Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

Bab 6 - Sisi Lain

26.4K 3.2K 91
                                    

Terkadang, seseorang harus terlihat kuat untuk menutupi segala kerapuhannya.
*****
B2C
Bab 6
*****


"Meskipun di apartemen saya nggak ada absen, tapi saya tetap nggak bisa tolerir kalau sampai kamu telat!"

Kata-kata Aiden terus berdengung di telinga Vio tiap detik. Alhasil gadis itu sama sekali tidak bisa tidur nyenyak, sebab ia tahu sendiri bagaimana mengerikannya Aiden meskipun dia hanya telat beberapa menit. Sekarang, Vio hanya mengenakan kaos dan celana jeans tiga perempat. Cukup santai, tetapi masih tergolong sopan untuk bertamu. Toh, seharian ini, sepertinya Vio akan membersihkan apartemen super mewah milik Aiden. Jadi, tidak perlu berpakaian rapi seperti saat menjadi sekretaris.

Kemarin Pakde Jino dan Budhe Sri, tetangga kampung yang sudah dipercaya Vio sejak dulu, telah tiba di Jakarta. Sekarang dua orang itu telah berada di kontrakan minimalisnya, untuk menjaga Ayah tercinta. Setidaknya, Vio sedikit lega karena tidak perlu khawatir ayahnya akan jatuh sendiri dari ranjang, karena sepasang suami istri itu sudah menganggap ayahnya seperti adik sendiri.

Dengan gugup, Vio memencet tombol interkom, sembari melirik jam yang ternyata masih cukup jauh dari waktu kesepakatan mereka. Tak lama setelahnya, Aiden muncul dengan mata menyipit dan rambut acak-acakan.

"Terlalu pagi, tapi lebih baik daripada kamu terlambat."

Aiden menyuruhnya masuk. Sedangkan Vio merasa sangat canggung, sebab penampilan Aiden jauh dari ekspektasi Vio sebelumnya. Ia pikir, setidaknya Aiden akan mengenakan busana santai, meskipun akan cerewet menyuruhnya mengerjakan ini itu.

"Tugas saya, apa saja, ya? Mau dimulai dari mana?"

Aiden sepertinya masih setengah sadar karena merespon dengan cukup lama. "Kamu bisa bersihkan semuanya, kecuali kamar saya. Setelahnya kamu bisa masak."

Vio menelan ludah. Ini akibatnya jika dia tidak bertanya pada Aiden tentang tugas yang akan dia kerjakan. Vio hanya menyetujui Aiden, mengingat waktu kerjanya, dan ... sudah. Dia kembali melakukan tugasnya menjadi sekretaris. Ngomong-ngomong, daripada asisten pribadi, kenapa Vio lebih mirip menjadi pembantu, ya? Tapi, Vio juga tidak peduli, yang penting dia bisa menggaji, dan memesan jasa home care untuk ayahnya.

Violeta tidak bisa memasak. Itu pernyataan sekaligus fakta. Dia tak pernah tahu bagaimana selera lidah Aiden. Selama ini, Vio hanya memasak masakan sederhana yang bisa dicerna ayahnya dengan baik. Jadi, untuk laki-laki sehat seperti Aiden, Vio tidak tahu harus memasak apa. Tapi, jika mengutarakan, sudah kepalang tanggung. Vio memilih mengerjakan tugasnya, sembari berpikir, masakan sederhana yang bisa Vio eksekusi dengan baik.

Sedangkan Aiden sudah kembali ke kamarnya setelah menunjukan beberapa bagian di apartemennya. Sepertinya laki-laki itu kelelahan selepas bertemu banyak client dalam satu hari. Dan karena banyak progres perusahaan yang harus di cek, Vio tetap berada di kantor untuk memantau progres.

Sebenarnya, untuk ukuran laki-laki apartemen Aiden terbilang cukup rapi. Bahkan Vio tak menemukan debu tebal di berbagai sudut. Hanya belum dibersihkan ala kadarnya. Perabotnya juga cukup minimalis, khas laki-laki pada umumnya, jadi Vio tidak kesulitan untuk menata beberapa buku yang sempat berantakan sebelum Vio datang.

Aiden turun ketika Vio sudah menyentuh dapur. Laki-laki itu terlihat lebih segar dengan rambut basah, dan pakaian santai yang sudah berganti. Pada akhirnya, Vio memutuskan untuk membuat nasi goreng. Meski dia harus menanak nasinya terlebih dahulu, karena bahan makanan di kulkas Aiden yang sangat terbatas. Melihat Bosnya yang sudah duduk di meja pantry, Vio inisiatif bertanya, "Mau minum apa, Pak?"

B2C: Benar-benar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang