"Maaf, telah membuatmu khawatir."
-Unknown-
________
Sagitta mencoba menyamakan langkahnya dengan sang bos. Gerutuan kecil dari bibirnya terdengar jelas. Ren memang sengaja memperlebar langkahnya agar sekretarisnya kewalahan. Sesekali pria itu tertawa tanpa suara melihat langkah Sagitta yang terlihat kesulitan.
Mereka akhirnya tiba di dalam pabrik. Kesan yang pertama Sagitta dapatkan adalah luar biasa. Sagitta tidak pernah memasuki pabrik. Dulu, saat ia masih duduk di bangku sekolah, ia selalu absen setiap ada kunjungan ke pabrik. Alasannya sangat klise yaitu karena sakit, keluarga yang meninggal, dan bahkan karena pernikahan kakak lelakinya.
Sagitta benar-benar terpukau hingga akhirnya dia sadar bahwa Ren tidak lagi berada di sisinya. Sial, sang bos pasti sengaja meninggalkannya.
"Mbak, lihat Pak Bos Ren?" tanya Sagitta pada salah satu buruh yang tengah mengepak parfum keluaran bulan lalu. Aroma Cherry Blossom terasa sangat kuat menyentil bulu hidung Sagitta. Sayang, Sagitta tidak seperti kebanyakan wanita yang rela menghabiskan uang untuk parfum tersebut.
"Pak Direktur? Tadi kayaknya udah ke gudang penyimpanan, Bu," jawab sang buruh wanita seraya menunjuk ke arah pintu besar yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri.
"Makasih, Mbak," ucap Sagitta tersenyum ramah.
Sagitta mempercepat langkahnya menuju gudang penyimpanan. Ia harus segera menyusul sang bos sebelum pria itu meninggalkannya sendirian. Bukannya ia tidak tahu akal bulus si bos, pria itu memang berniat mengerjainya.
Beberapa buruh menyapa Sagitta. Mau tidak mau, Sagitta harus mengeluarkan senyum manisnya. Padahal di dalam hati ia mengumpat sepanjang perjalanan.
Sagitta menelusuri isi gudang. Tapi bosnya itu belum terlihat batang hidungnya. Dengan kesal, Sagitta akhirnya memilih menelpon sang bos. Tidak ada jawaban sama sekali. Entah kenapa, Sagitta merasa tidak enak hati.
Mata Sagitta memincing ke ujung gudang. Kardus-kardus di sana tiba-tiba bergerak sendiri. Sagitta memperjelas penglihatannya, kardus itu memang bergerak sendiri padahal tidak ada orang sama sekali. Para buruh angkut sedang sibuk memasukkan kardus-kardus berisi parfum ke dalam truk. Ia yakin, tidak ada orang di sana.
Sagitta melangkah dengan pelan tanpa suara. Hampir saja jantungnya copot akibat kehadiran seorang pria yang secara tiba-tiba.
"Kamu bisa lihat aku?" Pria berwajah pucat itu juga terlihat kaget saat Sagitta menghindar saat ia muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Zone (Tamat)
Narrativa generale[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Highest rank #1 dalam Fiksi Umum #2 Romcom #1 Comedy #1 Komedi #1 Horor #1 Hantu (Romance-Komedi-Horor) _____ "Saya bukan pembantu, Bapak!" dengus Sagitta tidak terima. Ini hari Minggu. Haruskah ia berteriak...