Chapter 11.

530 60 10
                                    

Setelah sekian lama:" aku ga bakal panjang lebar, cuma mau minta maaf karena udah gantungin kalian. Jangan lupa vote sebelum membaca yaaa.

Happy reading!!

***

Tepat pada hari kelahiran Woomin, Jeon Wonwoo meninggal dunia karena pendarahan hebat. Dia pergi meninggalkan putranya tanpa mampu menyentuhnya untuk terakhir kali. Pun kata maaf pada suami yang sampai akhir hayatnya tak mampu tersampaikan. Jeon Wonwoo pergi dengan segala penyesalan dan rahasia yang entah kapan akan terungkap.

***
Soonyoung lagi-lagi berkutat dengan segala dokumen yang menumpuk di meja kerja. Mengabaikan sang anak yang sedari tadi bermain sendiri di ruangan kantor sang CEO.

"Appa?" Suara Woomin menyapa lugu.

"Wae Woomin-a?" Jawabnya tanpa melirik sang anak.

"Appa, lapar." Katanya.

"Sebentar, sebentar lagi apa selesai."

Sudut-sudut bibir Woomin melengkung ke bawah. Rasa lapar yang bocah yang berusia lima tahun itu main lagi dengan semua mainan yang disediakan sang ayah.

"Appa! Lapar!" Ucap Woomin dengan suara yang lebih keras.

Kwon Soonyoung menghela nafas panjang, merasaan pada sang anak karena memang sudah waktunya makan siang.

Dengan segera, Soonyoung menghampiri sang jagoan dan langsung membawanya menuju kafetaria yang ada di lantai satu kantornya.

"Cha ~ Woomin ingin makan apa hari ini?" Tanyanya.

"Eum ~" dengan lucu Woomin meletakkan jari telunjuknya di dagu, melakukan pose berpikir dengan lucu.

"Ingin kimchi bokkeumbap dengan telur mata sapi, boleh appa?"

Alis Soonyoung terangkat pelan, "lagi? Bukankah pagi tadi sudah memakan itu?"

"Tapi Woomin suka, rasanya sangat enak. Nomu joha," Ucapnya dengan senyum lebar.

"Ne ne, Woomin boleh memesan kimchi bokkeumbap sepuasnya." Kata Soonyoung sambil terkekeh.

Sepanjang perjalanan menuju kafetaria kantor yang terletak di lantai dasar, banyak pasang mata yang menatap Soonyoung dengan pandangan kagum. Siapa yang sangka Kwon Sajangnim yang terkenal dingin bisa berubah seutuhnya jika bersama sang anak.

"Min-ie mau ikut appa ke Daegu tidak?" Tanya Soonyoung.

"Eum?"

"Appa ada pekerjaan di Daegu, dan appa tidak tega jika meninggalkan Woomin sendiri. Otte?"

"Apa kita bisa jalan-jalan juga disana appa?"

Soonyoung mengangguk sebagai jawaban. Tangannya kembali menyuapkan kimchi bokkeumbap yang sedari tadi sudah terhidang. Namja Kwon itu terkekeh kecil ketika melihat mata sang anak berbinar senang. Namun tak lama bibir kecil itu melengkung ke bawah.

"Wae?" Tanya Soonyoung.

"Tapi sekolah Woomin bagaimana appa?"

Soonyoung tersenyum kecil mendengar pertanyaan anaknya ini.

Ku kira apa, pikirnya.

"Gwenchana, nanti appa akan meminta izin pada Park Saem. Jadi bagaimana? Masih mau ikut appa?"

"ne! tentu saja woomin ingin ikut." 

Kedua nya lantas kembali bercanda tawa tanpa mepedulikan tatapan penuh damba dari karyawan-karyawannya.

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang