Chapter 1.

1.1K 77 5
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote dan comment:*

***

Lee Jihoon sangat membenci yang namanya penghianatan. Dia tidak bisa memaafkan penghianatan macam apapun.

Dan sayangnya, pemuda bertubuh mungil itu harus mendapat penghianatan dari orang terdekat nya.

Kwon Soonyoung. Suami yang sudah dinikahi nya selama 5 tahun.

Jihoon membenci Soonyoung.

Jihoon membenci Wonwoo yang menjadi selingkuhan suaminya.

Dan, Jihoon membenci dirinya sendiri karena tidak bisa melakukan apapun karena dirinya terlalu mencintai Soonyoung.

-
"Kau tau kau tidak harus bertahan, Jihoon-ah." Ucap Jeonghan -sahabat terbaik Jihoon.

"Aku terlalu mencintainya, Hyung. Aku tidak bisa melepaskan dia begitu saja." Sahut jihoon.

"Tapi kau akan semakin menderita kalau begini terus, Jihoon-ah." Jeonghan menghela nafas melihat sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya terpuruk seperti ini.

"Aku akan menyerah nanti hyung,"

"Nanti kapan! Apa harus aku mengatakan ini kepada Seungcheol dan membiarkan suamimu dihajar olehnya!" Sentak Jeonghan.

Jihoon reflek menggenggam tangan Jeonghan dan menggeleng ribut. Air matanya tanpa sadar keluar begitu deras.

"Jangan.. hiks.. hyung kumohon jangan lakukan itu." Kata Jihoon.

"Uljima.." Suara parau Jeonghan membuat Jihoon semakin menangis. Dia merasa bersalah karena Jeonghan merasa sedih karena masalah dirinya.

"Aku.. hiks.. aku tidak bisa melepaskan Soonyoung begitu saja hyung. Tidak sekarang. Aku masih membutuhkan dia untuk saat ini." Ucap Jihoon.

Jeonghan meremat jemari jihoon semakin erat. Dia tidak bisa membiarkan jihoon menderita, tapi dia juga tidak bisa berbuat apapun untuk adiknya ini.

"Berhenti saat kau benar-benar sudah tidak sanggup, arraseo?" Lirih Jeonghan.

Jihoon tersenyum dan mengangguk pada Jeonghan. Ya, setidaknya sampai jihoon lelah dan berhenti berharap suaminya akan seperti dulu lagi.

***
Soonyoung melangkahkan kakinya memasuki rumah yang sudah ditempatinya selama kurang lebih 5 tahun itu. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi saat dia sampai.

"Jihoon-ah, belum tidur?" Tanya Soonyoung saat melihat istrinya duduk diruang tengah dalam kegelapan.

Lelaki itu begitu heran, karena biasanya Jihoon sudah tertidur saat dirinya kembali entah darimana.

"Menunggumu." Jawab Jihoon singkat.

"Tumben sekali." Kata Soonyoung. Lelaki itu mendekati jihoon dan turut duduk disamping pemuda mungilnya.

"Ada apa?"

Jihoon menoleh dan mendapati Soonyoung menatap nya begitu heran.

"Soonyoung-ah, kenapa selalu pulang jam segini?" Tanya jihoon.

Soonyoung yang mendapat pertanyaan random dari jihoon segera mengalihkan pandangannya. Menghindari iris si mungil yang hendak bertatapan dengannya.

"Aku sangat sibuk dikantor."

Hanya itu jawaban yang jihoon terima dari Soonyoung.

"Benarkah?"

"Eoh, wae?"

"Tidak, hanya saja dulu kalau kau sibuk, kau masih sempat menghubungi ku paling tidak sekali sehari. Tapi sekarang tidak pernah, apa memang Soonyoung-ie ku sangat sibuk sampai tidak pernah memberi kabar." Ucap Jihoon.  Mata pemuda itu tampak mengarah kedepan dengan pandangan kosong.

"Aku memang sangat sibuk. Lagipula aku bukan remaja yang harus selalu memberi kabar ketika pergi!" Ucap Soonyoung begitu dingin.

Jihoon tertawa miris, dia kembali menatap Soonyoung yang masih enggan menatap nya.

"Begitu ya?" Helaan nafas terdengar dari bibir jihoon.

"Kalau memang sibuk tidak apa, tapi tolong kabari aku kalau tidak makan malam dirumah. Jadi aku tidak menyia-nyiakan makanan setiap harinya." Ucap Jihoon lembut.

Soonyoung hanya diam,  bahkan saat jihoon beranjak dari sampingnya.

"Mau mandi atau langsung tidur? Akan ku siapkan air hangat kalau kau mau mandi dulu." Ucap Jihoon.

"Mandi." Jawab Soonyoung.

Jihoon berjalan kearah kamar mandi didalam kamarnya. Menyiapkan air hangat untuk Soonyoung mandi dan membiarkan suaminya mandi sedangkan dirinya berbaring ditempat tidur mereka.

Jihoon berbaring membelakangi pintu kamar mandi. Dia pura-pura tertidur saat Soonyoung keluar dan berbaring disamping nya.

Tidak ada kecupan didahi ataupun pelukan hangat yang jihoon terima seperti biasanya. Dan tanpa Soonyoung ketahui, Jihoon kembali menangis tanpa suara karena perlakuan nya.

***
Jihoon terbangun dengan mata sembabnya. Tidak ada Soonyoung disamping nya. Dia yakin suaminya itu sudah pergi pagi-pagi sekali, karena itu memang kebiasaan nya sejak 7 bulan yang lalu.

"Semangatlah Kwon Jihoon!" Ucapnya pada diri sendiri.

Dia sudah rapi, mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans hitam. Dia akan menemui Jeonghan di Cafe nya.

-
"Jeonghan hyung,"

Jeonghan menoleh dan tersenyum lebar melihat Jihoon.

"Eoh Jihoon-ah."

Jihoon tersenyum sendu pada Jeonghan. "Hyung bisakah kita bicara diruanganmu?"

"Eh.. oke," gagap Jihoon.

"Ajak Seungcheol hyung juga." Sambung jihoon.

Jeonghan makin bingung, namun dia tetap mengangguk dan memberi pesan pada Seungcheol untuk ketempatnya.
.
"Wae Jihoon-ah?" Tanya Seungcheol.

"Aku akan bercerai, hyung."

**bersambung..

Lanjut ga?

P.s. maaf bgt belum bisa Update Wanna One, tapi udah lagi ditulis kok. Tungguin aja ya, insyaallah dalam waktu dekat aku bakal Update. Thank you <3

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang