Chapter 6.

689 67 5
                                    

Aku Update tengah malem gini ya:v maafin aku yang baru muncul setelah sekian lama menghilang. Maafkan juga kalo cerita ini malah makin gaje. Happy reading!

***
Enam bulan sudah berlalu. Kian hari kandungan Jihoon semakin besar, dia pun semakin bangkit dan melupakan masalahnya dengan Soonyoung. Berkat kakak dan kakak iparnya yang merawatnya dengan baik. Dan jangan lupakan si kecil Yoonji yang selalu menghiburnya yang terkadang masih sedih.

Seperti saat ini, si kecil Yoonji sedang mengelus perutnya Jihoon dengan lembut. Bibirnya mengoceh seolah bayi dalam perut jihoon akan meyahutinya.

"Samchon, apakah masih lama untuk melihat dedek bayi?" Tanya Yoonji.

"Eum, tiga bulan lagi." Jawab Jihoon.

"Apakah tiga bulan itu lama?"

Jihoon tersenyum gemas, "Anhi, tiga bulan itu sebentar asalkan Yoonji mau bersabar. Nde? "

Yoonji tersenyum lebar dan mengangguk lucu. Jihoon yang melihat itu semakin gemas pada bocah dihadapan nya. Wajah Yoonji benar-benar duplikat Yoongi, terlihat manis dan menggemaskan.

"Yoonji-ya, Jihoon-ah, ayo makan siang," Teriakan Yoongi sampai ketelinga dua orang yang sedari tadi sibuk bercanda.

"NE!" Sahut jihoon.

"Kajja Yoonji-ya." Lanjutnya. Si kecil menggandeng jemari jihoon dan melangkah riang menuju sang eomma.

"Eomma!" Seru Yoonji.

"Aigoo, putri eomma yang cantik, seru sekali bermain dengan Samchon." Kata Yoongi.

"Eum! Yoonji ingin segela belmain dengan dedek bayi, tapi kata Samchon masih halus menunggu tiga bulan lagi," cerita si kecil dengan antusias.

"Eum, Yoonji harus sabar menunggu." Kata Yoongi.

Yoongi menggendong Yoonji dan mendudukan gadis kecil itu di kursi khususnya. "Sekarang, mari makan dulu ne." Lanjutnya.

Gadis itu makan dengan semangat sembari sesekali berceloteh riang. Bercerita apapun yang membuat kedua orang yang berada di dekatnya tertawa kecil karena celotehannya.

Hingga suara dering telfon rumah Yoongi berdering membuat mereka menghentikan aktifitas mereka.

"Hyung angkat dulu," Yoongi hendak beranjak sebelum jihoon menyela.

"Anhi, biar aku saja hyung. Hyung disini saja menemani Yoonji makan," Ucap Jihoon.

"Apa tidak apa-apa?"

Jihoon mengangguk sebagai balasan, lantas namja itu berjalan menuju tempat telfon yang berada diruang keluarga yang tak jauh dari ruang makan. Meski sedikit lambat karena perutnya yang kian besar, namun dia masih bisa mengatasinya.

"Yeoboseo?" Ucap Jihoon ketika gagang telfon itu sudah ada digenggamannya dan menempelkan ditelinga nya.

Alisnya terangkat ragu, pasalnya tidak ada sahutan dari seberang sana.

"Hallo? Ini siapa?" Tanya jihoon lagi.

Masih tidak ada jawaban. Jihoon jadi berpikir ini hanya orang iseng.

"Maaf saya tutup kalau tidak ada yang ingin anda sampaikan," Kata Jihoon.

Sempat jihoon dengar kerusuhan dari seberang sana. Membuat dahi jihoon mengkerut heran.

"Ada kepentingan apa sebenarnya? Kalau tidak ada saya tutup telfonnya!" Ucap Jihoon sedikit geram.

"Tunggu!"

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang