chap 5

2.3K 424 92
                                    

Jinhyuk menatap dua orang yang berjalan kearahnya dengan mata terbelalak hebat.

Hangyul dan Seungyoun.
Bagaimana mereka bisa berjalan bersama seperti itu?

Bukankah Seungyoun itu anti-Hangyul?

Sepertinya Jinhyuk harus menuntut penjelasan dari sahabatnya itu.

Jarak mereka sudah semakin dekat. Jinhyuk sudah bersiap membuka suara,

"Seung-"

Seungyoun dan Hangyul melewatinya begitu saja.

Jinhyuk menganga.

Demi patung Olaf tercintanya yang baru diambilnya kemarin, apa Seungyoun baru saja mengabaikannya?

.
.
.

Seungyoun melirik pria yang berjalan disampingnya.

Entah bagaimana tiba tiba Hangyul datang ke apartemennya dan memaksanya untuk berangkat bersama.

Dan entah apa yang merasukinya, Seungyoun mengiyakan ajakan Hangyul tanpa banyak protes.

Kenapa dia jadi sejinak ini?

Seungyoun berdecak pelan, diam diam bersumpah tidak akan menjadi lemah lagi saat berhadapan dengan Hangyul.

Tubuhnya sedikit tersentak saat Hangyul merangkul bahunya tiba tiba. Pria Lee itu merapatkan tubuh mereka,

"Kalo kelas lo udah selesai. Jangan kemana mana, tunggu gue disana. Nanti gue jemput." bisik Hangyul, kemudian mengecup pipi Seungyoun sekilas dan berlalu pergi.

"Sialan." umpat Seungyoun menatap sinis punggung Hangyul yang menjauh.

Seungyoun baru saja akan melangkahkan kakinya sebelum suara lembut menahannya.

Seungyoun menoleh kebelakang dan menaikkan alisnya bingung.

Itu Jung Eunha.
Adik tingkat yang paling sering dibicarakan karena ramah dan manis.

"Ada apa?" Seungyoun bertanya lembut.

Eunha menunduk dan tersenyum malu,
"T-tolong terima ini!" gadis itu dengan cepat meletakkan bingkisan kado kecil ke tangan Seungyoun dan berlari menjauh dengan telapak tangan yang menutupi wajahnya.

Seungyoun tersenyum geli.

Gemas sekali.
Walau tak segemas tunangan Wooseok.

.
.
.

"Youn lo kenapa sih?" tanya Jinhyuk frustasi. Seungyoun sedari tadi hanya mendiamkannya.

Kenapa Seungyoun marah terhadapnya?
Padahal Jinhyuk tak merasa memiliki salah apapun pada sahabatnya itu.

"Youn!"
Seungyoun diam.

"Seungyoun!"
Seungyoun masih diam.

"Cho Seungyoun!"
Seungyoun berdecak kesal. Jinhyuk sangat berisik.

"Lee Seungyoun."
Seungyoun melirik sinis ke arah Jinhyuk.
Lee? Lee dari Jinhyuk atau Hangyul? :)

"Babyhh~"

Seungyoun memukul kepala Jinhyuk menggunakan buku referensi didepannya.

"Ngomong sana sama Olaf!" sarkas Seungyoun sinis.

Jinhyuk diam sesaat kemudian tersenyum geli,
"Duh uyonku cemburu sama Olaf ceritanya? Maafin daddy ya, sini peluk dulu.."

Seungyoun mendorong kasar tubuh Jinhyuk yang mulai condong ke arahnya kemudian berdiri cepat,
"Dasar edan!"

Seungyoun berjalan menuju bangku kosong dipojok depan.

"Kenapa Youn?" sebuah suara mengintrupsi saat Seungyoun baru saja terduduk dikursinya.

Seungyoun menoleh.
Ada Sejin yang menatapnya bingung.

Pria Cho itu tersenyum sinis,
"Jinhyuk kerasukan."

.
.
.

Hangyul memasuki kelasnya dengan tampang muram. Dia terduduk dikursinya dan menendang kasar kursi didepannya.

"Apaansih anjing?" sang korban menoleh cepat kebelakang.

"Heon,Lo kenal ini?" Hangyul menyodorkan handphone nya ke arah Kookheon.

Kookheon mengamati foto yang telah di zoom sebelumnya.

"Ini Eunha kan?" gumamnya.

Hangyul menoleh cepat dan tersenyum miring,
"Thanks bro. Gue titip absen." ucapnya merebut handphone dari tangan Kookheon kemudian berdiri dan berlalu pergi keluar kelas.

.
.
.

Eunha menatap pria dihadapannya takut takut.

Pria yang menyebut dirinya Lee Hangyul ini tiba tiba datang mencarinya dikelas dan menariknya paksa ke gudang belakang.

Gadis itu melirik sekitar.
Sepi.

Sepertinya tak akan ada yang menemukan tubuhnya saat terpotong potong nanti.g.

Eunha bergidig ngeri, dia memberanikan untuk buka suara.

"Ada ap-"

"Lo kenal Seungyoun?" Hangyul memotong cepat.

Eunha sedikit terkaget lalu mengangguk gugup.

"Lo suka sama dia?" tanyanya lagi.

Eunha kembali mengangguk pelan dengan pipi yang bersemu merah.

Manis sekali.
Sampai sampai Hangyul ingin mengulitinya.

Pria Lee itu mencengkeram kedua bahu Eunha kasar. Tersenyum sinis dan berujar lembut,

"Jauhin milik gue kalo masih mau aman."

.
.
.

"Hangyul lepasin!!" ucap Seungyoun sembari menggerakkan badannya risih.

"Ga akan." Hangyul mengeratkan pelukannya dipinggang Seungyoun.

Keduanya duduk di salah satu sofa apartemen Seungyoun.
Dengan posisi Seungyoun duduk diantara kedua paha Hangyul.

(jgn dibayangin gaes, cringe. uyon bongsor gt :)) )

Tentu saja ini bukan kemauan Seungyoun.
Pria gila dibelakangnya ini menariknya begitu saja.

"Seungyoun?" Hangyul berbisik lembut.

"Hm?" Seungyoun bergumam lirih. Dia menyenderkan punggungnya ke dada Hangyul, lelah memberontak.

(cringe lage?) :v

Hangyul mengecup ringan pipi Seungyoun,
"Gue sayang lo."

Seungyoun berdehem pelan. Wajahnya tiba tiba memanas.

Sialan!!

Dan reaksi itu tak luput dari Hangyul. Pria Lee itu tersenyum kecil, menggigit pelan leher Seungyoun.

"Yakin dominant hm?"

TBC.

damn memories | gyulyoun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang