-Without Words-
***
Tak usah berekspektasi tinggi tentangku.***
***
Sewaktu Jimin masih SMA ia mempunyai julukan pria 'playboy' dan sampai sekarang ia masih sangat suka bermain main dengan perempuan, termasuk Nayeon. Pria itu ingin bermain main dengan Nayeon dirinya merasa tertarik pada pribadi gadis itu, namun jangan harap jika Jimin menaruh hati pada Nayeon pria itu hanya ingin bermain main dengan Nayeon kemudian setelah puas ia akan meninggalkannya dalam arti ia akan menceraikannya.
Nayeon perlahan membuka matanya, gadis itu melirik kesampingnya dan menyadari jika Jimin sudah tidak ada disana, pasti sudah pergi ke kantor sejak pagi buta. Ia tak terlalu memikirkannya yang ia pikirkan saat ini adalah kenapa suhu tubuhnya saat ini terasa sangat panas tubuhnya juga sangat lemas, Nayeon tak menginginkan ini, bisa tidak sakitnya ketika ada seseorang dirumah saja, kalau begini ia mau minta bantuan pada siapa?
Ingin menelpon Jimin ia merasa sungkan, Nayeon takut mengganggu waktu kerja Jimin, gadis itu takut nanti Jimin akan marah padanya. Sudah cukup banyak kemarahan Jimin yang ia terima. Disaat kondisi lemah seperti ini hanya ada satu orang yang Nayeon pikirkan agar bisa membantunya mengantar ke dokter, kim Seokjin. Dengan tangan yang lemah Nayeon menggapai ponselnya yang berada di atas nakas kemudian mencari nomor kontak Seokjin.
Panggilan tersambung, Seokjin sudah lebih dulu menyapanya.
“yeoboseo?”
“oh-anyeong Seokjin-ssi, ini aku Nayeon, um,,bolehkah aku meminta bantuanmu?”
“wah Nayeon-ssi aku tidak menyangka kau akan menelponku.”
“aku hanya tidak tahu lagi untuk meminta bantuan pada siapa.”
“baiklah, apa yang bisa ku bantu?”
“maaf merepotkanmu tapi bisakah kau mengantarku ke dokter?”
Nayeon sudah sangat lemah kepalanya terasa sangat pusing, ia kemudian menekan mode speaker agar tangannya tak perlu lagi menyangga ponsel.
“tunggu, kau sakit? Aku akan segera ke rumahmu, kirimkan segera alamatmu.”
Suara Seokjin nampak sangat cemas, namun Nayeon sudah tak peduli ia hanya berusaha berjalan kearah pintu utama agar bisa membukakan pintu untuk Seokjin. Tak lama kemudian terdengar suara bel beberapa kali, Nayeon segera membukakannya. Selanjutnya Seokjin muncul dengan beberapa alat medis ringan ditangannya ia juga masih memakai jas dokternya. Nayeon tentu saja mengerutkan keningnya bingung, Seokjin yang mengerti kebingungan Nayeon langsung angkat bicara.
“pekerjaanku adalah dokter jadi aku akan memeriksamu sebelum mengantarmu.” Seokjin berucap dengan senyum terpatri di wajahnya.
“a-ah begitu rupanya, silakan masuk.” Nayeon berjalan pelan kearah sofa karena tubuhnya yang lemas, suhu tubuhnya begitu panas tetapi ia masih memaksakan untuk bergerak.
Seokjin dengan segera memeriksa tubuh Nayeon menggunakan peralatannya, setelah selesai ia menyimpulkan jika Nayeon hanya demam dan ia kebetulan membawa obat Pereda panas di dalam tasnya jadi tidak perlu mengantar Nayeon ke dokter. Seokjin sebenarnya ingin menyuruh Nayeon untuk pergi ke kamarnya saja dan beristirahat namun ia tahu jika Nayeon sudah tidak kuat lagi dan malah membaringkan tubuhnya di sofa.
Tak berapa lama dari itu, pintu apartemen berbunyi pertanda jika ada orang yang masuk. Dengan jas yang tersampir ditangannya Jimin masuk kedalam apartemen, matanya memicing pada manusia dihadapannya ia tak merasa asing dengan wajah Seokjin perasaannya juga semakin tak enak ketika melihat Nayeon terbaring di samping pria itu, pikirannya menjadi jadi. Seokjin menjadi tak enak pada Jimin ia segera berdiri dan sedikit membungkuk pada Jimin.
“annyeong, Kim Seokjin imnida. Aku dokter yang memeriksa Nayeon.” Ucap Seokjin dengan ramah. Jimin hanya menganggukkan kepalanya ia merasa tak perlu memperkenalkan dirinya juga, namun Seokjin malah menjelaskan pada Jimin jika Nayeon demam tinggi dan memintanya untuk mengompresnya tak lupa Seokjin berpesan agar Nayeon segera dipindahkan ke kamar, setelah itu Seokjin pamit pergi karena ia harus kembali ke rumah sakit.
Jimin memicingkan matanya pada Nayeon yang terbaring di sofa, sebenarnya ia hanya ingin membawa berkasnya yang ketinggalan diapartemen. Peduli amat dengan Nayeon, Jimin hanya berjalan acuh menuju ruang kerjanya untuk membawa berkas. Beberapa lama mencari akhirnya Jimin menemukan apa yang dicarinya ia bergegas pergi ke kantornya lagi. Jimin sedikit melihat keadaan Nayeon yang terkapar seperti tak sadarkan diri, kemudian ia menghela napasnya berat merogoh ponsel di kantung celananya dan menelpon sekertarisnya.
“aku ingin menunda rapatnya sampai besok, ada urusan mendadak.” Jimin segera menutup telponnya dan menyimpan berkas dan jasnya di meja kecil lalu menghampiri Nayeon.
Jimin lalu dengan leluasa menggendong Nayeon, kemudian membaringkannya di atas kasur dikamarnya. Tak lupa ia menyiapkan air dingin untuk mengompres Nayeon.
“kau ini menyusahkan sekali sih.” Gumam Jimin sembari mengompres dahi Nayeon dan setelah beberapa jam menunggu Nayeon bangun ia juga akhirnya ikut tertidur di samping Nayeon.
***
Nayeon membuka matanya setelah merasa tertidur Panjang, kepalanya terasa masih pusing ingatannya juga masih pada Seokjin yang memeriksanya kemudian dirinya tertidur dan tak sadar. Lalu apakah Seokjin juga yang menggendongnya hingga ke kamarnya? Kemudian Nayeon merasa ada yang menindih lengannya hingga terasa berat kemudian setelah dilihat ternyata itu seseorang yang sedang tertidur dengan tangan Nayeon yang dijadikan bantalannya, dan Nayeon terkejut ketika tersadar itu adalah Jimin dengan kemeja tipisnya yang pas dan menunjukkan lekukan otot lengannya, pikirannya mengawang bagaimana Jimin bisa ada disini? Siapa yang membawanya ke kamar? Lalu siapa juga yang mengompres kepalanya? Namun mata Nayeon kini hanya tertuju pada satu.
Nayeon melihat bekas noda lipstik di kerah kemeja Jimin.
Hatinya seperti terhantam sesuatu yang berat.[]
Aku sadar banyak banget kekurangan dari cerita ini dari mulai pemilihan kosa kata yang kurang, dan alur cerita yang menurut aku aneh banget pas baca ulang, aku juga terus belajar buat lebih bagus/baik kedepannya, maaf kalau ceritanya buat kalian gak nyaman dan makasih yang udah vote dan coment, kalian yang buat aku tetep update cerita ini.
-Love U-
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐭𝐡𝐨𝐮𝐭 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬
Fanfiction[COMPLETE] Terjebak dalam masa lalu memang bukan kemauannya, namun hatinya terlalu naif untuk menjelaskan pada siapa kini hatinya berlabuh. Selama menikah Jimin tak pernah menyampaikan perasaannya dengan baik pada Nayeon, dengan berlaku kasar pada i...