Chapter - Nine

7.5K 368 12
                                    

Wajah tidak bersahabat yang ditujukan wanita itu masih teringat jelas diotaknya. Bagaimana tatapan itu menunjukkan ketidaksukaannya.

Dante jelas tahu apa penyebabnya. Hanya saja, ia enggan mengaku bersalah. Biarkan saja. Lagipula wanita itu juga bukan siapa-siapanya.

Tidak ada dalam kamus manapun, seorang bos meminta maaf pada bawahannya. Kayla hanya kebetulan seorang wanita yang mendapat ciumannya. Harusnya wanita itu bersyukur mendapatkan itu disaat semua wanita menginginkannya.

Menghela langkah panjangnya. Dante berjalan menuju mobilnya. Hari ini ia ada janji makan siang bersama Keana. Lagi. Ucapan ayahnya terngiang begitu jelas di telinganya.

Haruskan ia mengakui tentang perasaannya?

Ahhh.... Seharusnya ia tidak usah menutupi apapun dari orang tuanya. Dante yakin, ibunya juga tahu perihal ini. Mungkin ibunya hanya diam demi menghormati privasinya.

Mengemudikan mobilnya di jalan raya. Dante melirik ponselnya yang bergetar. Menandakan bahwa Keana mengirim lokasi pertemuan mereka. Sebenarnya ini bukan sebuah janji. Hanya kebetulan Dante tidak ada acara lain, jadi ia mengiyakan ajakan Keana untuk makan siang.

Sepuluh menit, mobilnya berhenti didepan cafe bernuansa italia. Ia keluar dari mobil dan berjalan masuk. Matanya beredar mencari sosok yang membuat janji padanya. Disanalah dia,  tersenyum ketika matanya bertemu dengannya.

 Disanalah dia,  tersenyum ketika matanya bertemu dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang berubah. Wanita ini masih sama mengagumkannya dengan dulu. Masih cantik dan ia sangat terpesona.

Senyum cantiknya menyambut kedatangannya. Dante berjalan dan berhenti didepannya. Mengecup singkat pipi Keana, menarik kursi dan duduk didepannya.

"Jadi ada apa kau tiba-tiba mengajakku bertemu?"

Dante membuka suara. Mengambil buku menu, membacanya. Seorang pelayan datang menghampiri. Mencatat pesanan mereka dan berlalu dari sana.

Setelah memastikan pelayan meninggalkannya. Keana cemberut. Menekuk wajahnya.

"Apa sekarang aku tidak boleh bertemu denganmu?"

Terkekeh geli. Dante menutup buku menunya. Meletakkan kembali diatas meja. Tangannya terulur, mengacak rambut Keana yang ditepis wanita itu dengan kesal.

"Bukan begitu. Seharusnya aku yang bertanya, apa kau tidak sedang sibuk menyiapkan pernikahanmu?" Dante menyandarkan punggungnya. Melipat kedua tangan didada dan menatap Keana intens. "Kalau aku justru senang bisa bertemu denganmu."

Kata-kata barusan, apakah itu sebuah kode? atau ia perlu menjelaskannya secara terbuka?

"Tidak. Finn sudah mengurus segalanya." Wajah Keana berubah. Ia tersenyum. "Aku meminta bertemu untuk bertanya apa kau ada saran tentang ide bulan madu? Finn menyerahkan masalah itu padaku dan aku tidak punya bayangan akan pergi kemana."

Crazy Mistake [Sudah Terbit -- OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang