"semakin lama perahuku semakin kehilangan kendali, pelabuhan harapanku sudah menemukan perahunya. Cepat atau lambat Aku Akan tetap Sama, terbawa arus Dan semakin jauh"
—Putri Eka—
Benarkah cinta mampu menghancurkan berawal dari kenyataan yang sulit tuk dipercayai. Sang waktu seakan ikut menampar ketika setiap detik berlalu terasa semakin mendorong perahu cinta ini semakin melaju menjauh.
"Zahira ayolah jangan seperti ini" bagaimanapun diamnya zahira menyembunyikan Luka, tapi seorang ibu tetaplah seorang ibu. Ia tetap tau putrinya Yang hancur.
Andai bisa ia marah ingin rasanya meminta hadyan tuk melihat putrinya, namun ia paham keadaan bukan seperti saat Zahira diganggu anak anak kecil lelaki saat kecil dulu yang bisa ia marahi agar meminta maaf pada putrinya lalu putrinya berhenti menangis.
Bicara seribu kalipun tidak merubah rasa Hadyan pada putrinya, tidak akan ada yang mampu merubah rencana Hadyan tuk mengkhitbah Hipsya.
"Assalamu'alaikum" mama zahira membuka pintu dan seketika pancaran kebencian tergambar jelas disorot matanya.
"Wa'alaikumusalam, Ada apa kamu kesini?"
"Hadyan mau ajak zahira ke rumah Hip..."
"Belum puas kamu lukai anak saya? Zahira tidak Akan per..."
"Zahira ikut, Kang hadyan minta zahira temani untuk mengkhitbah Hipsya? Ayo" kata zahira melangkah
"Sebentar zahira maksud mamah kamu apa?"
"Zahira jangan pergi!!" Teriak mamahnya
Namun ia tetap menarik Kang hadyan menjauh, ia takut mamanya akan memberitau Kang hadyan ia tak sanggup jika Kang hadyan tau kebenarannya.
Cukup ia tanggung sendiri Luka yang ia Rasa, ia tak sanggup jika Kang hadyan tau yang sebenarnya.
"Maksud mama kamu apa Ra? Aku menyakitimu?"
"Enggak Kang" kata zahira terisak saat sudah dimobil
"Sebelum terlambat tolong jujur kamu mencintai akang?"
Satu detik.. dua detik.. Masih tidak Ada jawaban dari Zahira.
"KATAKAN ZAHIRA KAMU...." Nada bicara Kang hadyan meninggi
"ENGGAK KANG!! ZAHIRA GAK PERNAH SUKA APALAGI CINTA!!!" tegas Zahira yang sudah dititik lelah
"Lalu kenapa kamu nangis?"
"Zahira takut, akang kasar sekarang" alibi zahira
Dan untuk sekian kalinya ia berhasil membohongi hadyan, membohongi hatinya Dan membohongi dunia. Dihari ini dialah pembohong besar.
Sesampainya dirumah Hipsya, Kang hadyan memintanya menemui Hipsya lebih dulu. Zahira menuruti, ia menemui Hipsya yang keadaannya juga tidak begitu beda jauh dari dirinya sekarang.
Hipsya sedang melamun dibalkon kamarnya saat Zahira datang. Bahkan ia tak menyadari kehadiran zahira meski zahira sudah mengucapkan salam.
"Sya.."
"Ara" kata Hipsya memeluk zahira, melepas rindunya pada sahabatnya.
"Kenapa menangis sya?"
"Kamu kenapa jarang kesini Banyak Yang ingin Aku ceritakan" rajuk Hipsya.
"Sudah nanti saja, Ada Yang ingin menemuimu"
"Banun?" Tanya Hipsya penuh harap
"Sya semoga kamu bisa cepat melupakan Banun, Aku ikhlas sya kalau hanya Kang hadyan Yang buat kamu lupa tentang dia Yang tidak seiman denganmu. Aku ikhlaskan Kang hadyan bersamamu"-batin zahira
Ia segera mempersiapkan diri dan zahira Yang membantunya. Meski zahira sedang tidak baik baik saja namun ia juga tak ingin sahabatnya tau yang sebenarnya, biarkan ia saja yang simpan semua sendiri tidak dengan hadyannya tidak dengan sahabatnya.
Zahira yang memang pandai make up memoles sahabatnya, hingga tampilab Hipsya terkesan sederhana namun cantik. Zahira mengantar Hipsya ke ruang depan, disana sudah ada abah, kak hafsah, Kayla dan pemeran utama cerita zahira Kang Hadyan.
"Kok Ada Kang hadyan? Banun mana Ra?" Bisik hisya. Yang tidak dijawab Zahira.
Setelah Hipsya hadir, Kang hadyan mulai mengutarakan niatnya. Zahira mengepal tangannya kuat menahan diri agar tidak meledak disana.
Hancur yang sudah pasti dirasa zahira, dihadapannya kini terasa mimpi buruk tengah berlangsung. Ia ingin bangun namun ini bukan mimpi suatu kenyataan yang harus ia hadapi.
"Boleh Hipsya shalat istikhoroh dulu?" Mendengar jawaban Hipsya, Kang hadyan hanya mengangguk meng-iyakan, meski begitu tergambar jelas kekecewaaan dimanik matanya.
Hipsya berlalu yang disusul zahira, zahira paham keadaan sahabatnya kini tidak baik baik saja. Hipsya pasti kecewa Karena kenyataan tak sesuai harapannya, Banun yang hipsya harapkan bukan Kang hadyan, bukan Kang hadyannya zahira.
"Sya kamu kenapa?" Tanya zahira Di balkon kamar Hipsya.
"KAMU KENAPA RA?" teriak zahira mendorongnya menjauh. "Kamu taukan? Ada Banun yang sedang Aku tunggu Ra" lanjut Hipsya.
"Istigfar sya, ingat Banun itu siapa?"
"MEMANGNYA KENAPA KALAU KAMI BERBEDA? KAMI YAKIN KAMI BISA LALUI PERBEDAAN ITU" kata Hipsya berapi-api
"Kalian mau apa? Apa Yang kamu harapkan sya? Banun mengucap qobul atas nama kamu diistiqlal atau mengucapkan janji suci dikatedral?" Pernyataan zahira menampar Hipsya, menyadarkan Hipsya bahwa is memang sudah sangat jatuh pada harapan Yang ia buat sendiri.
"Sudahlah sya mungkin memang Kang hadyan" lanjut zahira"Kenap harus Kang hadyan?kenapa kamu sangat mendukung Aku Dan Kang hadyan? Kamu suka?"
Plakk
Tamparan keras mendarat dipipi Hipsya.
"Benar kamu suka? DASAR MUNAFIK!!"
plakk
Kedua kalinya zahira menampar pipi sahabatnya itu.
"Kalau suka kenapa kamu dukung keinginan Kang hadyan melamarku? Kamu ingin seperti cerita-cerita TV Yang rela berkorban demi orang Yang disukai? DRAMA!" Belum sempat zahira menampar Hipsya, pipi zahira lebih dulu memanas mendapat tamparan Hipsya.
"SADAR RA SADAR!! JANGAN HIDUP SO DRAMATIS, KALAU SUKA BERJUANG RA!! JANGAN HALANGI USAHAKU DAN BANUN!!"
"MAKSUD KAMU APA?" Akhirnya zahira bersuara dari diamnya.
"Aku sedang menunggu Banun yang menjemput hidayahnya. Dan sikap kamu yang mendukung Kang hadyan hampir menghancurkan rencanaku Dan Banun"
"Sya Banun itu ....."
"Kenapa? Berbeda? Aku mencintainya ta semunafik kamu Ra"
Kata kata Hipsya benar benar menamparnya, Hipsya tidak mengerti mengapa ia bersikap demikian, baginya sangat sulit untuk itu. Tidak semudah Yang hipsya bayangkan, jika Hipsya bisa mengharapkan hal Yang pasti yaitu Banun mencintainya namun zahira? Tidak Ada yang diharapkan apalagi kini ia tau sahabatnya lebih memiliki tempat di hati hadyan.
Brakkk
Gebrakan pintu mengagetkan zahira dan hipsya. Abah membuka pintu kamar Hipsya kasar, tergambar jelas kemarahan abah.
"Kenapa kamu tolak hadyan sya?"
"Hipsya tidak mencintainya, Hipsya udah suka Sama orang lain bah"
"Siapa? Suruh dia kerumah"
"Dia Akan kesini bah?"
"Kapan? Abah tunggu paling lama 3 hari jika tidak abah Akan terima hadyan secara sepihak" tegas abah lalu menutup kembali pintu kamar gusar.
Hati zahira benar benar hancur Kala itu, bagai ditusuk ribuan anak panah. Ia benar benar Akan kehilangan hadyannya, Banun datang atau tidak dalam 3 Hari kedepan keadaan tidak Akan berubah, abah tak mungkin mengijinkam Hipsya bersama Banun dan hadyan sudah mendapat kepercayaan abahnya Hipsya.
***
Kuningan, 16 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Istiqlal & Katedral
Fiksi Remajaserumit inikah ketika aku dengan tasbihku dan kamu yang tetap teguh dengan kalung salibmu. mengapa tuhan mempertemukan kita dibalik tembok besar keyakinan yang tak mungkin kita tembus dengan berbagai cara. coba tanyakan pada Tuhan mu bolehkah aku m...