Chapter 4

744 70 14
                                    

Setelah sekian lama ga Updateㅠㅠ mianhae yeorobun.

Happy reading!

***
Soonyoung menjadi lebih temperamental setelah Jihoon pergi. Dia menjadi kasar pada semua orang bahkan pada Wonwoo.

Pikirannya kacau, dia tau Jihoon ada dimana. Tapi dia tidak tahu bagaimana cara membawa Jihoon kembali. Jihoon sangat membenci penghianatan, Soonyoung sangat tahu itu. Tapi dia dengan bodoh nya malah melakukan sesuatu yang sangat Jihoon benci.

"Mr. Kwon," Suara Wonwoo membuat Soonyoung mendongak.

"Hm,"

"Bisakah kita bicara, Soon-ah." Ucap Wonwoo.

"Aku mohon, ini sudah melewati jam kerja jadi aku hanya ingin bicara denganmu sebagai seorang kekasih," Lanjut Wonwoo, dia tahu Soonyoung akan menolaknya tapi paling tidak dia berusaha bicara dengan Soonyoung.

Soonyoung menghela nafas, dia beranjak dari kursi kerjanya dan melangkah menuju sofa setelah mengangguki permintaan Wonwoo.

"Soonyoung--"

"Tidak, Wonwoo-ya. Kali ini aku yang akan bicara." Sela Soonyoung.

"Aku minta maaf, tidak seharusnya kau menjadi simpananku selama ini. Aku sangat menyesal pada Jihoon maupun dirimu. Aku tahu kau orang baik, maaf telah merusakmu." Ucap Soonyoung.

"Kau tidak salah, maaf menghancurkan hubungan rumah tangga kalian. Seharusnya aku menolaknya dulu, bukan malah menerima dengan senang hati." Ucap Wonwoo.

Soonyoung menyesal, dia menghancurkan dua orang sekaligus karena keegoisan nya. Tapi Soonyoung tahu, dia harus memilih mana hati yang akan di kejar. Dan orang itu bukan Wonwoo.

"Soonyoung, aku tahu ini salah, tapi kau tidak bisa meninggalkan ku." Lirih Wonwoo.

"Maksudmu?"

Soonyoung gelisah, bagaimana mungkin Wonwoo tidak membiarkan nya pergi? Tidak mungkin kan kalau Wonwoo--

"Aku hamil,"

--fuck!

***
Yoongi duduk gelisah, kondisi Jihoon semakin menurun. Dia juga selalu bangun tengah malam dan menangis histeris. Belum lagi pengacara nya mengatakan kalau Kwon brengsek itu tidak mau menandatangani surat perceraian dengan adiknya.

"Jim, Aku tidak ingin Jihoon seperti ini." Lirih Yoongi.

Jimin memeluk Yoongi, menenggelamkan wajahnya didada Jimin.

"Tenang lah, kita bicara baik-baik pada jihoon. Aku yakin dia mampu melewati semua ini." Ucap Jimin.

"Tapi kau tau kalau dia sedang--"

"Hyung," Lirihan Jihoon terdengar dibalik punggung Jimin. Kedua namja yang tadi saling berpelukan itu lantas melepaskan pelukannya dan menatap Jihoon.

"Emm-- maaf mengganggu hyung." Lirih Jihoon.

Yoongi menghampiri Jihoon dan merangkul bahunya. Membawa namja mungil itu untuk duduk di sofa ruang tengah.

"Jihoon-ie ingin sesuatu?" Tanya Yoongi.

"Aku hanya lapar dan ingin sekali makan masakan hyung," Ucap Jihoon.

"Akan hyung masakan," Ucap Yoongi semangat. Bagaimana tidak, Jihoon beberapa hari ini hanya makan beberapa suap, itu pun harus dipaksa.

"Kau mau hyung masakan apa? Katakan, hyung akan memasak apapun yang kau minta." Lanjutnya.

Jihoon tersenyum simpul, "Aku hanya ingin nasi goreng hyung, maaf merepotkan mu."

Yoongi menggeleng ribut, "Tidak! Kau tidak pernah merepotkan, arra. Hyung senang sekali ada kau disini."

"Terimakasih hyung," Ucap Jihoon.

"Kau tunggu disini, hyung akan memasak untukmu," Ucap Yoongi. Namja pucat itu lantas segera ke dapur dan memasak permintaan jihoon.

"Jihoon-ah," panggil Jimin.

"Ne, hyung." Jawab Jihoon.

"Kau tidak rindu pada kakak iparmu ini, hm?" Tanya Jimin.

Mata Jihoon berkaca-kaca, dia sangat rindu dengan kakak iparnya itu. Jangan salah paham, Jimin dan Jihoon  sudah mengenal dari sebelum Jimin menikah dengan kakaknya. Yoongi mengenalkan Jimin sebagai pacarnya saat Jihoon masih duduk di bangku SMA. Saat itu Jimin langsung akrab dengan Jihoon karena mereka sama-sama menyukai tarik suara. Selain itu, Jimin adalah pelindung untuk dia dan kakaknya setelah orangtua mereka meninggal karena kecelakaan.

"Hyung," Lirih Jihoon. Air mata si mungil menetes saat Jimin memeluknya erat.

"Adikku," Lirih Jimin. Dia mengelus punggung Jihoon agar si mungil tenang.

"Hyung terimakasih sudah bersama Yoongi hyung selama ini." Kata Jihoon.

"Hyung mencintai Yoongi hyung mu, dan hyung juga menyayangimu. Jangan bersedih lagi, kesedihan kalian adalah kehancuranku." Ucap Jimin.

"Maafkan aku, hyung dan Yoongi hyung pasti sangat kerepotan saat aku datang kesini." Kata Jihoon.

"Tidak, kami sangat menyayangimu, jadi kami tidak pernah menanggap kau merepotkan. Kami malah senang kau disini," Jimin melepas pelukannya dan menatap Jihoon sambil mengerling.

"Terutama hyungmu, dia sangat senang karena tidak lagu berjauhan dengan adik kesayangannya ini. Dan aku juga senang karena Yoongi dan  kau tidak akan sendirian karena kalian saling memiliki," Lanjutnya.

"Aku tau hyung," kekeh Jihoon.

"Maaf aku bertingkah kekanakan beberapa hari ini."

Jimin menggeleng pelan, "Itu hal wajar, Jihoon-ah. Tapi hyung tidak mau kau seperti itu lagi, pikirkan kesehatanmu, arra."

Jihoon mengangguk, menghapus air matanya dan berterima kasih pada Jimin.

"Seru sekali sepertinya," Ucap Yoongi.

Jihoon mengangguk semangat, "Aku senang berada disini hyung,"

Yoongi tersenyum simpul, menaruh nampan berisi nasi goreng dimeja di hadapan Jihoon.

"Makanlah, kau tidak makan beberapa hari ini. Lihat pipi tembam mu hilang begitu," Ucap Yoongi.

Jihoon mengangguk, dia mengambil piringnya dan memakan dengan semangat. Mengabaikan tatapan bahagia dari kedua hyung nya.

Jihoon tahu dia harus bangkit, bukan hanya untuk dirinya. Tapi juga untuk kedua hyung nya dan juga untuk..

....calon bayinya.

---TBC.

Jangan lupa vote dan comment yaa, hujat juga gapapa😆

Affair (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang