-Without Words-
***
I’m still the same me
The me from before is still here but
The lie that’s gotten too big
Is trying to swallow me up.***
***
“pulang Bersama siapa?” Jimin tak basa basi dan langsung menanyakan hal yang membuatnya penasaran ketika tadi ia mengintip dari jendela. Nayeon dapat melihat sorot kemarahan dari mata Jimin, ini akan jadi malapetaka baginya dan ia tak tahu apa yang akan Jimin lakukan sekarang, ketakutan melanda dirinya.
“aku ingin jawaban.”
“teman.” Nayeon menjawab dengan sangat pelan karena takut, ia memohon pada tuhan agar diberi perlindungan dan tak terjadi apa apa. Namun itu semua berkebalikan dengan keinginan Nayeon, sifat Jimin yang asli akan muncul ketika marah.
Jimin maju selangkah lebih dekat pada Nayeon tangannya ia letakkan di belakang kepala Nayeon, detik berikutnya Jimin menarik keras rambut Nayeon hingga perempuan itu meringis. Jimin berteriak di depan Nayeon, gadis itu mulai mengeluarkan air matanya.
“KAU TAHU KALAU AKU TIDAK PERNAH SUKA JIKA KAU BERSAMA ORANG LAIN!” Jimin semakin menarik rambut Nayeon sehingga perempuan itu merasa pusing bahkan sebagian rambutnya mungkin rontok.
“maafkan aku Jim, lepaskan aku.” Isak Nayeon ditengah tangisnya.
“kau pikir kau bisa bersama pria lain sedangkan aku cemas bagaimana kau pulang? Apa kau jalang huh?” hati Nayeon mencelos ketika mendengar dirinya disebut jalang, ia terlalu takut untuk membalas perkataan Jimin.
“kumohon lepaskan aku Jim..sakit” Jimin melepaskannya namun sebelum itu ia mendaratkan tamparan pada pipi Nayeon.
Sebenarnya Nayeon sudah tidak kaget lagi dengan kemarahan Jimin yang memakai kekerasan, ditubuhnya sudah banyak bekas pukulan kemarahan Jimin. Ia hanya ingin segera pergi ke kamarnya sekarang dan menangis. Satu bulan Bersama Jimin membuat Nayeon tahu sifat pria itu, awalnya ia memang menganggap pria itu sebagai malaikat yang diturunkan tuhan agar membawanya dari kurungan keluarga namun nyatanya malah keluar mulut singa masuk mulut buaya.
“sampai kapan pun aku akan membencimu Jim!” Nayeon segera pergi ke kamarnya ia merasakan perih di pipinya juga kepalanya terasa pusing. Perempuan malang itu merogoh laci nakas yang disana terdapat kotak obat, tadinya ia ingin mengompres lukanya tapi ia terlalu malas keluar kamar jadi ia hanya mengoleskan salep pada pipinya.
Jimin tiba tiba masuk kedalam kamar ia sudah berpakaian rapi dengan membawa sesuatu di tangannya, pria itu melangkah mendekati Nayeon dan melemparkan kotak pada perempuan itu.
“sepertinya kau sudah mengobati lukamu sendiri, aku akan pergi.”
Jimin terlihat mendapat sebuah panggilan dari seseorang dan wajahnya terlihat berubah senang, tak peduli, Nayeon sudah tak peduli. Di perkirakan Jimin akan pergi ke kelab malam mencari perempuan dan minum hingga mabuk, tak tahu pulang kapan. Nayeon hanya menarik selimut dan berusaha untuk tidur, dalam pikirannya ia harus mencari cara agar segera cerai dengan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐭𝐡𝐨𝐮𝐭 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬
Fanfiction[COMPLETE] Terjebak dalam masa lalu memang bukan kemauannya, namun hatinya terlalu naif untuk menjelaskan pada siapa kini hatinya berlabuh. Selama menikah Jimin tak pernah menyampaikan perasaannya dengan baik pada Nayeon, dengan berlaku kasar pada i...