Chapter 2.

880 82 6
                                    

Happy reading!

***
Jihoon sadar ada saat dimana dia harus menyerah pada cintanya, dan mungkin inilah saatnya.

--

"Wae Jihoon-ah?" Tanya Seungcheol.

"Aku akan bercerai, hyung."

Jeonghan dan Seungcheol terbelalak kaget. Tidak menyangka dengan keputusan si mungil.

"Aku sudah mengurus surat perceraian antara aku dan Soonyoung, pengacara Yoongi hyung sudah mengurus semuanya, suratnya akan dikirim ke kantor Soonyoung besok." Jelas Jihoon.

"Kau yakin?" Tanya Jeonghan. Jujur saja dia merasa terkejut mendengar semua pernyataan jihoon.

"Aku yakin hyung, aku akan bicara dengan Soonyoung nanti." Kata Jihoon.

Seungcheol menghela nafas, dia sudah tau kalau si brengsek Soonyoung selingkuh. Ingin rasanya dia menghabisi Kwon Soonyoung karena menyakiti Jihoon sampai seperti ini. Kalau saja dia tidak di ancam oleh Jeonghan, pasti lelaki hamster itu sudah habis ditangannya.

"Lalu kau akan kemana setelah bercerai dengan dia, Jihoon-ah?" Tanya Jeonghan. Namja berwajah lembut itu sudah duduk disebelah jihoon dan menggenggam jemari pemuda mungil disamping nya dengan lembut.

"Aku akan pulang ke Busan, Hyung. Yoongi hyung sudah menungguku pulang," Jihoon tersenyum simpul. Dia berusaha meyakinkan kedua sahabat sekaligus hyung nya ini kalau dia baik-baik saja.

"Kami selalu mendukung keputusan mu chagi, aku ingin kau bahagia setelah ini," Ucap Jeonghan. Dia memeluk Jihoon erat, mengelus punggung pemuda yang sudah dianggap adik kandung nya ini.

"Aku akan bahagia hyung." Jawab Jihoon.

Meski berkata demikian, jihoon tidak yakin apakah dia bisa bahagia setelah melepaskan orang dia cintai dengan seluruh hatinya.

--
"Dari mana saja?"

Suara dingin Soonyoung menyeruak begitu saja ke pendengaran Jihoon. Pemuda mungil itu terlonjak sesaat dan melihat suaminya tengah duduk diruang tengah dalam kegelapan.

"Bertemu Jeonghan hyung. Kau tumben sekali sudah pulang?" Tanya Jihoon.

Tentu saja pemuda mungil itu bingung, pasalnya saat ini baru menunjukkan pukul delapan malam dan suaminya ini sudah pulang.

"Kenapa memangnya? Kau takut kalau aku tau kau bermain bersama lelaki lain diluar sana!?" Kata Soonyoung. Pemuda itu masih menggunakan nada dinginnya pada Jihoon.

Sedangkan Jihoon yang dituduh seperti itu langsung kaget. Tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Soonyoung.

"N--ne?"

"Aku tau kau pulang dengan Seungcheol tadi! Darimana saja kau sampai pulang jam segini dengan suami orang, hah!?" Namja yang saat ini sudah berdiri menjulang dihadapan Jihoon itu tengah menatap tajam, tidak peduli tangis si mungil yang mulai luruh.

"Keumanhae," Lirih Jihoon.

"Kau mau menjadi jalang!" Sentak Soonyoung.

"Jebal Keumanhae,"

"Kau itu ingin merebut Seung--"

"KEUMANHAE!!" Jerit Jihoon 

Soonyoung tampak kaget namun segera mengkondisikan kembali dirinya.

"Kau menuduhku seperti itu tapi yang melakukan semua itu adalah kau sendiri! Kau pikir aku tidak tau kalau selama ini kau bermain dibelakang ku bersama karyawan mu, Wonwoo! kau bahkan menyentuhku tapi kau malah membayangkan Wonwoo yang kau sentuh! Aku tau kenapa kau mulai berubah, aku tau kenapa kau selalu pulang larut malam, tidak pernah memakan masakan ku lagi, dan berubah dingin terhadapku! Aku tau karena kau sudah ada Wonwoo dihidupmu!" Seru Jihoon.

Soonyoung yang mendapat cercaan seperti itu lantas mematung. Tidak menyangka Jihoon tau semua itu.

"Tadinya aku ingin menyerahkan ini padamu besok, tapi karena kau sudah pulang disaat aku belum tidur, aku kan menyerahkan ini sekarang." Jihoon memberikan sebuah amplop coklat besar pada suaminya -ah mungkin mantan suaminya.

"Mari bercerai, aku sudah menandatangani ini, tinggal kau yang harus menandatangani ini. Aku akan pergi malam ini, jadi kau bisa membawa Wonwoo kapanpun kerumah ini." Ucap Jihoon. Dia berlalu melewati Soonyoung dengan air mata masih berderai dipipinya.

Jihoon membereskan semua bajunya dan barang-barang penting miliknya kedalam koper besar. Tangisnya semakin menjadi saat mendengar langkah kaki Soonyoung mendekatinya.

"Jihoon-ah," Lirih Soonyoung.

Jihoon menggigit bibirnya,  tidak membalas panggilan Soonyoung.

"Jangan pergi," Lirih Soonyoung.

"Jebal," Lanjutnya.

Yang lebih tua mendekati Jihoon dan memeluknya dari belakang. Menyandarkan kepalanya di puncak kepala si mungil.

"Jangan seperti ini, Soon-ah. Aku harus pergi dan kau bisa bersama Wonwoo." Ucap Jihoon.

"Tidak! Aku ingin bersamamu, bukan bersama Wonwoo." Ucap Soonyoung.

Bahu Jihoon semakin bergetar mendengar penuturan Wonwoo.

"Aku tidak bermaksud seperti itu Jihoon-ah, aku-- aku hanya merasa bosan dan Wonwoo hanya menjadi pelampiasan ku. Kumohon jangan pergi," Jelas Soonyoung.

"Jangan seperti ini, kau semakin menyakiti ku Kwon. Aku tetap ingin kita bercerai, karena kau tau-" Jihoon memutar tubuhnya sehingga pelukan Soonyoung terlepas.

"Kau tidak akan membiarkan ada orang ketiga masuk dihubungan kita kalau kau benar-benar mencintai ku. Sebosan apapun kau pada ku, kalau kau memang mencintai ku kau tidak akan melakukan itu." Jelas Jihoon.

"Aku pergi, jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu." Ucap Jihoon.

Pemuda itu mengambil kopernya dan berlalu pergi. Meninggalkan Soonyoung dan semua kenangan mereka selama tujuh tahun ini.

Meninggalkan seluruh kebahagiaan nya disini. Bersama dengan kenangan menyakitkan yang telah ditorehkan padanya.

***TBC.
Jangan lupa vote dan comment yaa  <3
P.s. seperti biasa, dibuka kolom hujat😄

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang