Apa yang sudah ditabur di masa lalu, itulah yang akan dituai di masa depan.
*****
B2CBab 3
*****
Violeta berulang kali merutuk dalam hati, sedangkan otaknya berpikir keras atas apa yang telah ia lakukan saat hari di mana wawancara dimulai. Wawancara dengan Aiden memang berjalan dengan baik, namun itu tak menjamin apa pun, apalagi skill yang ia miliki masih sangat jauh dari sekretaris yang Aiden cari. Apalagi, pertemuan pertamanya dengan calon pimpinannya itu tidak berakhir baik. Sekarang, ia hanya bisa menunggu keajaiban, dan mempertaruhkan diri.
Jika ia diterima, ada banyak waktu yang harus dipertaruhkan, terutama waktu untuk mengurus ayahnya. Sedangkan jika ia ditolak, ia harus siap rugi besar dan bekerja lebih keras, karena terlanjur membawa ayahnya turut serta.
Violeta mengurut pelipisnya, sesekali netranya memandang kemeja putih yang kemarin ia kenakan. Kemeja putih yang menurutnya masih layak dan terakhir kali dipakai saat ospek penerimaan mahasiswa baru. Ia tak memiliki kemeja polos selain itu. Sama sekali tak sempat membeli yang baru, sedangkan kemeja lain sudah mulai kusam. Arve Event Organizer telah menyediakan seragam, jadi Violeta tak pernah pusing memikirkan penampilannya.
Sekarang, bertemu dengan Aiden rasanya ia tak akan sanggup. Ia merutuki sikap konyolnya yang menunggu Aiden seharian hanya untuk minta maaf. Kecerobohannya membuat ungkapan maaf itu tak sempurna. Aiden melihatnya. Laki-laki itu menyadari kancing kemeja keduanya terbuka. Ia benar-benar malu. Apalagi, ketika laki-laki itu melarangnya untuk kembali mengikat rambutnya, sudah pasti laki-laki itu melihat lebih dari yang Violeta bayangkan.
Violeta bergidik membayangkannya.
Laki-laki sekaku Aiden, tidak mungkin bertindak amoral, kan? Pikiran Vio berusaha memberikan sugesti positif. Jika Aiden bukan laki-laki baik, bisa jadi Vio langsung diterkam di tempat. Namun, laki-laki itu malah menegurnya dengan cara yang sebenarnya cukup sopan. Namun, tetap saja membuat Violeta malu bukan kepalang. Dia nggak pernah pamer dada woy!
Sepertinya, dia harus mempertimbangkan penampilannya jika diterima di perusahaan itu.
"Vi ...."
Suara lirih ayahnya membuatnya kembali ke realita. Seakan menarik kesadaran bahwa pria paruh baya yang nyaris terbujur kaku di sebelahnya, menjadi fokus utama.
"Kenapa Ayah? Urine bag-nya bocor, ya? Vio telat ganti, sih, tadi."
ayahnya menggeleng dengan perlahan.
"Atau ... Dc-nya udah waktunya ganti? Tapi Vio belum tahu perawat homecare di sini, besok Vio cari tahu."
Namun, ayahnya masih menggeleng.
"Ma ... hal."
Vio menghela napas, cukup tahu dengan segala resikonya. Gaya hidup di Ibukota lebih mahal berkali lipat. Namun, ini sudah jadi pilihannya.
"Ya, masak Vio ganti sendiri. Mana bisa! Tabungan Vio masih cukup. Ayah nggak usah khawatir."
Ayahnya berulang kali mengerjapkan mata. "Ker ... ja ma ... na?"
Violet mengusap pelan bahu ayahnya. Semenjak stroke menyerang satu-satunya keluarga yang tersisa dalam hidupnya, kulit laki-laki itu berubah menjadi sangat sensitif, sehingga mudah luka.
"Oh, Vio baru daftar di Araka Healthindo. Doakan, ya, Yah."
Sang Ayah memalingkan muka. Sedang Violeta tak mampu membaca raut wajah ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
B2C: Benar-benar Cinta
RomansaVioleta hanya ingin kehidupan yang lebih baik bagi dia dan ayahnya yang harus menjalani rawat jalan akibat stroke. Di sisi lain, masa lalu serta dendam bagi orang yang telah membunuh keluarganya lantas membuat Aiden mengumpulkan informasi selama ber...
Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi