Chapter 5.

741 65 8
                                    

Setelah sekian lama ga Update.
Happy reading!

***
"Sialan!" Umpatan itu keluar begitu saja dari bibir Yoongi. Dia menatap nyalang kearah pengacaranya.

"Apa kau bilang? Yang benar saja pengacara Kim, dia tidak ingin menandatangani surat perceraian nya dengan adikku tapi dia malah akan menikahi Jeon Wonwoo?!" Seru Yoongi.

"Saya juga tidak tahu alasan pastinya nyonya Park, tapi saya dengar Jeon Wonwoo sedang hamil dan itu anak dari mr. Kwon." Jelas pengacara Kim.

"Bajingan! Apa mau namja itu sebenarnya!? Tidak cukupkah dia menyakiti adikku!?"

Yoongi melempar map berisi surat perceraian adiknya. Ruangan kantor jimin terasa mencekam karena amarah Yoongi.

"Sugar, tenanglah. Biar aku yang menyelesaikan ini. Kau hanya harus fokus pada kesehatan Jihoon dan juga bukankah kau harus menjemput Yoonji dari rumah Namjoon hyung. Kita sudah terlalu lama menitipkan putri kecil kita disana." Kata jimin.

Yoongi menghela nafas, dia berusaha menetralkan nafasnya yang memburu. Dia menatap jimin dengan sendu.

"Maafkan aku," Lirih Yoongi.

"Jangan beritahu jihoon apapun. Kalau Jihoon bertanya tentang perceraian itu katakan saja kalu mereka sudah resmi bercerai." Lanjut Yoongi.

"Baik nyonya Park." Pengacara Kim lantas meninggalkan ruangan setelah mendapat anggukan dari Park Jimin.

"Kau harus tenang hyung, kau hanya harus memperhatikan kesehatan Jihoon dan bayinya. Biar masalah Soonyoung biar aku yang mengurusnya." Ucap Jimin. Namja Park itu memeluk Yoongi erat, membiarkan namja mungil itu tenggelam di pelukannya.

--
Jihoon saat ini tengah duduk di ruang tengah sembari menonton televisi. Di pangkuan nya terdapat setoples cookies buatan Yoongi yang terus ia suapkan kemulut nya.

"Baby-ya, eomma ingin jalan-jalan. Tapi sepertinya diluar sangat panas, menurutmu bagaimana?"

Jihoon berkata sembari mengelus perutnya, seolah bayi yang ada di dalam perutnya akan menjawab pertanyaannya.

"Bagaimana kalau kita membuat jus saja?" Ucap Jihoon.

Baru saja hendak melangkah ke dapur, dia mendengar pintu depan terbuka dan menampilkan sosok hyung dan juga keponakan nya, Park Yoonji.

"Yoonji-ya!!" Seru Jihoon.

"Samchon!" Yoonji lantas berlari dan memeluk pamannya dengan erat.

"Yoonji rindu Samchon." Kata Yoonji.

"Eoh, Nado Yoonji-ya." Ucap Jihoon.

Yoongi terkekeh melihat interaksi putri dan juga adiknya. Jihoon lebih terlihat cerah setelah melihat Yoonji, dan Yoongi harap Jihoon tidak terlarut akan masalahnya dengan Soonyoung.

"Kenapa Yoonji lama sekali dirumah Joonie Samchon?" Tanya jihoon.

"Yoonji senang karena bisa bermain bersama Woojin oppa." Ucap Yoonji lucu. Senyum lebar nya membuat jihoon gemas dan ikut tersenyum.

"Apa Yoonji juga mau bermain bersama Samchon?" Tanya jihoon.

Yoonji mengangguk semangat, "Ne! Apa Samchon mau bermain ke taman bersama Yoonji?"

"Tentu saja, tapi sebelumnya Samchon mau membuat jus untuk dedek bayi. Apa Yoonji juga mau?"

Balita itu menatap bingung, "Apa ada dedek bayi?  Yoonji mau melihat dedek bayi, dimana Samchon dedek bayinya?"

Jihoon tertawa kecil, dia berdiri dan menggandeng tangan Yoonji sebelum berjalan menuju dapur.

"Dedek bayinya belum lahir. Yoonji harus sabar menunggu," Jelas Jihoon.

"Berapa lama Samchon?"

"Masih lama, Yoonji harus bersabar, ne?"

"Ne! Ayo Samchon Yoonji mau jus buatan Samchon." Yoonji menarik jihoon dengan semangat menuju dapur.

Sedangkan yang ditarik hanya terkekeh kecil melihat tingkah laku keponakan nya itu.

***
"Hanya sampai bayi ini lahir Wonwoo-ya." Ucap Soonyoung saat mereka memasuki apartemen Soonyoung.

Mereka baru saja selesai melaksanakan pemberkatan. Tidak ada pesta, Soonyoung menikahi Wonwoo juga karena dia harus bertanggung jawab akan apa yang telah dia lakukan. Mereka tidak pulang ke rumah utama Soonyoung, karena jelas itu hanya milik Jihoon-nya.

"Arra," Ucap Wonwoo.

"Itu kamarmu," Soonyoung menunjuk pintu berwarna coklat tak jauh dari ruang tengah.

"Tidak bisakah kita satu kamar?" Tanya Wonwoo.

Soonyoung menggeleng tegas, meski dia tau dialah yang harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Tapi dia harus tegas dan tidak memberi harapan apapun pada namja berwajah emo itu.

"Tidurlah." Singkat Soonyoung. Namja Kwon itu lantas berlalu begitu saja tanpa melihat Wonwoo yang tersenyum sendu.

Wonwoo berjalan pelan menuju kamar barunya. Hidupnya akan berubah mulai saat ini. Seorang simpanan yang dengan kurang ajar merebut tempat sang pemeran utama.

"Maafkan aku Jihoon-ssi. Aku harus melakukan ini, aku tidak ingin anakku lahir tanpa orangtua lengkap." Lirih Wonwoo sebelum memejamkan matanya.

Tanpa Wonwoo tau akan ada anak yang lahir tanpa orangtua lengkap disamping sosok itu.

--TBC.

Aku sekalinya Update pendek banget. Mianhae yeorobun...

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang