Chapter 10.

763 62 17
                                    

Hallo everyone! Masih adakah yang menunggu cerita ini? I hope so:) Btw chapter ini aku percepat alurnya yaa, jangan lupa tekan bintang sebelum membaca:)

Happy reading!

***
5

tahun berlalu.

Sudah lima tahun semenjak Jihoon pindah ke Daegu dan sudah lima tahun pula ia tidak pernah lagi bertatap muka dengan Soonyoung. Namja manis itu juga sudah melahirkan anak lelaki manis, mirip sekali dengan Jihoon, walaupun matanya sama persis dengan Soonyoung. Lee Chan namanya.

Tentu saja Lee, Jihoon tidak mungkin menggunakan marga Kwon meski Chan adalah anak kandung mantan suaminya itu. Ia tidak ingin lagi berhubungan dengan Soonyoung meski hatinya tidak bisa menampik kalau dia begitu merindu.

"Eomma!" Pemuda manis dengan suara nyaring itu menghampiri eomma nya yang kini tengah duduk di bangku taman yang mereka kunjungi.

"Chanie, papa Mingyu eodi?" Tanya jihoon sesaat setelah anaknya berada tepat di depannya.

"Katanya mau membeli eskrim untuk eomma dan Chanie." Kata anak itu riang.

Jihoon terkekeh, lantas membawa anaknya duduk disamping nya.

"Senang bermain bersama papa Mingyu?" Tanya Jihoon.

Jisoon mengangguk semangat, "Ne! Kapan-kapan kita main lagi ne eomma,"

Jihoon mengangguk lucu, sungguh walaupun Jihoon sudah mempunyai satu anak tapi kelucuannya tidak pernah pudar.

"Chanie~~"

"Papa!" Seru Chan saat melihat Mingyu datang seraya membawa eskrim kesukaannya.

Pemuda kecil itu melompat dari pangkuan Jihoon dan menghampiri Mingyu dengan riang. Jihoon terkekeh kecil melihatnya.

"Jja~ ini untuk Chanie dan ini untuk eomma nya Chanie." Ucap Mingyu sembari memberikan eskrim yang dibawa nya pada Chan dan Jihoon.

"Terimakasih papa," Ucap chan antusias.

"Terimakasih, gyu."

Mingyu tersenyum manis, dia lantas duduk disamping Chan. Tangannya mengelus surai chan lembut, sungguh siapapun yang melihatnya akan berpikir mereka keluarga yang sempurna.

"Aigoo, kalian lucu sekali." Kekeh Mingyu.

"Aku tidak lucu, gyu." Desis jihoon.

Sedangkan Chan hanya terfokus pada eskrim nya yang kian mengecil.

"Hyung, yakin tidak mau menikah denganku?"

Ya, mereka belum menikah, meski Mingyu terus memintanya bahkan Chan sudah memanggilnya papa.

"...."

Jihoon terdiam, lagi, tawaran Mingyu yang sudah dia tolak enam bulan belakangan ini.

"Ah maaf hyung," Lirih Mingyu.

"..."

Keheningan menyergap diantara mereka, topik itu memang sangat sensitif bagi jihoon. Mingyu memang orang yang baik, hanya saja Jihoon belum bisa membuka hatinya untuk siapapun. Tidak untuk saat ini.

"Papa, menikah itu apa?"

Pertanyaan chan sontak membuat kedua orang dewasa itu menoleh pada anak kecil ditengah-tengah mereka yang tengah mengedipkan matanya polos.

Kedua orang dewasa itu lantas tersendat, bingung bagaimana mau menjelaskan pada anak ini.

"Ekhm.. menikah itu hidup bersama dengan orang yang dicintai," Jelas Mingyu.

Jihoon masih terdiam.

"Huh?"

"Sudah uri Chanie akan mengerti saat sudah dewasa," Kata Jihoon.

"Chaa~ sudah saatnya untuk pulang. Kajja," namja manis itu lantas berdiri dan mengulurkan tangannya pada anak satu-satunya itu.

Mingyu tersenyum maklum, dia lantas mengikuti Jihoon berdiri dan menggendong Chan dengan satu tangannya. Sedangkan tangan satunya menggenggam jemari Jihoon dengan lembut.

---
Soonyoung semasuki rumahnya yang saat ini dalam keadaan sepi. Helaan nafas terdengar begitu saja dari bibir nya.

Lelah sekali, pikirnya.

Namja itu langsung masuk ke kamarnya dan melihat anaknya yang terlelap diatas ranjangnya. Senyum sedih lantas terukir begitu saja melihat putranya begitu menggemaskan tertidur diranjang besarnya.

"Maafkan appa, Woomin-a." Lirih Soonyoung sesaat setelah duduk disamping anaknya.

Rasa sesal karena terus meninggalkan putranya untuk bekerja dan terus bekerja. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa setiap melihat Woomin, ia akan selalu merasa bersalah meski ia tahu dirinya sangat menyayangi Woomin.

"Eoh, appa." Suara kecil itu menyadarkan Soonyoung.

"Eoh, apa appa menganggumu?"

Woomin meringkuk, mendekat ke arah Soonyoung yang lantas membawa anaknya itu kedalam dekapannya.

"Anhiyo appa," Jawabnya.

"Woomin tidurlah lagi, appa harus membersihkan diri dulu." Ucap Soonyoung.

Gumaman Woomin terdengar begitu Soonyoung membaringkan tubuhnya mungil itu kembali keranjangnya. Ia lantas bergegas untuk membersihkan diri dan kembali merebahkan dirinya di samping Woomin yang sudah terlelap.

"Aigoo, anak appa begitu menggemaskan." Ucapnya.

Namja Kwon itu memandang sendu bocah yang kini di dekatnya. Selalu, perasaan bersalah menghampiri dirinya hampir setiap saat. Oleh karena itu dia selalu menyibukkan diri dengan bekerja dan bekerja. Bahkan hingga terkadang melupakan anaknya yang jelas masih membutuhkannya.

"Maafkan appa yang belum bisa menjagamu dengan baik," Lirih Soonyoung.

"Maafkan aku juga Wonwoo--

--karena belum bisa mencintaimu dengan tulus dan hanya menyakitimu, bahkan hingga akhir hayatmu."

--TBC.

Is there anyone who watch 2gether the series?

Jujur aja ini bukan kali pertama ku nonton BL drama, but the chemistry between Sarawat and tine make me so damn crazy. Tapi endingnya cukup mengecewakan buat aku, ga sesuai ekspektasi aja gitu.

By the way, I'm sorry for everyone who read and wait for this story. Aku ga bisa Update cepet karena semenjak ada kuliah online, semua tugas jadi menumpuk secara bersamaan.

Tetep stay di rumah ya temen-temen, kasian tenaga medis kalo kita tetep rewel pengen beli baju lebaran di mall atau tempat-tempat perbelanjaan yang sekarang malah makin rame. Nyawa kita lebih berharga dibanding dua potong baju lebaran:) thank you.

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang