Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Bab 7 - Umpan Yang Mulai Nampak.

26.6K 3.1K 67
                                    

"Karena saya peduli dengan kamu. Itu sudah cukup buat dijadikan jaminan, bukan?"
*****

B2C

Bab 7

*****


Aiden tahu, Vio sedang bergerak gelisah di tempatnya. Sedangkan genggaman gadis itu pada ponselnya mengerat seperti baru saja mendapat kabar buruk.

"Ada apa?"

Vio terlihat kebingungan. Namun, akhirnya dia mendongak menatap Aiden setelah meletakan ponsel. "Saya harus kembali sekarang, Pak. Maaf."

Gadis itu menunduk sebelum berlari mengambil tasnya dengan terburu-buru. Aiden mengerutkan kening bingung, ketika melihat nasi padang milik Vio masih tersisa separuh. Sebelum gadis itu membuka pintu, Aiden lebih dulu menahan lengannya.

"Kenapa?"

Aiden terkejut karena dia menjumpai Vio yang menangis dalam diam. Mungkin, gadis itu sengaja menahan isak tangisnya, supaya terlihat baik-baik saja di depan Aiden. Violeta menggeleng. Melepas tangan Aiden yang memenjara lengannya, dan menghapus air mata dalam satu usapan. "Saya harus pulang sekarang, Pak. Maaf," kata gadis itu dengan suara bergetar.

Aiden menjadi tidak tega sendiri. Melihat Vio yang menangis tanpa sebab setelah semuanya baik-baik saja, Aiden yakin pasti ada sesuatu yang buruk sedang menimpa gadis itu.

"Saya antar. Kamu kelihatan kacau."

Namun, gadis itu menggeleng dengan tegas. "Nggak perlu, Pak. Kalau sempat, nanti malam saya akan ke sini lagi untuk menyelesaikan pekerjaan saya."

Belum sempat Aiden menyela, gadis itu sudah berlari dengan terburu-buru dan menghilang di balik lift. Aiden menggeleng tak habis pikir. Sikap alami dari Violeta yang nampak dari awal pertemuan mereka adalah sikap keras kepala gadis itu jika melakukan sesuatu. Aiden masih ingat betul tiga hari pertama ketika Vio bekerja. Gadis itu selalu melewatkan makan siangnya, dan selalu pulang paling akhir hanya untuk mempelajari tugasnya dengan baik. Sekarang, entah untuk apa, gadis itu kukuh pada pilihannya untuk menyelesaikan masalah baru yang sepertinya baru gadis itu alami.

Entah hanya perasaan Aiden atau bukan, nasi padang yang menjadi favoritnya mendadak hambar, sedangkan perutnya menjadi kenyang. Ia menatap nasi padang milik Vio yang masih ada diatas meja cukup lama, sampai dia memutuskan membuang sisa nasi itu dalam tempat sampah.

Aneh sekali, Aiden sama sekali bukan tipikal orang yang suka membuang-buang makanan. Dulu, dia pernah mengalami fase paling sulit dalam hidupnya. Terpisah dari keluarga, menjadi korban penculikan, menjadi gelandangan yang bahkan harus mengais tempat sampah untuk mengisi perutnya sendiri. Hidupnya sekarang memang sangat jauh lebih beruntung, namun dia tidak bisa membohongi diri bahwa masa lalunya belum usai.

Ada alasan besar di mana dia menggunakan nama Aiden Oktorio Naratama sebagai nama paten yang menemani sisa hidupnya, dan ada alasan yang tak kalah besar, ketika dia menggunakan nama Araka untuk menjadi nama perusahaan alat kesehatan yang siap bersaing pada pangsa bisnis kesehatan.

Katakan Aiden selama ini bodoh karena memilih untuk tidak hidup tenang. Nyawanya bisa hilang kapan pun jika dia tidak waspada. Namun, itu lebih baik daripada dia harus merelakan nyawa kakak kandung dan keponakannya sendiri untuk memuaskan dendam orang itu.

Majesty.

Orang yang sama yang membunuh hampir seluruh keluarganya. Orang yang ternyata memiliki dendam terselubung pada ayahnya. Dan yang baru saja Aiden ketahui dari penyidikan melelahkan selama bertahun-tahun, ayahnya bukan orang biasa.

B2C: Benar-benar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang