😦23. Fakta😦

21.1K 1.5K 24
                                    

"Saya normal. Buktinya saya jatuh cinta sama kamu."

-Ren-

______Mulmed: Abang Sean ______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______Mulmed: Abang Sean ______

"Aduh, Git! Pelan-pelan!" pekik Ren kesakitan.

"Ini udah pelan, kok," dengus Sagitta.

Ren kembali meringis tatkala tangan Sagitta kembali mengompres lebaman di pipinya. Sagitta tidak main-main dengan bogemannya. Buktinya pipi Ren membiru. Entah mendapat kekuatan darimana sehingga wajah Ren menjadi babak belur seperti itu.

"Lagian Bapak, sih! Makanya kalau ngomong itu dijaga!" timpal Sagitta masih kesal.

"Saya 'kan cuma bercanda," sahut Ren.

"Iya, bercanda. Tapi buktinya emang udah nyosor saya dua kali. Kalau gini, saya jamin bakal ada sosoran yang ketiga kalinya," sinis Sagitta. Ren menyengir.

"Kalau itu saya juga jamin," kekeh Ren membuat Sagitta menekan luka di bibir Ren.

"Aww!"

"Jangan macam-macam, Pak! Saya nggak mau main api sama Bapak," ancam Sagitta dengan mata yang melotot sempurna.

"Kapan saya ngajak kamu main api, Git? Minum air hangat aja masih hembus-hembus," ucap Ren dengan wajah polos.

Ugh! Bosnya ini polos bikin pengen ditabok sekali lagi. Ren tidak tahu atau memang sedang bepura-pura tidak tahu?

"Seharusnya Bapak ngerti maksud saya main api itu apa," dengus Sagitta.

"Emang apa?" tanya Ren kepo.

"Selingkuh."

"Selingkuh? Saya sama kamu?" tanya Ren terlihat dungu.

"Emang siapa lagi?" Sagitta memutar bola matanya dengan malas.

"Emangnya saya mau selingkuh sama kamu?"

Buk! Buk! Buk!

Sagitta menyerang lengan Ren dengan tonjokan-tonjokan kecil. Hal itu membuat Ren mengaduh kesakitan. Sungguh, Sagitta sangat brutal hari ini.

"Jangan sok bodoh, Pak! Apa yang orang lain pikirin kalau Bapak nyium saya? Sementara Bapak punya pacar?" teriak Sagitta.

"Itu pikiran orang-orang, Git. Tapi bagi kit--"

"Saya nggak suka, Pak! Hubungan kita cuma sekretaris dan bos! Bapak harus tahu batasan itu!" serbu Sagitta dengan amarah yang meletup-letup.

Ren ternganga. Ia tidak tahu bahwa candaannya berpengaruh sebesar ini. Apakah ia terlalu keterlaluan?

"Git, saya ...."

"Tahu begini saya memilih kalah hari ini, Pak! Saya bukan wanita murahan!"

Sagitta langsung meninggalkan Ren sendirian. Pria itu bergeming. Ia masih tidak percaya dengan reaksi Sagitta.

Free Zone (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang