"Bisakah aku egois untuk kali ini saja? Aku sudah terluka berulang kali."
-Gitta-
___________
Said merasa kasihan melihat Sagitta. Sungguh ia tidak tahu harus melakukan apa agar adiknya tidak murung. Wanita itu bahkan tidak menikmati sedikit pun makanan di acara tadi."Tuing! Tuing! Tuing!" ucap Said berulang-ulang seraya mengganggu sang adik dengan menoel-noel pipinya.
"Mas bisa diem nggak, sih?!" bentak Sagitta kesal. Said tersenyum senang. Akhirnya jiwa sang adik kembali ke tubuh asli.
"Abisnya kamu murung mulu. Gara-gara Ren tadi? Mas lihat wajah kamu menyiratkan patah hati."
"Emang!" ketus Sagitta cepat.
"Kenapa? Dia ke rumah sakit kan udah minta izin sama kamu. Kenapa patah hati?" tanya Said heran.
"Minta izin apanya?!"
"Oh, jadi kamu kesel karena dia lebih milih ke rumah sakit daripada nemenin kamu di pesta? Lagian Lauryn-Lauryn itu siapa sih? Kok kamu sampe harus mengalah gitu?" heran Said.
"Mantannya!" ketus Sagitta.
Sagitta sangat berharap bahwa Ren memutuskan hubungan pertunangannya dengan Lauryn. Ia harap kebohongan ini akan menjadi kenyataan. Lauryn akan menjadi mantan Ren. Bukankah itu bagus?
"Lauryn itu mantan Ren? Pantas saja wajah kamu bete plus patah hati gitu. Ternyata karena kalah saing sama mantan Ren. Hahaha ...."
Sagitta langsung menatap tajam sang abang. Apa maksudnya tertawa seperti itu? Said senang adiknya merana?
Sagitta langsung menghujani Said dengan cubitan-cubitan mematikan. Ia kesal setengah mati dengan Said. Bukannya menghibur, tapi malah ditertawakan. Kurang jahat apalagi coba?
"Please, Git! Canda! Canda! Sakit! Ya ampun, Git!" pinta Said seraya mengerang kesakitan. Sungguh tenaga Sagitta kali ini lebih mengerikan dari terakhir kali ia mendapatkan cubitan itu.
Sagitta pun melepaskan cubitan mematikannya. Ia lalu mengembuskan napas kesal.
"Kenapa senang, sih? Gitta galau loh!" cebik Sagitta.
"Ya, maaf. Mas kan nggak sengaja ketawanya," ucap Said seraya mengusap-usap tubuhnya yang dikenai cubitan.
Tidak sengaja katanya? Minta di gaplok pake panci, nih!
"Mau lagi?" ancam Sagitta memperlihatkan kepalan tangannya. Said menggeleng keras. Ia tidak mau babak belur. Bisa-bisa Kamila kabur saat melihat penampakannya sepulang dari Indonesia.
"Ya kamu sabar aja atuh. Mungkin karena Ren peduli sama Lauryn sebagai teman. Peduli bukan berarti masih cinta. Mantan juga bukan berarti musuh. Jadi ngapain galau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Zone (Tamat)
General Fiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Highest rank #1 dalam Fiksi Umum #2 Romcom #1 Comedy #1 Komedi #1 Horor #1 Hantu (Romance-Komedi-Horor) _____ "Saya bukan pembantu, Bapak!" dengus Sagitta tidak terima. Ini hari Minggu. Haruskah ia berteriak...