Part 9 - Aku Milikmu

1.1K 112 22
                                    

Simpan semua resah jauh didasar samudra
Tak akan pernah resahmu jadi nyata
Simpan juga serangkaian cemburumu itu
Tak akan berguna
Selamanya hati ini milikmu, karena aku milikmu

-JAA-

💓

Klek.

Suara kunci pintu terdengar. Tanda bahwa Syasya membiarkan Rafa untuk bisa masuk ke kamar. Baru jam 10 malam, Syasya tidak mau mertuanya tahu kalo keduanya tengah marahan. Sehingga dia memutuskan untuk membukakan pintu untuk Rafa.

Tentu saja kode itu langsung bersambut. Rafa tak beranjak dari sofa yang ada didekat kamarnya. Ya setia menunggu.

"Aku minta maaf" Rafa mendudukan dirinya disamping ranjang. Syasya sudah memeluk guling dan membelakanginya.

"Aku ga cerita, karena Sheila itu hanyalah masa lalu. Lebih tepatnya masa lalu yang tak seberapa penting bagiku"

"Ga cuma kamu kok sayang, mama maupun Zara tidak ada yang tahu"

"Tapi bagaimanapun aku salah, kamu berhak tau semuanya. Maaf ya" Rafa menoleh kesamping. Sama sekali tak ada pergerakan.

Ooh melihat bahu Syasya dari samping saja, Rafa ingin sekali mendekat dan mengelusnya. Tapi sayang sekarang hanya bisa dia pandangi.

Rafa terdiam cukup lama, bingung menunggu reaksi Syasya, sudah bingung pulanakan bicara apalagi. Rasanya dia tak punya alasan lagi, karena memang alasanya hanya itu.

Rafa terus mengacak rambutnya, kondisi ini menyiksanya.

Sampai akhirnya dimenit berikutnya, perempuan yang tadi memilih memeluk bantal dan membelakanginya. Tiba-tiba bangun, menoleh ke arah Rafa dan merentangkan pelukannya.

Tentu! Tentu Rafa langsung menyambutnya tanpa komando. Syasya memeluk Rafa erat, dramanya lengkap dengan tetesan air mata yang kini ikut hadir.

"Maafin Syasya! Syasya terlalu takut kehilangan Rafa" ucap Syasya lirih. Namun tentu masih sangat jelas dikuping Rafa.

Rafa mengusap pungung istrinya dengan lembut. Dirinyapun juga sangat takut kehilangan Syasya.

"Maafin aku juga yang" balas Rafa.

Tetes air mata Syasya akhirnya reda. Namun adegan keduanya masih sama. Masih saling memeluk dan mengusap.

"Yaang.. Sya pengen kue cubit!!"

Kalimat itu langsung membuat mata Rafa melebar, pun akhirnya membuatnya melepas pelukannya.

"Kamu ngindam??"

"Ga tau!! Tapi Sya pengen banget makan itu!"

"Sekarang!"

Rafa kelojotan. Masalahnya ini sudah jam 10 malam, dimana dia bisa menemukan yang namanya kue cubit.

Dan rasanya ini ngindam pertama istrinya sangat tidak mungkin Rafa tidak menurutinya. Rafa adalah lelaki yang seandainya saja bintang bisa dibeli, akan dia belikan untuk istrinya itu.

Siluet Jingga di Langit Jelita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang