-Without Words-
***
You look so gray
Kadang terlihat meyakinkan
Kadang terlihat meragukan
"d.m"***
***
Jimin membuka matanya ketika merasakan pergerakan di sekitarnya ia menoleh pada Nayeon yang menatapnya gugup, Jimin lalu segera mengecek suhu tubuh Nayeon dengan punggung tangannya setelah dirasa panasnya cukup menurun ia melirik jam dan ia tak menyangka sudah tertidur tiga jam lamanya. Nayeon yang kebingungan harus melakukan apa hanya terdiam kaku ketika Jimin memerhatikannya.
“apa kau pusing?” Jimin bertanya dengan datar.
Nayeon menggeleng sebagai jawaban, tubuhnya merasa mendingan setelah diberi obat dan dikompres. Setelah itu Jimin segera bergegas meninggalkan Nayeon namun sebelum itu ia sempat berucap.
“aku ada di ruang kerja jika kau butuh aku.” Setelah itu Jimin benar benar pergi, entah kenapa Nayeon merasa tidak ingin Jimin pergi, ia ingin Jimin menemaninya kalau bisa sambil berpelukan juga boleh. Nayeon benar benar tidak waras.
Gadis itu kemudian hanya terdiam setelah Jimin pergi, ia tak tahu harus berbuat apa. Dulu ketika Nayeon masih belum menikah jika ia bosan Nayeon akan menyelinap ke jendela untuk pergi bersama teman temannya, adiknya juga akan membantunya untuk membuat alasan pada ibu ketika Nayeon tidak ada di rumah, bicara tentang adiknya ia jadi rindu bocah tengil itu.
Jungkook adalah adik Nayeon satu satunya mereka dua bersaudara, entah kenapa keluarga juga selalu lebih mendengarkan Jungkook mereka selalu melakukan apa yang ingin Jungkook lakukan. Namun untungnya hubungannya dengan Jungkook baik baik saja, mereka layaknya brothership goals.
Nayeon jadi berpikir ingin menemui Jungkook besok, ia akan memberitahu Jimin agar pria itu bisa mengantarnya jika tidak bisa juga tidak apa apa ia bisa naik bus atau transportasi umum lainnya, Nayeon kemudian berjalan keluar kamar untuk menemui Jimin di ruang kerjanya. Ketika akan membuka pintu Nayeon seperti mendengar suara perempuan dari dalam ruang kerja Jimin, pikirannya jadi teringat pada noda lipstik di kerah Jimin yang ia lihat. Nayeon memantapkan hati membuka pintu tanpa mengetuk dan lihat apa yang terjadi.
Pandangan Nayeon seperti menghitam, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika ada seorang perempuan yang sedang menggoda suaminya dengan nada sensual. Nayeon hanya mematung memerhatikan sampai Jimin menyadari kehadiran Nayeon, detik pertama Jimin terlihat terkejut namun selanjutnya ia seperti menghela napas lega?
“hai sayang, kau baru bangun hmm?” jimin segera menyingkirkan dengan sedikit kasar lengan wanita yang ada dihadapannya dan menghampiri Nayeon dengan sedikit sumringah. Nayeon kini kebingungan ia ingin menangis namun harus ditahan karena hal yang selanjutnya dilakukan Jimin membuatnya terkejut. Dengan cepat Jimin mencium Nayeon tepat di bibir, tak begitu lama namun mampu membuat otak Nayeon sedikit tak waras.
“sayang kenalkan dia Sora, sekretarisku di kantor.” Ucap Jimin pada Nayeon dengan tangan yang sengaja merangkul pinggang gadis itu.
“dan Sora, dia istriku.” Ucap Jimin menatap jengah pada perempuan bernama Sora itu, ia seperti tak nyaman jika ada Sora didekatnya.
“kupikir kau kesini hanya untuk memberikan berkas hasil rapat tadi, jadi jika tidak ada keperluan lagi kau dipersilakan keluar Nam Sora.” Jimin berucap tegas seolah ia ingin segera menendang Sora di hadapannya. Sora segera bergegas pergi sambil mengancingkan baju kemejanya yang ia buka dengan sengaja tadi untuk menggoda Jimin, sebelum pergi perempuan itu sempat menatap sinis pada Nayeon. Entah kenapa Nayeon seperti pernah melihat perempuan ini, namun ia tidak ingat melihat dimana.
“Dasar jalang, baru sekali kupakai sudah berani menggodaku.” Umpat Jimin.
Setelah kepergian Sora, Jimin segera melepaskan rangkulannya pada Nayeon dan duduk di kursi kebesarannya untuk kembali bekerja, pria itu bahkan sampai lupa menanyakan untuk apa Nayeon datang ke ruang kerjanya hingga Nayeon sendiri yang berdeham untuk memulai pembicaraan, sebenarnya ia masih gugup dan bingung dengan yang barusan terjadi namun Jimin tampaknya seperti biasa saja.
“Jim aku ingin bicara.”
“apa?” Jimin sepertinya baru menyadari jika Nayeon masih ada di ruangannya.
“besok aku ingin kerumah ibu, kau mau mengantarku?” tanya Nayeon dan gadis itu berharap Jimin mau mengantarnya, namun Jimin terlihat berpikir lama membuat Nayeon menarik kesimpulan jika Jimin tidak mau atau tidak bisa mengantarnya.
“j-jika tidak bisa juga tidak apa apa, aku bisa naik bus.” Nayeon berucap gugup.
“aku akan mengantarmu, di jam makan siang, apa kau keberatan?” tanya Jimin setelah menimbang nimbang jawabannya.
“aku tidak keberatan, kalau begitu aku—”
“tunggu,” Jimin memotong ucapan Nayeon kemudian kembali melanjutkannya.
“sebelum kau pergi tolong buatkan aku teh, sebagai ucapan terima kasihmu karena aku sudah menghabiskan waktuku yang berharga untuk mengurusmu yang sakit.” Jimin kemudian melanjutkan kegiatannya, menyisakkan Nayeon yang bergegas ke dapur untuk membuat teh.
Tak habis pikir, Jimin benar benar menyebalkan setelah apa yang dilakukan padanya pria itu dengan entengya menyuruhnya membuatkan teh, memang itu kewajibannya sebagai istri namun bisakah Jimin berucap dengan pilihan kosa kata yang baik dang benar, tidak menyinggung perasaannya. Lama lama Nayeon ingin menyumpal mulut pedas Jimin itu dengan cabe sungguhan.
Nayeon menuangkan gula sedikit pada teh nya kemudian ia mengantarkannya pada Jimin, ketika membuka pintu ia melihat Jimin sedang serius dengan laptopnya, berkas berkas yang menumpuk, jadi seperti ini Jimin jika sedang bekerja di kantornya. Biasanya ia hanya melihat wajah tanpa ekspresi Jimin dan wajah marahnya tapi kali ini ia bisa melihat kening Jimin yang berkerut seperti sedang berpikir keras. Nayeon kemuadian mengetuk pintu untuk mengalihkan perhatian Jimin.
“Terimakasih.” Jimin menerima teh nya.
Merasa tak ada lagi yang harus ia lakukan di ruangan Jimin, Nayeon hendak pergi namun lagi lagi Jimin menahan tangannya. Nayeon meniup poninya kasar, kali ini apa lagi.
“temani aku disini, sampai pekerjaanku selesai.” Jimin menarik tangan Nayeon untuk duduk disampingnya, rasa rasanya Nayeon juga bisa merasakan jika pahanya bersentuhan dengan milik Jimin.[]
Semoga semuanya disembuhkan dari segala macam penyakit, stay safe ya gaes.Seharusnya aku update nanti hari rabu tapi karena lagi mood dan gaada kerjaan juga jadi updatenya sekarang, nanti hari rabu juga niatnya mau up lagi. Baru niat ya gaes!
Jan lupa vote sama coment nya skuy: )
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐭𝐡𝐨𝐮𝐭 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬
Fanfiction[COMPLETE] Terjebak dalam masa lalu memang bukan kemauannya, namun hatinya terlalu naif untuk menjelaskan pada siapa kini hatinya berlabuh. Selama menikah Jimin tak pernah menyampaikan perasaannya dengan baik pada Nayeon, dengan berlaku kasar pada i...