya.
jeongin hanya mematung menatap guanlin. apa tadi katanya? apa guanlin khawatir?
"sini, gue pakein." guanlin menarik tangan jeongin untuk mendekat padanya, yang ditarik hanya menurut.
guanlin mengeluarkan perban putih, lalu ia rekatkan ke kepala jeongin. untunglah pendarahannya tidak terlalu besar, tapi sangat memungkinkan kalau darahnya terus keluar, jeongin bisa kehilangan darah.
"kok bisa gini sih, jeong?"
jeongin hanya menatap guanlin sebentar, setelah itu menunduk lagi.
seakan mengerti dengan raut wajah jeongin, guanlin menghela napas kasar. "ini udah masuk pembunuhan namanya, lo ga bisa terus-terusan kek gini."
guanlin tahu pasti jeongin tidak akan menyahut, jadi ia memegang pundak jeongin. menatapnya dengan serius. disaat yang bersamaan juga jeongin reflek menatap guanlin, hingga mata mereka saling bertemu.
"mulai sekarang, gue adalah sahabat lo. jadi kalo lo disakitin lagi, jangan ragu buat panggil gue."
- ⭐ -
hehe, aku kembali.
fyi, hyunjin kan dihukum lari di lapang 10 putaran, nah lapangannya itu ada di deket kantin-perpus tapi jauh kalo ke kelas. jadi pas jeongin dibully tadi sama hyunjin ga kedengeran tubrukannya sama orang lain, apalagi masih jam kelas jadi sepi gitu kantin-perpusnya :Dmaap kalo aku terlalu sering bikin short story yang kebanyakan angst dan semacamnya dibanding humor atau semacamnya soalnya ya gitu :'v
see ya on next chapter!
-ryu

KAMU SEDANG MEMBACA
「O1⸙͎」Feuille D'Histoire
Fanfiction↳ ੈ🌷‧₊˚ ┊͙"hanya sekumpulan cerita hwang hyunjin dengan yang jeongin." ✎↷: ------- started: [ 22.07.2019] finished: [ ..... ] ©potterryu