chap 8

2K 379 101
                                    

Sudah sekitar dua minggu Hangyul tidak menemui dan mengganggu Seungyoun lagi.

Demi apapun Seungyoun tidak apa-apa.

Dia hanya terlalu kaget tentang Hangyul yang datang tiba tiba lalu pergi dengan tiba-tiba juga.

Seungyoun menghela nafas pelan.
Apa pria itu hanya ingin membalas dendam karena dulu dia juga datang dan pergi dengan tiba-tiba juga?

Apakah Hangyul merasa dendamnya sudah terbalaskan sekarang ?

Terserah -Seungyoun tidak ingin peduli lagi.




.
.
.







"Youn lo kenapa sih? Kaya orang gapunya semangat hidup." tegur Kookheon yang sedang menyantap makanan didepannya.

Seungyoun menggeleng.
"Gapapa, cuma sepi aja."

Jinhyuk sedikit terkaget mendengar ucapan Seungyoun.
Sekarang dia sudah peka kenapa sahabatnya minggu minggu ini terasa berbeda.

Jinhyuk tersenyum miris. Apakah dia sudah tergantikan?

"Pasti karena lo putus sama Sejin kan? Mau gue cariin uke baru?" sahut Kookheon.

Uke?
Jantung Seungyoun berdetak keras.
Benar juga, bukankah dia adalah seorang dominant?

Tiba tiba sebuah ide terlintas di otaknya,
"Gue udah ada inceran."

Kookheon maupun Jinhyuk menatap Seungyoun bingung.

"Siapa?" Kookheon bertanya dengan antusias.

Seungyoun melirik Jinhyuk,
"Tunangan Wooseok. Nanti biar Wooseok balik lagi sama Jinhyuk. Biar ga lovey dovey sama patung Olaf terus."

Kookheon tertawa keras sedangkan Jinhyuk sibuk mengumpat.

Hey! Apa salahnya ber lovey dovey dengan patung Olaf?

"Heon, kok lo tumben gabung sama kita?" tanya Jinhyuk saat tawa Kookheon sudah lumayan reda.

Pria diseberang mejanya mengangguk,
"Iya. Hangyul gamasuk minggu minggu ini. Katanya nemenin temen dia yang baru dateng dari luar negeri."

Seungyoun mengangkat sebelah alisnya bingung,
"Temen?"

"Kalo gasalah namanya Sihoon." sahut Kookheon.

Seungyoun hanya ber-oh ria, mengabaikan Jinhyuk yang menatapnya waspada.

Diam-diam pria Cho itu menyeringai tipis.

"Sihoon ya? Orang penyakitan itu belum mati juga?" batinnya.




.
.
.



Seungyoun mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di atas meja belajarnya. Matanya menatap kosong laptop yang dalam kondisi menyala tepat didepannya.

Mengabaikan keberadaan Jinhyuk yang tengah duduk diatas ranjangnya dan mengikuti seluruh pergerakannya.

Seungyoun berdecak pelan.
Satu nama terus menghantui pikirannya sedari tadi.

Kim Sihoon.

Seseorang yang dulu Hangyul katakan sebagai teman kecilnya.
Pria lemah sakit-sakitan yang mati-matian Hangyul jaga sedari dulu.

Entahlah...
Tapi Seungyoun tidak terlalu menyukainya sejak dulu.

Sejak pria itu meminta Seungyoun untuk meninggalkan Hangyul.

Hey!
Seungyoun sudah akan mengakhiri semuanya setelah selesai dare, tapi pada akhirnya Hangyul lah yang menahannya.

Jadi itu bukanlah kesalahannya.

Seungyoun mendengus.
Memikirkan bahwa hidupnya akan kembali berubah menyebalkan.

Dan berdasarkan otaknya yang sedang dalam mode gila, hanya ada satu cara untuk mengakhiri semua ini.

Seungyoun mulai mengoperasikan laptopnya sembari mengulas senyum keji yang biasa ditunjukan psikopat saat sedang beraksi seperti film film yang sering dia tonton.

"Youn lo ngapain?" tanya Jinhyuk pelan sambil menatap Seungyoun yang membelakanginya.

Seungyoun menoleh sekilas,
"Nyari link."

"Link apaan?" tanya Jinhyuk sedikit bingung. Tidak mungkin link anime hentai, mengingat Seungyoun lebih suka yang potong potongan, tidak hanya yang sekedar tusuk tusukan saja.

"Deepweb. Gue mau nyari jasa pembunuh bayaran."

Jinhyuk langsung berdiri kaget.

"SEUNGYOUN JANGAN GILA!! LAKI-LAKI GA CUMA DIA. GUE BAHKAN BISA NIKAHIN LO SEKARANG." teriak Jinhyuk. Jangan sampai sahabatnya menjadi penjahat.

Seungyoun tertawa kecil,
"Santai! Yang tadi cuma becanda. Gue cuma mau nyari lapak yang jualan Death Note kok."



TBC.

Up terus biar makin bosen awkwk.

BTW, YANG PUNYA STOK FF SEUNGYOUN UKE TOLONG BAGI BAGI KE SAYA!!!
Lagi kekurangan asupan ini.

damn memories | gyulyoun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang