Chapter - Fifteen

7.7K 407 23
                                    

Panas membakar tubuhnya. Dante menggeram ketika lidahnya bisa menyelinap masuk. Meski ia harus berusaha agar bibir ini mau terbuka. Tidak membuang kesempatan, lidahnya membelai dengan lihai. Menyesapnya pelan. Menggigit bibir Kayla dan kembali melumatnya.

Tangannya siap menyelinap masuk ketika pintu terbuka kasar hingga tautan bibirnya terlepas.

Dante mendongak dan melihat seseorang yang ingin sekali ia tonjok berdiri disana. Ia kembali menatap Kayla yang berada dibawahnya tersengal. Meraup udara sebanyak-banyaknya. Kemudian Kayla mendorong dadanya hingga ia terjungkal dan wanita itu bangkit.

Dante terduduk. Dimata hijau milik Kayla, ia melihat kemarahan yang tidak bisa ditutupi. Kayla merapikan rambut dan roknya. Berbalik, meninggalkan dirinya tanpa mengucap satu kata pun.

Trevor terkekeh. Setelah melihat kepergian wanita yang baru dicumbu oleh Dante. Ia menutup pintu dan berjalan santai. Seolah tidak sedang membuat kesalahan.

"Damn it..."

Dante mengumpat. Ia menatap tajam Trevor yang telah duduk disampingnya.

"Calm dude." Trevor tersenyum geli. "Sungguh, maafkan aku." Ia mengangkat kedua tangannya. "Aku tidak tahu jika kau sedang melakukan itu."

Dante melonggarkan dasinya yang terasa mencekik. Menyandarkan punggungnya dengan mata yang ia pejamkan. Napasnya belum stabil. Sesak masih bisa ia rasakan.

"Ada apa kau kemari?" Dante membuka matanya. Namun enggan melihat ke arah Trevor.

Masih dengan senyum tertahan. Trevor membuka suaranya. "Apa kau lupa jika hari ini kita ada pertemuan dengan pihak pengembang untuk tanda tangan perjanjian?"

"Aku tidak tahu jika itu hari ini."

"Bukan tidak tahu. Tapi kau melupakan. Aku tidak yakin jika Ryn belum memberitahumu."

Dante mencoba mengingat. Apakah benar Ryn telah memberitahunya?

Sial....

Alasan ia memeriksa berkas dengan cepat karena memang akan pergi. Tapi kedatangan Kayla. Ia jadi melupakan segalanya.

Dante menunduk. Menjambak rambutnya. Apa yang terjadi dengannya? Mengapa ia begitu mudah terbuai dalam ciuman itu meski Dante sadar, Kayla tidak membalasnya.

"Siapa wanita itu?"

Pertanyaan Trevor membuat Dante menoleh. Ia lihat teman masa kecilnya itu. Senyum jahil masih membingkai wajahnya.

"Apa aku telah melewatkan sesuatu?" Trevor kembali bertanya ketika tidak ada jawaban. Ia mengedikkan bahu. "Aku hanya merasa sedikit aneh. Kau belum pernah bercumbu dengan wanita manapun dikantormu. Atau aku yang tidak tahu?"

Tidak berniat menjawabnya. Dante menegakkan punggungnya. Menatap lurus keluar jendela kaca yang menampilkan jejeran gedung dikejauhan. Pikirannya mendadak kosong.

Baju kuning tanpa lengan. Rok pendek setengah paha. Kaki jenjang putih mulusnya serta bibirnya yang merah.

Bayangan itu tidak bisa pergi begitu saja. Bahkan Dante masih bisa mengingat detailnya. Lagipula siapa yang tidak tergoda dengan wanita yang berpakaian seperti itu.

Tapi...

Tunggu...

Bukankah setiap hari ia selalu melihat Ryn bahkan karyawannya memakai pakaian yang bahkan lebih terbuka dari itu. Tapi ia tidak pernah tergoda.

Dan kenapa jika dengan Kayla, ia selalu lepas kontrol. Apakah itu karena bibirnya yang terasa manis?

Ohhhh, sial...

Crazy Mistake [Sudah Terbit -- OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang