Chapter 9.

737 70 4
                                        

Masih adakah yang menunggu cerita ini?
Maafkan aku yang lama ga Update:"( semoga cerita ini bisa mengatasi kegabutan kalian dirumah.
Happy reading! Jangan lupa vote dulu sebelum membaca:)

***
Setelah kejadian yang menimpa Wonwoo beberapa minggu yang lalu, Soonyoung semakin berhati-hati dalam bertindak. Tidak ingin lagi dia menyakiti orang yang tidak bersalah hanya karena emosi dan ke-egoisannya.

Pun sudah selama itu namja Kwon itu tidak mengunjungi -ah lebih tepatnya mengawasi jihoon. Fokusnya hanya pada Wonwoo dan kandungan nya.

Bukannya sudah tidak peduli, namun kejadian yang menimpa Wonwoo beberapa minggu yang lalu membuat Soonyoung lebih ketat mengawasi Wonwoo. Tidak ingin hal itu terulang dan menyebabkan kandungan Wonwoo kembali bermasalah.

"Hhh.." Helaan nafas Soonyoung terdengar berat.

Rindu jihoon, batinnya.

"Soonyoung-ie, wae?"

Soonyoung tersentak kala merasakan lengannya di sentuh. Wonwoo sama terkejut nya, apalagi melihat respon Soonyoung yang hendak menampik tangannya.

"Ah, ani. Mian," Jawab Soonyoung.

"Jinjja?"

Soonyoung mengangguk sebagai jawaban, matanya kembali memandang kosong ke arah televisi yang menampilkan program komedi yang tadinya tengah mereka tonton. Tapi jujur saja, fokus Soonyoung bukan kepada layar kotak yang ada di hadapannya, namun pada pemuda mungil yang dia tidak tahu bagaimana kabarnya saat ini.

"Soonyoung-ah, ada apa? Kau melamun terus, apa ada masalah?" Lagi, suara Wonwoo membuat Soonyoung tersentak.

"Ah tidak, aku hanya lelah. Aku istirahat dulu." Ucap Soonyoung.

Wonwoo memandang sendu punggung Soonyoung yang kian menjauh. Jujur saja, Wonwoo merasa begitu nyaman dengan sikap Soonyoung padanya belakangan ini. Hatinya berdesir hangat tiap Soonyoung begitu perhatian padanya.

"Apa eomma salah mulai mencintai appa barumu?" Gumam Wonwoo seraya mengelus perutnya yang kian hari kian membesar itu.

Senyumnya terlihat begitu miris. Ada sebuah rahasia yang tidak bisa ia ucapkan. Tidak sekarang.

---
Yoongi memandang sendu adiknya yang kini malah tersenyum begitu lebar. Perasaan tidak rela hinggap tatkala dirinya harus meninggalkan Jihoon di kota kelahirannya ini. Adik kecil yang terlihat kuat di luar namun nyatanya begitu rapuh itu sangat ingin Yoongi lindungi. Ia tidak ingin ada seorangpun yang kembali menyakiti adiknya, tidak lagi!

"Hyung jangan bersedih terus," Ucap Jihoon.

Yoongi menggenggam tangan jihoon dengan lembut, "Uri Jihoonie, gwenchana?"

Jihoon mengangguk lucu, tangannya balik menggenggam tangan Yoongi berusaha meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.

"Apa hyung tinggal disini saja?"

"Hyung~~~" Rengek nya.

"Tapi hyung ingin selalu bersamamu, Jihoon-ah." Ucap Yoongi.

Jihoon sampai heran, kemana sikap swag yang selalu hyung nya perlihatkan itu? Kenapa malah terus merengek baik pada Jihoon maupun Jimin agar terus tetap tinggal di Daegu?

"Sugar, kita sudah di sini lebih dari satu minggu. Kau tau aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku terlalu lama." Jimin menyela saat Yoongi akan kembali merengek.

"Jiminie,"

"Tidak apa, hyung. Lagipula disini ada Jungkook dan Taehyungie hyung yang menemaniku." Kata Jihoon.

Pada akhirnya Yoongi menghela nafas sedih, "Ne ne, hyung akan pulang. Tapi ingat kalau ada apa-apa langsung hubungi hyung, ne?"

"Iya hyung," Ucap Jihoon.

Dua tsundere itu lantas berpelukan erat, Yoongi sebenarnya yang tidak ingin meninggalkan adiknya. Mau disini saja kalau bisa.

Setelah terlepas, lantas jimin yang bergantian memeluk adik iparnya ini.

"Jaga kesehatan,  jangan lupa minum selalu susu dan vitamin mu, arraseo?" Kata jimin.

"Aku tau hyung, kau sudah mengatakannya berkali-kali." Kekeh Jihoon.

"Jungkook dan Taehyung akan kembali malam ini, jangan sungkan untuk minta tolong pada mereka, ne," Kata Jimin lagi.

"Ne, Hyungie. Aku kan bukannya baru mengenal mereka berdua. Hyung tenang saja," Jihoon melepas pelukannya dan jimin. Kemudian mendorong yang lebih tua agar cepat berjalan ke mobilnya.

"Sudah sana pulang, kasihan Yoonji yang sampai tertidur menunggu eomma dan appa nya." Lanjutnya.

Jimin terkekeh, lantas mengacak rambut Jihoon pelan. "Arra, dasar anak nakal. Kalau begitu hyung pulang dulu, jaga dirimu baik-baik." Jimin melambaikan tangannya sebelum masuk ke mobilnya.

Yoongi menatap Jihoon sendu, "Hyung pulang, ne. Kau jaga diri baik-baik."

"Ne hyung, aku bukan anak kecil kau tau itu," timpal jihoon. Namja manis itu terkekeh ketika hyung nya kembali memeluknya erat.

Setelahnya Yoongi mengikuti jimin yang sudah masuk lebih dulu. Mobil yang ditumpangi dua hyung nya itu meninggalkan pekarangan rumah baru jihoon.

"Tinggal kita berdua, aegi-ya." Gumam Jihoon sembari mengelus perutnya.

Namja manis itu lantas masuk kembali kerumah nya. Sepertinya ia harus mulai biasa hidup sendirian mulai sekarang.

**
Perjalanan Daegu-Seoul menempuh hampir 4 jam membuat pasangan mini-mini itu begitu lelah. Namun keduanya sama-sama menyengrit melihat mobil yang tidak asing lagi bagi mereka terparkir di depan gerbang rumah mereka.

"Sialan, Soonyoung!" Desis Yoongi.

"Language, sweetheart." Kata jimin.

Yoongi menoleh, suara jimin begitu rendah dan ia tau bahwa jimin sama tidak sukanya melihat Soonyoung.

"Kau masuk kedalam duluan, kasihan anak kita terlihat begitu lelah." Titah jimin.

"Tapi.."

"Turuti saja ucapanku Park Yoongi."

Yoongi mengangguk, dia turun lebih dulu membawa Yoonji. Matanya sempat bertemu dengan si bajingan sipit, namun dengan berat hati ia hiraukan berusaha tidak melayangkan tinjunya.

"Kwon Soonyoung-ssi, bukankah sudah kukatakan untuk tidak lagi datang kemari."

***
TBC.

Note:
Maaf buat temen-temen yang setia menunggu dan mau baca cerita ini. Akhir-akhir ini aku sibuk banget dengan urusan kampus dan lain2. Belum lagi karena covid-19 yang sedang merambah Indonesia jadinya kuliah di online kan, dan itu bener-bener menyiksa. Tugas numpuk, ga bisa cari referensi buku, dll itu bikin kepala pusing. Jadi maafkan aku kalo Update nya mungkin lama terus. Stay healthy for everyone. Sudah pada tahu cara pencegahan nya kan, mari laksanakan bersama demi kesehatan bersama. Dirumah aja ya guys. Thank you.

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang