Chapter 3.

853 77 7
                                    

Adakah yg rindu cerita ini? Gaada? Yaudah, happy reading!

***
Jihoon melangkah pelan memasuki halaman rumah yang sudah lama tidak dikunjungi nya ini. Menarik koper besar yang dibawa nya dengan susah payah.

Hampir pagi saat pemuda mungil itu sampai di Busan. Untungnya dia masih bisa mendapat tiket  kereta, kalau tidak mungkin dia sedang luntang lantung di jalanan.

Jihoon menekan bel rumah itu, sekali, dua kali, saat hendak memencet untuk yang ketiga kalinya pintu rumah sudah terbuka dan menampilkan sosok kakaknya yang berbalut piama kumamon.

"Hyung," Lirih Jihoon.

Min -maksudnya Park Yoongi, namja manis itu sontak terkejut melihat kedatangan adiknya pagi buta begini.

"Astaga Jihoon-ah!" Seru Yoongi sembari memeluk Jihoon.

"Aku sangat merindukanmu hyung," Kata Jihoon.

"Hyung juga merindukanmu." Ucap Yoongi.

"Jihoon-ah gwenchana?" Yoongi bertanya masih dalam keadaan memeluk adiknya.

"Aku-- hyung, aku-- kenapa sakit sekali? Kenapa Soonyoung setega ini padaku! Hyung aku harus bagaimana!?"

Jihoon meraung dalam pelukan Yoongi. Sedangkan Yoongi jelas kaget dan langsung membawa Jihoon masuk kedalam sedangkan Jimin -suami Yoongi- yang dari tadi hanya melihat mereka, mengambil koper Jihoon dan membawanya masuk serta menutup pintunya.

"Jihoon-ah tenanglah. Ada hyung disini, kau tidak sendirian. Hyung mohon jangan menangisi si brengsek Soonyoung lagi." Kata Yoongi.

Yoongi ikut menangis saat melihat adiknya meraung dan menjeritkan nama Soonyoung serta rasa sakit yang diberikan namja itu. Yoongi menyayangi Jihoon walau mereka hanya saudara tiri. Dia sungguh menyayangi adiknya karena hanya dia keluarga yang tersisa yang Yoongi miliki.

"Hyung-- hyung ini sakit hiks.. sakit sekali. Aku tidak bisa hyung, bagaimana bisa aku malah memilih bercerai sedangkan-- sedangkan aku-" ucapan jihoon yang semakin lirih serta tubuhnya yang semakin bertumpu pada Yoongi, membuat yang lebih tua merasa panik.

"Jimin-ah, Jihoon pingsan,  tolong bawa dia ke kamar." Seru Yoongi.

Jimin jelas langsung menggendong Jihoon dan membawa adik iparnya itu ke kamar yang memang sudah disiapkan.

"Jimin-ah, bagaimana ini," Ucap Yoongi panik.

"Hey, tenang lah, aku akan panggil dokter Kim untuk memeriksa Jihoon. Arraseo," Ucap Jimin. Namja itu lantas mengecup puncak kepala Yoongi,  berusaha menenangkan istrinya sebelum beranjak hendak menghubungi dokter Kim.

"Jihoon-ah, jangan seperti ini, hyung sedih sekali melihat mu terluka seperti ini." Lirih Yoongi. Dia duduk di pinggir ranjang sembari mengelus rambut jihoon lembut.

Jihoon nya terluka, adiknya yang sangat berharga terluka karena si brengsek Soonyoung. Yoongi jelas tidak akan memaafkan namja Kwon itu. Tidak akan pernah!

***
"BRENGSEK!"

Suara Seungcheol menggema diruang kerja Soonyoung. Namja Choi itu baru saja melayangkan tinjunya kearah Soonyoung. Sedangkan Soonyoung menubruk meja kerjanya hingga menimbulkan suara keras.

"KAU BENAR-BENAR BRENGSEK KWON! Selama ini aku membiarkan mu karena aku menghargai Jihoon. Tapi kau bahkan malah menuduhnya berselingkuh denganku!" Ucap Seungcheol.

"Aku benar-benar ingin membunuhmu sekarang juga, sialan!" Seru Seungcheol. Namja itu hendak memukul Soonyoung lagi namun tubuhnya sudah ditarik kebelakang oleh dua orang keamanan di kantor Soonyoung.

"LEPASKAN AKU! AKU HARUS MEMBUNUH ORANG TIDAK TAU DIRI ITU!" Teriak Seungcheol.

Seungcheol masih terus memberontak, amarahnya benar-benar ada di ubun-ubun. Keinginan menghabisi Soonyoung sangat besar sekarang.

"Bawa dia pergi pak," Suara asing hinggap ditelinga Seungcheol,  membuat namja yang sedari tadi memberontak itu menoleh dan mendapati pemuda jangkung tengah berdiri memandangnya datar.

"Oh kau Jeon Wonwoo itu?" Sinis Seungcheol.

"Bukan urusan mu," Jawab Wonwoo.

"Oy Kwon, jalang mu datang membantu ternyata." Kata Seungcheol sinis.

Soonyoung diam saja, namja itu bahkan masih terduduk dengan pandangan kosong. Dia bahkan diam saja saat Wonwoo membantunya berdiri.

"Kau tak apa?" Tanya Wonwoo. Soonyoung mengerjap namun tidak membalas ucapan Wonwoo.

"Kenapa masih disitu!? Bawa dia pergi!" Sentak Wonwoo.

Kedua keamanan tadi menyeret Seungcheol yang kembali memberontak.

"Lepaskan," Lirih Soonyoung.

Wonwoo menoleh bingung, "Ne?"

"Lepaskan Seungcheol hyung. Dan kalian bisa kembali bekerja," Ucap Soonyoung membuat Seungcheol berhenti memberontak.

"Dengar atasanmu! Lepaskan aku!" Sentak Seungcheol.

Kedua keamanan itu keluar setelah mendapat perintah lagi oleh Soonyoung.

"Kau juga bisa keluar dari ruanganku Wonwoo-ssi," Ucap Soonyoung.

"Tapi Soonyoung aku--"

"Aku atasanmu, sopanlah sedikit kepadaku. Sekarang keluar," Ucap Soonyoung tegas.

Wonwoo keluar dengan wajah masam. Mengabaikan begitu saja tatapan sinis Seungcheol terhadapnya.

"Maafkan aku hyung," Ucap Soonyoung.

"Minta maaflah pada Jihoon brengsek! Kau berselingkuh dan bahkan menuduh jihoon berselingkuh! Dimana otakmu! Tidak kah kau tau berapa banyak air mata yang Jihoon keluarkan hanya untuk menangisi orang tidak tau diri sepertimu!" Cerca Seungcheol.

"Aku tau aku brengsek hyung, aku menyesal. Jihoon pergi aku harus bagaimana?" Kata Soonyoung. Namja itu kembali luruh, berlutut dihadapan Seungcheol.

"Urus surat perceraian kalian secepatnya. Aku tidak mau Jihoon terus terikat dengan lelaki sepertimu." Ucap Seungcheol sinis.

Soonyoung mendongak, "Tidak! Aku tidak akan bercerai dengan Jihoon!"

"Jangan egois Kwon! Biarkan Jihoon bahagia dengan orang lain yang tidak menyakiti nya." Ucap Seungcheol. Namja itu berlalu meninggalkan Soonyoung yang menatap tajam punggung Seungcheol yang terus menghilang dari ruangannya.

"Tidak akan! Jihoon hanya akan bahagia bersamaku. Aku mencintai Jihoon dan tidak akan melepaskan dia begitu saja!" Ucap Soonyoung.

Katakan Soonyoung egois,  tapi dia tidak ingin kehilangan cintanya. Dia akan mempertahankan Jihoon bagaimana pun caranya.

**bersambung..

Lanjut ga? Vote dan comment jgn lupa. Kalo mau hujat juga boleh😁 btw suaranya Woozi pas nanti what kind of future dalem bgt ya, jd makin cinta.

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang